PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG KEBERAGAMAN BUDAYA BANGSAKU PADA PEMBELAJARAN TEMATIK DI KELAS IV SEKOLAH DASAR

Rio Rizky Bachtiar, 105060071 (2016) PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG KEBERAGAMAN BUDAYA BANGSAKU PADA PEMBELAJARAN TEMATIK DI KELAS IV SEKOLAH DASAR. Skripsi(S1) thesis, FKIP UNPAS.

[img] Text
cover - daftar isi.docx

Download (52kB)
[img] Text
lampiran & profil pribadi.docx

Download (12kB)
[img] Text
poin2.docx

Download (27kB)
[img] Text
bab 1.doc

Download (112kB)
[img] Text
BAB II.docx

Download (38kB)
[img] Text
bab III.docx

Download (68kB)
[img] Text
BAB IV.rtf
Restricted to Repository staff only

Download (24MB)
[img] Text
BAB V.docx
Restricted to Repository staff only

Download (18kB)
[img] Text
Daftar Pustaka.docx

Download (16kB)
[img] Text
lampiran & profil pribadi.docx

Download (12kB)
[img] Slideshow
pp Skripsi.pptx

Download (87kB)
[img] Text
bab III.docx

Download (68kB)

Abstract

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG KEBERAGAMAN BUDAYA BANGSAKU PADA PEMBELAJARAN TEMATIK DI KELAS IV SEKOLAH DASAR (PenelitianTindakan Kelas Pada Siswa Kelas IV SDN Cibadak 02 Kecamatan Bale Endah Kabupaten Bandung Tahun Ajaran 2013/2014) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah • Kualitas pendidikan tergolong rendah • Perubahan dari KTSP ke Kurikulum 2013 • Tuntutan menjadi guru profesional • Rendahnya aktivitas dan hasil belajar di kelas IV SDN Cibadak 02 B. Identifikasi Masalah • Kurangnya motivasi belajar siswa. • Penggunaan model dan media pembelajaran yang kurang optimal bahkan kurangnya ketersediaan media. • Rendahnya kemampuan siswa tentang keberagaman budaya bangsaku. • Konsentrasi siswa terganggu karena keadaan kelas tidak kondusif. C. Rumusan Masalah • Bagaimanakah perencanaan dan penerapan model pembelajaran cooperative script tentang keberagaman budaya bangsaku? • Apakah dengan penerapan model pembelajaran cooperative script akan meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas IV SDN CIbadak 02 tentang keberagaman budaya bangsaku? • Apakah dengan penerapan model pembelajaran cooperative script akan meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN Cibadak 02 tentang keberagaman budaya bangsaku? D. Tujuan Penelitian • Secara umum : “Meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa tentang keberagaman budaya bangsaku di kelas IV SDN Cibadak 02 Baleendah”. • Secara khusus : a. Untuk mencoba merencanaan dan menerapkan model cooperative script pada siswa kelas IV SDN Cibadak 02 tentang keberagaman budaya bangsaku. b. Untuk meningkatkan aktivitas siswa kelas IV SDN CIbadak 02 tentang keberagaman budaya bangsaku dengan model pembelajaran cooperative sript ; dan c. Untuk meningkatan hasil belajar siswa kelas IV SDN Cibadak 02 tentang keberagaman budaya bangsaku dengan menggunakan model pembelajaran cooperative script. E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoretis : Secara teoretis penelitian ini diharapkan untuk dapat dijadikan bahan pengembangan pengetahuan keilmuan bagi dunia pendidikan pada umumnya dan bagi guru serta calon guru pada khususnya. 2. Manfaat praktis : a. Bagi siswa b. Bagi guru c. Bagi sekolah F. Definisi Operasional a. Aktivitas Belajar b. Hasil Belajar c. Keberagaman Budaya Bangsaku d. Model Cooperative Script BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN A. Pembelajaran Tematik dengan Subtema Keberagaman Budaya Bangsaku di Kelas IV SDN Cibadak 02 Berdasarkan Kurikulum 2013 1. Kompetensi Inti 2. Kompetensi Dasar 3. Pembelejaran Tematik di SD Kelas IV 4. Subtema Keberagaman Budaya Bangsaku 5. Aktivitas dan Hasil Belajar 6. Model Cooperative Script B. Hasil Penelitian Terdahulu • SDN Cijati Majalengka C. Kerangka Pemikiran 1. Kerangka Berpikir 2. Kerangka Berpikir Model Cooperative Script • Konidisi • Tindakan • Hasil D. Asumsi dan Hipotesis Penelitian 1. Asumsi : Merupakan suatu yang diyakini kebenarannya oleh peneliti harus dirumuskan secara jelas. 2. Hipotesis : Berdasarkan kerangka berpikir, hipotesis disini yaitu penggunaan model cooperative script dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. BAB III METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian B. Subjek dan Objek Penelitian C. Metode Penelitian • Observasi • PTK • Kombinasi • Perbaikan D. Desain Penelitian • Siklus I • Siklus II E. Operasional Variabel • Input : guru dan siswa serta bahan ajar • Proses : penggunaan model cooperative script • Output : keberagaman budaya bangsaku F. Rancangan Metode Pengumpulan Data • Angket • Wawancara • Observasi • Tes G. Pengembangan Instrumen Penelitian 1. Metode Pengumpulan Data • Angket • Wawancara • Observasi Aktivitas Siswa dan Guru • LKS 2. Teknik Pengumpulan Data • Pemberian Tes • Pengamatan (Observasi) H. Rancangan Analisis Data 1. Data Kualitatif 2. Data Kuantitatif I. Indikator Keberhasilan 1. Penilaian RPP 2. Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran 3. Hasil Belajar Siswa 4. Respons Siswa BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil Subjek dan Objek Penelitian 1. Profil Subjek Penelitian 2. Profil Objek Penelitian B. Hasil Penelitian dan Pembahasan 1. Hasil Penelitian • Perencanaan • Pelaksanaan • Observasi • Refleksi 2. Pembahasan • Hasil tes sebelum dan sesudah pembelajaran keberagaman budaya bangsaku dengan menggunakan model cooperative script • Aktivitas Belajar Siswa • Hasil Belajar Siswa BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan B. Saran • Untuk Pendidik • Untuk Peserta Didik • Untuk Sekolah • Bagi Peneliti Selanjutnya BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN A. Pembelajaran Tematik dengan Subtema Keberagaman Budaya Bangsaku di Kelas IV SDN Cibadak 02 Berdasarkan Kurikulum 2013 Kurikulum 2013 atau Pendidikan Berbasis Karakter adalah kurikulum baru yang dicetuskan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI untuk menggantikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Kurikulum 2013 merupakan sebuah kurikulum yang mengutamakan pemahaman, skill, dan pendidikan berkarakter. Siswa dituntut untuk paham atas materi, aktif dalam berdiskusi, dan presentasi serta memiliki sopan santun disiplin yang tinggi. Perubahan dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ke Kurikulum 2013 menyebabkan perubahan pada pembelajaran di kelas yang lebih mengedepankan siswa untuk lebih aktif dalam segala aspek. Pembuatan Silabus dan RPP terdapat perubahan, misalkan semula dari Standar Kompetensi diubah menjadi Kompetensi Inti (Permendikbud nomor.65 tahun 2013) Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan beberapa faktor, seperti tantangan internal yang terkait dengan kondisi pendidikan dikaitkan dengan tuntutan pendidikan yang mengacu kepada 8 standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Adapun juga tantangan eksternal antara lain terkait dengan arus globalisasi dan berbagai isu yang terkait dengan masalah lingkungan hidup, kemajuan teknologi dan informasi, kebangkitan industri kreatif dan budaya, dan perkembangan pendidikan di tingkat internasional. 1. Kompetensi Inti Kompetensi Inti merupakan terjemahan atau operasionalisasi Standar Kompetensi Lulusan dalam bentuk kualitas yang harus dimiliki oleh peserta didik yang telah menyelesaikan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu atau jenjang pendidikan tertentu. Gambaran mengenai kompetensi utama yang dikelompokkan ke dalam aspek sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran. Kompetensi Inti harus menggambarkan kualitas yang seimbang antara pencapaian hard skills dan soft skills. Kompetensi Inti berfungsi sebagai unsur pengorganisasi (organising element) kompetensi dasar sebagai unsur pengorganisasi. Kompetensi Inti merupakan pengikat untuk organisasi vertikal dan organisasi horizontal Kompetensi Dasar. Organisasi vertikal Kompetensi Dasar adalah keterkaitan antara konten Kompetensi Dasar satu kelas atau jenjang pendidikan ke kelas/jenjang di atasnya sehingga memenuhi prinsip belajar yaitu terjadi suatu akumulasi yang berkesinambungan antara konten yang dipelajari peserta didik. Organisasi horizontal adalah keterkaitan antara konten Kompetensi Dasar satu mata pelajaran dengan konten Kompetensi Dasar dari mata pelajaran yang berbeda dalam satu pertemuan mingguan dan kelas yang sama sehingga terjadi proses saling memperkuat. Kompetensi Inti dirancang dalam empat kelompok yang saling terkait yaitu berkenaan dengan sikap keagamaan (Kompetensi Inti 1), sikap sosial (Kompetensi Inti 2), pengetahuan (Kompetensi Inti 3), dan keterampilan (Kompetensi Inti 4). Keempat kelompok itu menjadi acuan dari Kompetensi Dasar dan harus dikembangkan dalam setiap peristiwa pembelajaran secara integratif. Kompetensi yang berkenaan dengan sikap keagamaan dan sosial dikembangkan secara tidak langsung (indirect teaching) yaitu pada waktu peserta didik belajar tentang pengetahuan dan keterampilan. 2. Kompetensi Dasar Kompetensi Dasar merupakan kompetensi setiap mata pelajaran untuk setiap kelas yang diturunkan dari Kompetensi Inti. Kompetensi Dasar adalah konten atau kompetensi yang terdiri atas sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang bersumber pada kompetensi inti yang harus dikuasai peserta didik. Kompetensi tersebut dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik peserta didik, kemampuan awal, serta ciri dari suatu mata pelajaran. Mata pelajaran sebagai sumber dari konten untuk menguasai kompetensi bersifat terbuka dan tidak selalu diorganisasikan berdasarkan disiplin ilmu yang sangat berorientasi hanya pada filosofi esensialisme dan perenialisme. Mata pelajaran dapat dijadikan organisasi konten yang dikembangkan dari berbagai disiplin ilmu atau nondisiplin ilmu yang diperbolehkan menurut filosofi rekonstruksi sosial, progresif atau pun humanisme. Kompetensi Dasar merupakan kompetensi setiap mata pelajaran untuk setiap kelas yang diturunkan dari Kompetensi Inti. Pada judul yang penulis kemukakan, penulis memilih KD yang berkaitan dengan judul penulis kemukakan sebagai berikut. 1. Pembelajaran 3 a. IPS 3.5 Memahami manusia dalam dinamika interaksi dengan lingkungan alam, sosial, budaya, dan ekonomi. b. PPKn 3.1 Memahami makna dan keterkaitan simbol-simbol sila Pancasila dalam memahami Pancasila secara utuh. c. PJOK 3.9 Memahami pengaruh aktivitas fisik dan istirahat yang cukup terhadap pertumbuhan dan perkembangan tubuh. 2. Pembelajaran 4 a. IPS 4.5 Menceritakan manusia dalam dinamika interaksi dengan lingkungan alam, sosial, budaya, dan ekonomi. b. PPKn 4.1 Mengamati dan menceritakan perilaku di sekitar rumah dan sekolah dari sudut pandang kelima simbol Pancasila sebagai satu kesatuan yang utuh. c. IPA 3.5 Memahami sifat-sifat bunyi melalui pengamatan dan keterkaitannya dengan indra pendengaran. 3. Pembelajaran Tematik di SD Kelas IV Kurikulum baru untuk tingkat SD/MI yang mulai diterapkan Juli 2013 menggunakan metode pembelajaran tematik integratif. Dalam metode tematik integratif, materi ajar disampaikan dalam bentuk tema-tema yang mengintegrasikan seluruh mata pelajaran. Kompetensi dari berbagai mata pelajaran diintegrasikan ke dalam berbagai tema. Untuk SD kelas tinggi pun sekarang pembelajarannya menjadi tematik, yang awalnya tematik hanya untuk kelas rendah kelas 1, 2, dan 3. Pada kurikulum baru ini, kelas IV menggunakan metode pembelajaran tematik integratif sama halnya dengan kelas rendah sewaktu masih KTSP. Dalam metode tematik integratif, materi ajar disampaikan dalam bentuk tema-tema yang mengintegrasikan seluruh mata pelajaran. Kompetensi dari berbagai mata pelajaran diintegrasikan ke dalam berbagai tema. Pada Kurikulum Baru untuk SD kelas IV disediakan banyak tema, yakni delapan tema yang berbeda. Tema yang sudah dipilih itu harus selesai diajarkan dalam jangka waktu satu tahun. Guru diberi kewenangan untuk memilih teknis pengajaran maupun durasi pembelajaran satu tema. Metode tematik ini mengintegrasikan sikap, keterampilan, dan pengetahuan dalam proses pembelajaran. Selain itu, sebuah tema juga mengintegrasikan berbagai konsep dasar yang berkaitan. Siswa tidak belajar konsep dasar secara parsial, sehingga memberikan makna yang utuh kepada siswa seperti tercermin pada berbagai tema. 4. Subtema Keberagaman Budaya Bangsaku Pada subtema Keberagaman Budaya Bangsaku, siswa dapat memperoleh pengetahuan tentang berbagai keberagaman budaya yang ada di Indonesia. Adapun manfaat dari subtema keberagaman budaya bangsaku untuk siswa sebagai berikut. a. Mencari informasi tentang keberagaman budaya bangsaku secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulis. b. Memahami keberagaman budaya yang ada di Indonesia maupun lingkungan sekitar. c. Menghargai dan membanggakan keberagaman budaya bangsaku. Berdasarkan hal tersebut, secara umum tujuan pada tema. Indahnya Kebersamaan dengan subtema Keberagaman Budaya Bangsaku, agar anak didik dapat mengenal berbagai perbedaan yang ada, serta dapat menjaga budaya yang ada. Tujuan yang lainnya juga sangat penting, baik itu yang berhubungan dengan identitas bangsa kita maupun dengan tujuan yang berkaitan dengan budaya. 5. Aktivitas dan Hasil Belajar a. Aktivitas Belajar Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran akan menyebabkan interaksi yang tinggi antara guru dengan siswa ataupun dengan siswa itu sendiri. Hal ini akan mengakibatkan suasana kelas menjadi segar dan kondusif, masing-masing siswa dapat melibatkan kemampuannya semaksimal mungkin. Aktivitas yang timbul dari siswa akan mengakibatkan pula terbentuknya pengetahuan dan keterampilan yang akan mengarah pada peningkatan prestasi. Aktivitas belajar merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk menghasilkan perubahan pengetahuan-pengetahuan, nilai sikap, dan keterampilan pada siswa sebagai latihan yang dilaksanakan secara sengaja. Aktivitas belajar merupakan segala kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi (guru dan siswa) dalam rangka mencapai tujuan belajar. Aktivitas yang dimaksudkan di sini penekanannya adalah pada siswa, sebab dengan adanya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran terciptalah situasi belajar aktif, seperti yang dikemukakan oleh Natawijaya dalam Depdiknas (2005 : 31), belajar aktif adalah “Suatu sistem belajar mengajar yang menekankan keaktifan siswa secara fisik, mental intelektual dan emosional guna memperoleh hasil belajar berupa perpaduan antara aspek kognitif, afektif dan psikomotor”. b. Hasil Belajar Hasil belajar merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran. Sudjana (2009: 3) mendefinisikan hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik. Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak). Segala upaya yang menyangkut aktivitas otak adalah termasuk dalam ranah kognitif. Ranah afektif berkaitan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi, dan nilai. Beberapa pakar mengatakan bahwa sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya bila seseorang telah memiliki kekuasaan kognitif tingkat tinggi. Ranah psikomotor merupakan ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu. Hasil belajar psikomotor ini sebenarnya merupakan kelanjutan dari hasil belajar kognitif (memahami sesuatu) dan dan hasil belajar afektif (yang baru tampak dalam bentuk kecenderungan-kecenderungan berperilaku). Ranah psikomotor berhubungan dengan aktivitas fisik, misalnya lari, melompat, melukis, menari, memukul, dan sebagainya. Dimyati dan Mudjiono (2006: 3-4) juga menyebutkan hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya pengajaran dari puncak proses belajar. Benjamin S. Bloom dalam Dimyati dan Mudjiono (2006: 26-27) menyebutkan enam jenis perilaku ranah kognitif, sebagai berikut. 1. Pengetahuan, mencapai kemampuan ingatan tentang hal yang telah dipelajari dan tersimpan dalam ingatan. Pengetahuan itu berkenaan dengan fakta, peristiwa, pengertian kaidah, teori, prinsip, atau metode. 2. Pemahaman, mencakup kemampuan menangkap arti dan makna tentang hal yang dipelajari. 3. Penerapan, mencakup kemampuan menerapkan metode dan kaidah untuk menghadapi masalah yang nyata dan baru. Misalnya menggunakan prinsip. 4. Analisis, mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan ke dalam bagian-bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik. Misalnya mengurangi masalah menjadi bagian yang telah kecil. 5. Sintesis, mencakup kemampuan membentuk suatu pola baru. Misalnya kemampuan menyusun suatu program. 6. Evaluasi, mencakup kemampuan membentuk pendapat tentang beberapa hal berdasarkan kriteria tertentu. misalnya, kemampuan menilai hasil ulangan. Berdasarkan pengertian hasil belajar di atas, disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. 6. Model Cooperative Script Model pembelajaran cooperative script merupakan penyampaian materi ajar yang diawali dengan pemberian wacana materi ajar kepada siswa, kemudian siswa diberikan kesempatan untuk membacanya sejenak dan memberikan ide-ide atau gagasan-gagasan baru ke dalam materi ajar yang diberikan guru, lalu siswa diarahkan untuk menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap dalam materi yang ada secara bergantian dengan pasangan masing-masing. 1. Prinsip model pembelajaran cooperative script sebagai berikut. a. Siswa harus memiliki persepsi bahwa mereka tenggelam dan berenang bersama. b. Siswa memiliki tanggung jawab terhadap siswa lain dalam kelompoknya, disamping tanggung jawab terhadap diri sendiri dalam mempelajari materi yang dihadapi. c. Siswa harus berpandanagn bahwa mereka semuanya memiliki tujuan yang sama. d. Siswa harus berbagi tugas dan berbagi tanggung jawab, sama besarnya diantara para anggota kelompok. e. Siswa akan diberi suatu evaluasi atau penghargaan yang akan ikut berpengaruh terhadap evaluasi seluruh anggota kelompok. f. Siswa berbagi kepemimpinan, sementara mereka memperoleh ketrampilan bekerja sama selama belajar. g. Siswa akan diminta mempertanggung jawabkan secara individual materi yang dipelajari dalam kelompok kooperatif.(Online, “karakteristik dan prinsip cooperative learning” : 2009) 2. Langkah-langkah menerapkan model pembelajaran coopertive script dalam Riayanto (2009:280) sebagai berikut. a. Guru membagi siswa untuk berpasangan. b. Guru membagiakan wacana/materi tiap siswa untuk dibaca dan membuat ringkasan. c. Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar. d. Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin dengan memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya, sementara pendengar menyimak/mengoreksi/melengkapi ide-ide pokok yang kurang lengkap dan membantu mengingat/menghafal ide/ide pokok dengan menghubungkan materi sebelumnya atau dengan materi lainnya. e. Bertukar peran, semula berperan sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya. Kemudian lakukan seperti kegiatan tersebut kembali. f. Merumuskan kesimpulan bersama-sama siswa dan guru. g. Penutup. 3. Kelebihan dan kekurangan model pembelajaran cooperative script dalam Miftahul A’la (2011: 98) adalah sebagai berikut. Kelebihan model pembelajaran cooperative script. a. Melatih pendengaran, ketelitian/kecermatan. b. Setiap siswa mendapatkan peran. c. Melatih mengungkapkan kesalahan orang lain dengan lisan. Kekurangan model pembelajaran cooperative script. a. Hanya digunakan untuk mata pelajaran tertentu. b. Hanya dilakukan dua orang (tidak melibatkan seluruh kelas sehingga koreksi hanya sebatas pada dua orang tersebut). B. Hasil Penelitian Terdahulu Hasil Penelitian terdahulu penyusun mendapatkan informasi dari salah satu SDN yang terdapat di Majalengka, bahwa pada SDN ini pernah dilakukan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan model pembelajaran cooperative script, dari hasil yang diperoleh terlihat bahwa sebagian siswa belum tuntas dalam belajarnya (pada siklus I) dikarenakan penggunaan lingkungan sekolah yang kurang spesifik dari guru sehingga kurang dapat membangkitkan siswa dalam belajar dengan optimal, sehingga siswa belum dapat menyerap materi yang diberikan oleh guru dengan baik dan benar. Setelah refleksi diri guru mengubah media pembelajaran lingkungan tanpa kertas kerja siswa dengan alat peraga lingkungan dengan penambahan lembar kerja yang harus diisi saat pengamatan yang memungkin siswa mengamati dan memperhatikan dengan baik. Hal ini dilakukan untuk penguatan siswa dalam memahami materi ternyata hasilnya lebih baik daripada siklus I (pada siklus II ). Suasana belajar terlihat hidup dan siswa sangat bergairah kalau ditinjau dari tes formatif ternyata ada peningkatan nilai rata-rata kelas dari 72 menjadi 77. Dengan melihat hasil di atas maka dapat dijelaskan: dari perhitungan rata-rata nilai yang diperoleh anak pembelajaran setelah siklus pertama dan setelah siklus kedua serta ketiga menunjukkan bahwa selalu ada peningkatan yang cukup baik hal ini menunjukkan bahwa siswa semakin menguasai materi pelajarannya jika dalam penyampaiannya dilakukan dengan menggunakan media pembelajaran yang bersifat interaktif dalam proses belajar sehingga ia akan mendapatkan hasil belajar yang baik. Hasil penelitian terdahulu siswa kelas IV yang menggunakan model Cooperative Script yang dilakukan di SDN Cijati Kecamatan Majalengka Kabupaten Majalengka dapat dikatakan berhasil pada siklus ke III. Proses pembelajaran dengan menggunakan model cooperative script rata-rata telah tuntas mencapai KKM. Hal tersebut menunjukkan perubahan hasil belajar pada siklus ke-1 dan ke-2. C. Kerangka Pemikiran Berdasarkan kajian teori dari hasil-hasil penelitian sebelumnya, maka dapat disajikan kerangka berpikir sebagai berikut. 1. Kerangka berpikir adalah serangkaian konsep dan kejelasan hubungan antar konsep tersebut yang dirumuskan oleh peneliti berdasar tinjauan pustaka, dengan meninjau teori yang disusun dan hasil penelitian yang terdahulu yang terkait. Kerangka berpikir dapat diartikan sebagai mengalirkan jalan pikiran menurut kerangka logis (construct logic) atau kerangka konseptual yang relevan untuk menjawab penyebab terjadinya masalah. Kerangka berpikir penting untuk membantu dan mendorong peneliti memusatkan usaha penelitiannya untuk memahami hubungan antar variabel tertentu yang telah dipilihnya, serta dapat mempermudah peneliti memahami dan menyadari kelemahan/keunggulan dari penelitian yang dilakukannya dibandingkan penelitian terdahulu. 2. Kerangka Berpikir Model Cooperative Script Gambar 2.1 Kerangka Berpikir Model Cooperative Script. 3. Kondisi Pembelajaran tentang keberagaman budaya bangsaku yang berlangsung di sekolah masih ditemukan berbagai kendala dan hambatan. Keberhasilan dalam pembelajaran salah satunya adalah terletak pada penggunaan metode atau model pembelajaran. Selama ini pembelajaran terkesan kaku, kurang fleksibel, dan membosankan. Hal ini tentu disebabkan karena kurang tahunya guru dalam menggunakan model pembelajaran yang hanya terpaku pada metode pembelajaran konvensional, serta tidak ada keinginan melakukan perubahan yang lebih inovatif dalam pembelajaran. 4. Tindakan Pembelajaran dapat dilakukan dengan memadukan empat keterampilan berbahasa (menyimak, berbicara, membaca, dan menulis yang disebut perpaduan internal). Upaya yang dilakukan guru untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa di kelas IV SDN Cibadak 02 Baleendah dapat menggunakan penerapan model yang cocok digunakan dalam proses dalam pembelajaran itu. Dalam permasalahan tentang Keberagaman Budaya Bangsaku guru dapat menerapkan model pembelajaran cooperative script. Model pembelajaran Cooperative Script merupakan salah metode pembelajaran kooperatif yang mengatur interaksi siswa, jadi model pembelajaran cooperative script merupakan penyampaian materi ajar yang diawali dengan pemberian wacana atau ringkasan materi ajar kepada siswa yang kemudian diberikan kesempatan kepada siswa untuk membacanya dan memasukkan ide-ide baru kedalam materi ajar, lalu siswa diarahkan untuk menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap dalam meteri yang ada secara bergantian sesama pasangan masing-masing. Manfaat model cooperative script. a. Bekerja sama dengan orang lain bisa membantu siswa mengerjakan tugas yang dirasa sulit. b. Membantu daya ingat dan daya serap dalam mengidentifikasi ide pokok. c. Membenarkan kesalah pahaman. d. Membantu siswa menghubungkan ide-ide pokok materi. 5. Hasil Hasil yang diharapkan dari penelitian ini yaitu ditekankan pada meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa tentang Keberagaman Budaya Bangsaku dengan berpikir sistematis. Berpikir sistematis yaitu kemampuan berpikir siswa untuk mengerjakan atau menyelesaikan suatu tugas sesuai dengan urutan, tahapan, langkah-langkah dalam suatu kerangka, memikirkan segala sesuatu berdasarkan kerangka metode tertentu, ada urutan dan proses pengambilan yang dipakai dalam keputusan. Di sini diperlukan ketaatan dan kedisiplinan terhadap proses dan metode berpikir yang berbeda akan menghasilkan kesimpulan yang berbeda, namun semuanya dapat dipertanggungjawabkan karena sesuai dengan proses yang diakui luas. Langkah-langkah dalam berpikir sistematik : a. Mengidentifikasi dan menganalisis masalah sebelum melompat ke dalam tindakan. b. Merumuskan beberapa pilihan. c. Menentukan dan menetapkan kriteria seleksi. d. Jadilah berani dan membuat keputusan akhir. D. Asumsi dan Hipotesis Penelitian 1. Asumsi Asumsi merupakan suatu yang diyakini kebenarannya oleh peneliti harus dirumuskan secara jelas Arikunto (2006:68). Anggapan dasar dari penelitian ini sebagai berikut. a. Guru dapat menggunakan model belajar yang bervariasi dalam proses pembelajaran. b. Hasil belajar yang dicapai siswa bervariasi. c. Model belajar cooperative script adalah model belajar yang dapat membuat siswa aktif dalam belajar. d. Dalam pembelajarn tematik di kelas IV SDN Cibadak 02 menggunakan kurikulum 2013. Salah satu model yang saat ini populer dalam pembelajaran adalah Model Pembelajaran Cooperative Script ini merupakan salah satu bentuk model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang mengutamakan adanya rasa kerja sama yang dibuatkan berupa kerja kelompok ataupun berpasangan dengan teman sebangku. Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan sistematis mengembangkan interaksi yang saling asah, silih asih, dan silih asuh. Pembelajaran ini memiliki ciri Aktif, Inovatif, Kreatif, dan Menyenangkan. Model apa pun yang digunakan selalu menekankan aktifnya peserta didik dalam setiap proses pembelajaran. Inovatif setiap pembelajaran harus memberikan sesuatu yang baru, berbeda dan selalu menarik minat peserta didik. Kreatif maksudnya setiap pembelajar yang dilakukan harus menimbulkan minat kepada peserta didik untuk menghasilkan sesuatu atau dapat menyelesaikan suatu masalah dengan menggunakan metode, teknik atau cara yang dikuasai oleh siswa itu sendiri yang diperoleh dari proses pembelajaran yang menyenangkan. 2. Hipotesis Berdasarkan kerangka berpikir di atas, dapat dijelaskan hipotesis tindakan sebagai berikut : “Penerapan model pembelajaran Cooperative Script efektif meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa tentang keberagaman budaya bangsaku pada pembelajaran tematik di kelas IV SDN Cibadak 02” . Adapun lebih jelasnya hipotesis penelitian dapat dijabarkan sebagi berikut: a. Perencanaan dan penerapan model cooperative script pada siswa kelas IV SDN Cibadak 02 tentang keberagaman budaya bangsaku efektif dalam meningkatkan aktivitas siswa kelas IV SDN CIbadak 02 dalam pembelajaran tentang keberagaman budaya bangsaku. b. Perencanaan dan penerapan model cooperative script pada siswa kelas IV SDN Cibadak 02 tentang keberagaman budaya bangsaku efektif dalam meningkatan hasil belajar siswa kelas IV SDN Cibadak 02 tentang keberagaman budaya bangsaku. Untuk hipotesis yang penulis rumuskan dengan pembelajaran menggunakan model cooperative script dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa tentang keberagaman budaya bangsaku di SDN Cibadak 02. BAB III METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN Cibadak 02 Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung tahun ajaran 2013-2014 di kelas IV dengan jumlah peserta didik 41 orang, diantaranya 28 orang laki-laki dan 13 orang perempuan. Sekolah tersebut memiliki 9 ruangan, diantaranya 6 ruangan kelas 1 ruangan guru, tata usaha dan kepala sekolah, 1 kamar mandi kepala sekolah dan guru, 1 kamar mandi untuk siswa. 1. Data Sekolah Visi dan Misi Sekolah Visi : “Berteman” - Bertaqwa. - Berprestasi. - Terampil dan Mandiri. Misi : 1. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan ajaran dan keyakinan. 2. Berbudi luhur dan berwatak . 3. Rajin, cermat, bersahaja dalam kemandirian. 4. Hemat, cermat, bersahaja dalam kemandirian. 2. Profil Sekolah a. Nama Sekolah : SDN Cibadak 02 b. Tahun Pendirian : 1979 c. NSS/ NPSN : 101020841050/ 20208032 d. Alamat : Jalan Cibadak no. 12 e. Desa/Kecamatan : Andir/Baleendah f. Kota : Kabupaten Bandung g. Provinsi : Jawa Barat h. Denah Sekolah Gambar 3.1 Keterangan : 1 = Ruang Kelas. 2 = Ruang Guru, Tata Usaha dan Kepala Sekolah. 3 = Kamar mandi Guru. 4 = Kamar mandi Siswa. Berikut ini daftar guru-guru dan Staf di SDN Cibadak 02 Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung. Tabel 3.1 Daftar Nama Guru dan Staf SDN Cibadak 02 No. Nama Guru NIP/NUPTK Jabatan 1. Titin Atika S.Pd 196008281979122005 Kepala Sekolah 2. Eti Maryati S.Pd 197103211997042001 Guru Kelas VIA 3. Lilis Saidah S.Pd 196404251983052001 Guru Kelas VIB 4. Dea wiyana - Guru Kelas VA 5. Deti Sri S.Pd - Guru Kelas VB 6. Ella Nurlaela S.Pd - Guru Kelas IV 7. Neneng Mulyati - Guru Kelas IIIA 8 Heti HendartiS.Pd 196203021982042002 Guru Kelas IIIB 9. Anissa S.Pd - Guru Kelas IIA 10. Supriatna S.Pd 196305062008011001 Guru Kelas IIB 11. Betti Mujiwati Guru Kelas IA 12. Dudu Fahrudin S.Ag 196011251983081002 Guru Agama 13. Aang - Guru Pejaskes 14. Fahrudinn - Guru B.Inggrs 15. Komar - penjaga 16. Dahlia S. - Tata Usaha (Sumber data dari SDN Cibadak 02 Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung) Daftar jumlah siswa SDN Cibadak 02 dari kelas 1 sampai dengan 6. Tabel 3.2 Daftar Jumlah Siswa. Kelas Jumlah Siswa 2011-2012 2012-2013 2013-2014 I 45 II 49 A-42 B III 32 A-30 B IV 41 V 35 A-36 B VI 29 A- 32 B Jumlah 371 (Sumber data dari Kepala Sekolah SDN Cibadak 02 Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung). B. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian Penelitian ini direncanakan dan dilaksanakan pada bulan Agustus sampai bulan September setelah sekolah melaksanakan ujian kenaikan kelas (UKK) tahun 2014 dan puasa di bulan ramadhan.Waktu dimulai dari tahap perencanaan sampai tahap laporan dengan II siklus. Objek penelitian ini adalah kelas IV SDN Cibadak 02 Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung. Memilih objek penelitian peserta didik kelas IV alasannya adalah peserta didik kelas IV sudah dapat berpikir logis. Selain itu peneliti juga ingin membuktikan metode dan model yang diterapkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa tentang keberagaman budaya bangsaku pada pembelajaran tematik di kelas IV Sekolah Dasar. 2. Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah peserta didik kelas IV SDN Cibadak 02 Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung, jumlah peserta didiknya ada 41 orang. Jumlah laki-laki 28 dan prempuan 13. Penelitian ini diharapkan akan menubuhkan rasa percaya diri peserta didik dalam tema pembelajaran Indahnya Kebersamaan pada subtema keberagaman budaya bangsaku di kelas IV SDN Cibadak 02 Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung. C. Metode penelitian Dalam penelitian ini, model yang digunakan adalah model Penelitian Tindakan Kelas, dimana peneliti melakukan observasi dalam kegiatan pembelajaran guru dan siswa di kelas. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) berasal dari bahasa Inggris Classroom Action Research, yang berarti penelitian yang dilakukan pada sebuah kelas untuk mengetahui akibat tindakan yang diterapkan pada suatu subyek penelitian di kelas tersebut (Ermalinda dan Paizaludin 2013:6). Kunandar (dalam Ekawarna, 2011) mengatakan PTK (Penelitian Tindakan Kelas) merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru atau bersama-sama dengan orang lain (kombinasi) yang bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu proses pembelajaran di kelas. Menurut Arikunto, (dalam Ekawarna, 2011), PTK merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan pembelajaran berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Dari pengertian di atas, diperoleh gambaran bahwa PTK adalah penelitian dilakukan oleh guru yang difokuskan pada situasi kelas dan mempunyai tujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan pembelajaran.melalui penelitian tindakan kelas ini guru mencoba memperbaiki pelaksanaan pembelajaran yang telah dilaksanakan di dalam kelas dan menerapkan suatu pendekatan dalam pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa di kelas tersebut, baik dari segi metode, teknik, dan strategi belajar mengajarnya sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai sesuai yang diharapkan. Penelitian ini memfokuskan masalah dengan menerapkan model cooperative script untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa tentang keberagaman budaya bangsaku pada pembelajaran tematik di kelas IV SDN Cibadak 02. Permasalahan ini diangkat atas dasar penemuan atau hasil observasi yang dilakukan penulis di dalam kelas, sehingga perlu dicarikan solusi yang tepat. Dengan tujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran dan meningkatkan aktivitas dan hasil belajar pada peserta didik. Untuk meningkatkan kemampuan peserta didik diperlukan suatu tindakan yang dapat merangsang siswa agar tertarik dalam proses pembelajaran. Model Pembelajaran cooperative script merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat menambah sikap saling kerja sama dan dapat menumbuhkan rasa saling percaya sesama peserta didik. Penggunaan model pembelajaran ini diharapkan dapat berdampak positif dalam kemampuan berwawasan peserta didik serta terhadap hasil belajar peserta didik. D. Desain Penelitian Dalam penelitian ini, penulis menggunakan model penelitian yang merujuk pada proses pelaksanaan penelitian yang dikemukakan oleh Kemmis & Taggart, Penelitian ini dilakukan berupa proses pengkajian berdaur (cyclical) yang terdiri dari empat tahap yaitu (1) Perencanaan, (2) Pelaksanaan tindakan, (3) Pengamatan atau observasi, dan (4) Refleksi. Dari alur di atas, bahwa pelaksanaan penelitian Tindakan Kelas (PTK) dimulai dari tahap perencanaan, kegiatan/tindakan, pengamatan dan refleksi. Keempat tahapan tersebut saling berhubungan satu sama lain karena setiap tindakan dimulai dengan tahap perencanaan (planning) dimana penulis menyusun rencana pembelajaran, menyediakan lembar kegiatan dan membuat instrument penelitian yang digunakan dalam tahap pelaksanaan. Setelah itu, dilakukan observasi terhadap guru dan siswa sebagai subjek penelitian. Pada tahap refleksi, peneliti dan observer mengemukakan kegiatan yang telah dilakukan dalam proses pembelajaran dan mendiskusikan rancangan tindakan selanjutnya. Gambar 3.2 Spiral Penelitian Tindakan Kelas. ? Berdasarkan gambar tentang Spiral Penelitian Tindakan Kelas maka tahapannya dapat diuraikan sebagai berikut. Siklus I 1. Perencanaan a. Mendiskusikan dengan guru tentang pemakaian model dan media yang akan digunakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. b. Menyesuaikan rancangan penelitian dengan pokok bahasan. c. Menyusun rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). d. Mempersiapkan media yang akan digunakan untuk mengaplikasikan model cooperative script. e. Mempersiapkan perangkat-perangkat pembelajaran yang perlu disiapkan dan dikembangkan, yaitu lembaran-lembaran evaluasi dan instrumen lain berikut kriteria penilaian dan kunci jawaban 2. Pelaksanaan a. Guru mengarahkan siswa untuk menentukan atau memilih teman pasangannya. b. Guru mengkondisikan siswa untuk menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar. c. Siswa yang berperan sebagai pembicara meceritakan ringkasan ceritanya selengkap mungkin, dengan memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya. d. Siswa yang berperan sebagai pendengar menyimak cerita teman pasangannya agar bisa menceritakan kembali cerita teman pasangannya. e. Siswa bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya. f. Siswa menceritakan kembali apa yang diceritakan teman pasangannya. 3. Observasi Pada saat proses pembelajaran berlangsung peneliti (observer) mencatat hal-hal yan terjadi selama pembelajaran. Observasi dilakukan secara kolaboratif oleh pengajar (peneliti) dan dibantu oleh rekan guru yang bertugas sebagai observer. 4. Refleksi Setelah tindakan berakhir selanjutnya diadakan refleksi yang tujuannya untuk mengevaluasi kekurangan dan kelebihan dari tindakan yang telah dilakukan dan menjadi gambaran atau acuan untuk merancang dan mempersiapkan tindakan berikutnya. Siklus II 1. Perencanaan a. Mendiskusikan dengan guru tentang langkah-langkah, model, dan media yang akan digunakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. b. Menyesuaikan rancangan penelitian dengan pokok bahasan. c. Menyusun Rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP). d. Mempersiapkan media yang akan digunakan untuk mengaplikasi model cooperative script. e. Mempersiapkan perangkat-perangkat pembelajaran yang perlu disiapkan dan dikembangkan, yaitu lembaran-lembaran evaluasi dan instrumen lain berikut kriteria penilaian. 2. Pelaksanaan a. Guru mengkondisikan siswa untuk memilih teman pasangannya sebagagai kelompok. b. Guru mengkondisikan siswa untuk duduk dengan teman pasangannya sebagai kelompok. c. Guru menjelaskan materi yang akan diberikan. d. Guru menjelaskan proses pembelajaran yang akan dilakukan. e. Guru dan siswa secara bersama-sama menyimpulkan tentang keberagaman budaya bangsaku. f. Siswa bersama teman pasangannya mencatat apa yang diperoleh dari hasil belajar tentang keberagaman budaya bangsaku. g. Guru dan siswa melakukan tanya jawab mengenai hasil pekerjaan masing-masing kelompok. h. Guru menjelaskan manfaat dari pembelajaran keberagaman budaya bangsaku. 3. Observasi Pada saat proses pembelajaran berlangsung peneliti (observer) mencatat hal-hal yang terjadi selama pembelajaran. Observasi dapat dilakukan secara kolaboratif oleh pengajar (peneliti) dan dibantu oleh rekan guru yang bertugas sebagai observer. 4. Refleksi Setelah tindakan berakhir selanjutnya diadakan refleksi yang tujuannya mengevaluasi kekurangan dan kelebihan tindakan yang telah dilakukan dan menjadi acuan untuk merancang dan mempersiapkan tindakan berikutnya. Pelaksanaan tindakannya terdiri atas II siklus. Setiap siklus terdiri atas tahap : a) Perencanaan (planning) b) Pelaksanaan (acting) c) Pengamatan (observing) d) Refleksi (reflecting) a. Tahapan Perencanaan Tindakan Perencanaan mengacu kepada tindakan yang dilakukan, dengan mempertimbangkan keadaan dan suasana obyektif dan subyektif. Perencanaan tindakan pembelajaran dengan menggunakan model inkuiri dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Permintaan izin Kepada Sekolah SDN Cibadak 02. 2) Permintaan kerja sama dengan wali kelas IV SDN Cibadak 02. 3) Permintaan izin kepada Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung. 4) Permintaan kerja sama dengan peserta didik kelas IV SDN Cibadak. 5) Observasi (instrument penelitian). Observasi dilakukan untuk mengetahui gambaran awal mengenai situasi kondisi dan proses pembelajaran khususnya di kelas IV. Kegiatan observasi meliputi pengamatan terhadap teknik pembelajaran yang dilakukan oleh pendidik, kondisi kelas, sikap dan perilaku peserta didik pada saat berlangsungnya proses pembelajaran serta kemampuan peserta didik dalam materi pelajaran yang telah disampaikan. 6) Identifikasi masalah. Mengidentifikasi faktor-faktor yang menjadi kurangnya kemampuan peserta didik terhadap kegiatan pembelajaran di dalam kelas yang dirasakan perlu adanya perubahan. 7) Merumuskan alternatif tindakan. Merumuskan altrnatif tindakan yang dilakanakan dalam pembelajaran dalam upaya meningkatkan kemampuan kerja sama serta rasa percaya diri peserta didik melalui model cooperative script dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada subtema pembelajaran keberagaman budaya bangsaku. 8) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran siklus I Kompetensi inti : 1. Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya. 2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya. 3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat, membaca) dan bertanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah, dan tempat bermain. 4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis, dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia. Kompetensi Dasar : 1. Pembelajaran 3 a. IPS 3.5 Memahami manusia dalam dinamika interaksi dengan lingkungan alam, sosial, budaya, dan ekonomi. b. PPKn 3.1 Memahami makna dan keterkaitan simbol-simbol sila Pancasila dalam memahami Pancasila secara utuh. c. PJOK 3.9 Memahami pengaruh aktivitas fisik dan istirahat yang cukup terhadap pertumbuhan dan perkembangan tubuh. 2. Pembelajaran 4 a. IPS 4.5 Menceritakan manusia dalam dinamika interaksi dengan lingkungan alam, sosial, budaya, dan ekonomi. b. PPKn 4.1 Mengamati dan menceritakan perilaku di sekitar rumah dan sekolah dari sudut pandang kelima simbol Pancasila sebagai satu kesatuan yang utuh. c. IPA 3.5 Memahami sifat-sifat bunyi melalui pengamatan dan keterkaitannya dengan indra pendengaran. 9) Membuat alat evaluasi untuk mengetahui kemampuan peserta didik berupa tes soal uraian ataupun tes unjuk kerja. b. Tahapan Pelaksanaan Tindakan Tahapan pelaksanaan tindakan yaitu tahap mengimplemesntasikan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun. Adapun kegiatan yang akan dilakukan adalah sebagai berikut. 1) Pendidik membuka pelajaran dengan salam dilanjutkan dengan berdo’a. 2) Pendidik mengecek kehadiran peserta didik yang tidak hadir. 3) Pendidik mengulangi pelajaran yang sudah dipelajari sebelumnya. 4) Pendidik memberikan informasi tentang kompetensi dasar yang akan di pelajari. 5) Pendidik dan peserta didik mengadakan tanya jawab untuk mengetahui kemampuan awal peserta didik. 6) Pendidik merespon pertanyaan yang di ajukan oleh peserta didik. 7) Pendidik menampilkan gambar keberagaman budaya serta simbol-simbol sila pancasila. 8) Pesera didik secara individu peserta didik mengamati gambar keberagaman budaya serta simbol-simbol sila pancasila yang telah ditunjukan. 9) Peserta didik secara individu peserta didik mengamati gambar dan membaca teks tentang keberagaman budaya serta simbol-simbol sila pancasila. 10) Peserta didik secara individu peserta didik dipersilahkan untuk mengajukan pertanyaan tentang keberagaman budaya serta simbol-simbol sila pancasila. 11) Peserta didik diminta untuk berpasangan dengan teman sebangku sebagai kelompok kecil. 12) Peserta didik diminta menceritakan yang mereka ketahui tentang keberagaman budaya bangsaku kepada teman pasangannya. 13) Setiap kelompok diminta untuk membagi tugasnya, yang satu sebagai pencerita keberagaman budaya, dan yang satu sebagai pendengar keberagaman budaya, lalu bertukar peran yang tadi sebagai pencerita keberagaman budaya menjadi pendengar keberagaman budaya bangsa begitu juga dengan pendengar cerita kebudayaan bangsa berganti menjadi pencerita keberagaman budaya bangsa. 14) Peserta didik diminta maju ke depan kelas untuk menceritakan kembali apa yang diceritakan teman pasangannya. 15) Pendidik meluruskan kesalahpahaman tentang keberagaman budaya bangsaku. 16) peserta didik diminta mencari isi-isi pacasila. 17) Setelah mengerti tentang sila-sila pancasila peserta didik menuliskan contoh sikap yang mencerminkan setiap sila dari pancasila dalam kehidupan sehari-hari. 18) Pendidik memasangkan gambar anggota tubuh dan gambar permainan tradisional. 19) Pendidik dan peserta didik melakukan tanya jawab tentang anggota tubuh dan permainan tradisional. 20) Peserta didik memahami kegunaan tiap bagian anggota tubuh. 21) Peserta didik dapat menyebutkan permainan tradisional. 22) Pendidik memfasilitasi peserta didik untuk mengisi jawaban tentang materi yang telah disampaikan. 23) Pendidik memfasilitasi peserta didik untuk menanyakan tentang materi yang belum dipahami. 24) Pendidik meluruskan hal-hal yang belum ditemukan oleh peserta didik. 25) Pendidik memberikan penguatan materi ajar yang disampaikan. 26) Pendidik bersama-sama dengan peserta didik menyimpulkan materi yang telah dipelajari. 27) Pendidik memberikan pujian kepada peserta didik yang aktif mengikuti kegiatan belajar dan memberikan motivasi bagi peserta didik yang belum aktif. 28) Pendidik memberikan pekerjaan rumah (PR). Jika pada kenyataan dan keadaan di lapangan berbeda dengan apa yang telah direncanakan, maka pelaksanaan tindakan boleh berubah sesuai dengan keadaan yang ada di lapangan. Tetapi tetap dilakukan sesuai dengan batasannya dan tidak jauh menyimpang. Namun, jika perencanaan yang telah dirumuskan tidak dilaksanakan, maka penulis merumuskan kembali rancangan sesuai dengan temuan fakta yang diperoleh untuk diimplementasikan pada pertemuan berikutnya. c. Tahap Observasi Tahap observasi adalah mengamati seluruh proses tindakan dan pada saat selesai tindakan (Mansur muslich, 2009: 114). Sedangkan menurut Ekawana (2011: 99), Kegiatan observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan, data yang dikumpulkan pada tahap ini berisi tentang pelaksanaan tindakan dan rencana yang sudah dibuat, serta dampaknya terhadap proses dan hasil intruksional yang dikumpulkan dengan alat bantu instrument pengamatan yang dikembangkan oleh peneliti”. Berdasarkan teori di atas dapat disimpulkan bahwa fokus observasi adalah aktivitas guru dan siswa, aktifitas guru dapat diamati mulai pada tahap awal pembelajaran, saat pembelajaran, dan akhir pembelajaran. Data aktivitas guru dan siswa diperoleh dengan menggunakan lembar observasi, angket, wawancara dan tes. Observasi ini dilakukan bersamaan dengan saat melakukan tindakan. Kegiatan observasi ini dilakukan oleh guru kelas IV sebagai pemantau. d. Tahap refleksi Menurut Kusumah Wijaya dan Dedi Dwitagama (dalam Ekawarna 2011: 40), Pada prinsipnya yang dimaksud dengan istilah refleksi ialah perbuatan merenung/memikirkan sesuatu atau upaya evaluasi yang dilakukan oleh para kolaboratif/partisipan yang terkait dengan suatu PTK yang dilaksanakan. Refleksi dilakukan secara kolaboratif, yaitu adanya diskusi terhadap berbagai masalah yang terjadi di kelas penelitian dengan demikian refleksi dapat ditentukan sesudah adanya implementasi tindakan dan hasil observasi. Berdasarkan refleksi ini pula suatu perbaikan tindakan (replaning) selanjutnya ditentukan. Tahap repleksi merupakan tahap analisis-interpretasi dan penjelasan terhadap informasi yang diperoleh selama pelaksanaan tindakan melalui pengamatan. Temuan-temuan pada saat pelaksanaan tindakan setelah diobservasi ditindaklanjuti dengan kegiatan refleksi. Data yang berhasil dikumpulkan melalui alat pengumpul data dianalisis dan dievaluasi untuk disimpulkan pemaknaannya, supaya dapat diketahui pelaksanaan tindakan yang telah dilaksanakan tersebut dapat tercapai atau belum. Kegiatan refleksi ini merupakan dasar penyusunan rencana tindakan dalam pelaksanaan kegiatan penelitian berikutnya. Tahapan refleksi dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 3.3 Tahapan Refleksi. No. Prosedur Alur Pelaku Sumber Informasi Cara analisis 1. Menganalisis aktivitas peneliti. Lembar observasi pendidik. Penulis Pendidik dan observer. Analisis kuantitatif dan kualitatif. 2. Menganalisis aktivitas respon peserta didik. Lembar observasi peserta didik. Penulis Peserta didik. Analisis kuantitatif. 3. Menganalisis pengingkatan prestasi belajar peserta didik. Lembar kerja siswa dan lembar evaluasi. Penulis Peserta didik. Analisis kuantitatif dan kualitatif. E. Operasional Variabel Variabel didefinisikan sebagai atribut seseorang, atau obyek, yang mempunyai variasi antara satu dengan yang lainnya atau obyek dengan obyek yang lainnya. Variable-variabel penelitian yang menjadi objek peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Variabel Input, yaitu variabel yang berkaitan dengan siswa, guru, bahan dan sumber belajar yang berkaitan dengan proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran cooperative script. 2. Variabel Proses, yaitu variabel yang berkaitan dengan kegiatan pembelajaran dengan penggunaan model cooperative script. 3. Variabel Output, yaitu variabel yang berkaitan dengan aspek kemampuan peserta didik yang diharapkan, yakni meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada subtema keberagaman budaya bangsaku.. Selain itu dua hal yang menjadi objek penelitian dalam penelitian kelas ini yiatu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini berupa penggunaan model cooperative script, sedangkan variabel terikatnya yaitu meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Variabel bebas berupa penggunaan model cooperative script diharapkan proses belajar mengajar tidak membosankan dan menjadikan peserta didik dapat bekerja sama dan mempunyai rasa sikap saling percaya sesame peserta didik. Sedangkan variabel terikat berupa peningkatan kemampuan peserta didik, tinggi rendahnya kemampuan hasil belajar peserta didik sangat dipengaruhi oleh pemahaman peserta didik terhadap materi pembelajaran. F. Rancangan Metode Pengumpulan Data Sugiyono (2007: 62) berpendapat bahwa: “Pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data maka peneliti tidak akan mendapat data yang memenuhi standar data yang ditetapkan”. Sedangkan Marshall dalam Sugiyono (2007: 63) menyatakan “pengumpulan data dilakukan pada kondisi alamiah, sumber data primer, dan teknik pengumpulan data lebih banyak pada observasi, wawancara, dan dokumentasi”. Menurut Trianto (2011:54,) instrumen pengumpul data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh penelitian dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya. Berdasarkan definisi tersebut suatu instrumen berfungsi untuk menjaring data-data hasil penelitian. Instrumen juga diartikan sebagai alat bantu merupakan saran yang diwujudkan dalam benda, misalnya angket (questionnaire), daftar cocok (check list), pedoman wawancara (interview guide atau interview schedule), lembar/panduan pengamatan (observation sheet atau observation schedule), soal tes (test) dan lainnya. Tabel 3.4 Tabel Pasangan Metode dan Teknik Instrumen Pengumpul Data. No Jenis Metode Jenis Instrumen 1. Angket (Questionnaire) Angket (Questionnaire) 2. Wawancara (Interview) Wawancara (interview) 3. Pengamatan (Observation) Catatan lapangan Lembar Observasi kegiatan Siswa Lembar Observasi kegiatan Guru Lembar Observasi RPP 4. Ujian atau Tes (Test) Soal Ujian (test) Tes Awal (Pre Test) Lembar Kerja Kelompok (LKK) Tes Akhir (Post Test) (sumber : Trianto. Penelitian Tindakan Kelas 2011:55) G. Pengembangan Instrumen Penelitian 1. Metode Pengumpul Data Instrumen merupakan bagian yang tidak kalah pentingnya dalam pelaksanaan PTK, jenis instrumen harus sesuai dengan karakteristik variabel yang diamati. Instrumen berfungsi untuk menjaring data-data hasil penelitian. Berikut akan dijelaskan beberapa metode pengumpulan instrumen penjaring data-data hasil penelitian. a. Angket Menurut Trianto, (2011:57), angket adalah kumpulan dari pertanyaan yang disajikan secara tertulis kepada sesorang (responden), dan cara menjawab juga dilakukan secara tertulis. Angket juga diartikan sebagai daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain yang bersedia memberikan respons sesuai dengan permintaan peneliti. b. Wawancara Wawancara dipergunakan untuk menggali beberapa hal berkaitan dengan masalah pembelajaran. Misalnya, adakah materi dari PBM (Proses Belajar Mengajar) yang sulit, atau apakah model pembelajaran guru menarik bagi siswa. Wawancara pada dasarnya meliputi dua jenis, yaitu wawancara yang terstruktur dan tidak terstruktur. Wawancara terstruktur adalah jenis wawancara dimana pertanyaan-pertanyaan telah disusun sedemikian rupa sehingga runtut. Sedangkan pada wawancara tidak struktur pertanyaan-pertanyaan tidak disusun secara ketat (Trianto 2011:61) c. Lembar Observasi Aktivitas Siswa dalam PBM Lembar ini dipergunakan untuk mengamati aktivitas siswa dalam Proses Belajar Mengajar (PBM). Lembar ini berisi langkah-langkah yang harus dilakukan siswa (Trianto, 2011:61). d. Lembar Observasi Aktivitas Guru dalam PBM Lembar ini dipergunakan untuk mengamati aktivitas guru dalam mengelola PBM. Lembar ini berisi tentang langkah-langkah yang dilakukan guru (Trianto, 2011:61). e. Lembar Kerja Siswa (LKS) Lembar kerja siswa (LKS) adalah bagian dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang menunjang kepada pencapaian indikator melalui Berbuat (Hands on Activity dan Berpikir (Minds on Activity) sehingga siswa memperoleh kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor. 2. Teknik Pengumpulan Data Teknik-teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah : a. Pemberian Tes. Pemberian tes dilakukan dua kali, yaitu sebelum proses pembelajaran dimulai (pretes) dan sesudah pembelajaran (postes). b. Pengamatan (Observasi). Pengamatan dilakukan pada saat pelaksanaan pembelajaran berlangsung. Pengamatan ini untuk mengetahui keterlaksanaan RPP dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran. Hasil pengamatan dituangkan dalam lembar pengamatan keterlaksanaan RPP dan aktivitas siswa dalam pembelajaran. Tabel 3.5 Format Observasi Keterlaksanaan RPP. NO. INDIKATOR ASPEK YANG DIAMATI SKOR 1. Kejelasan perumusan tujuan pembelajaran (tidak menimbulkan penafsiran ganda dan mengandung perilaku hasil belajar). 1 2 3 4 5 2. Pemilihan materi ajar (sesuai dengan tujuan dan karakteristik peserta didik). 1 2 3 4 5 3. Pengorganisasian materi ajar (keruntutan, sistematika materi dan kesesuaian dengan alokasi waktu). 1 2 3 4 5 4. Pemilihan sumber/media pembelajaran (sesuai dengan tujuan, materi dan karakteristik peserta didik). 1 2 3 4 5 5. Kejelasan skenario pembelajaran (setiap langkah tercermin strategi / metode dan alokasi waktu pada setiap tahap). 1 2 3 4 5 6. Kerincian skenario pembelajaran (setiap langkah tercermin strategi / metode dan alokasi waktu pada setiap tahap). 1 2 3 4 5 7. Kesesuaian teknik dengan tujuan pembelajaran 1 2 3 4 5 8. Kelengkapan instrumen (soal, kunci, pedoman penskoran). 1 2 3 4 5 Jumlah Skor ..................... Nilai RPP = Ʃ Skor Perolehan X Standar Nilai 4 = …………… Ʃ Skor Total Sumber : Buku Panduan PPL FKIP Unpas 2014 Selain pengamatan terhadap keterlaksanaan RPP, pengamatan yang dapat dilakukan lainnya adalah lembar pengamatan keterlaksanaan pembelajaran. Tabel 3.6 Format Keterlaksanaan Pelaksanaan Pembelajaran. NO. INDIKATOR / ASPEK YANG DIAMATI SKOR I. Pra Pembelajaran 1. Mempersiapkan siswa untuk belajar. 1 2 3 4 2. Melakukan kegiatan apersepsi. 1 2 3 4 II. Kegiatan Inti Pembelajaran A. Penguasaan Materi Pelajaran 3. Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran. 1 2 3 4 4. Mengaitkan materi dengan pengetahuan yang lain yang relevan. 1 2 3 4 5. Menyampaikan materi dengan jelas, sesuai dengan hierarki belajar dan karakteristik siswa. 1 2 3 4 6. Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan. 1 2 3 4 B. Pendekatan / Strategi Pembelajaran 7. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai dan karakterisktik siswa. 1 2 3 4 8. Melaksanakan pembelajaran secara runtut. 1 2 3 4 9. Menguasai kelas. 1 2 3 4 10. Melaksanakan pembelajaran secara kontekstual. 1 2 3 4 11. Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif. 1 2 3 4 12. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan. 1 2 3 4 C. Pemanfaatan Sumber Belajar / Media Pembelajaran 13. Menggunakan media secara efektif dan efisien. 1 2 3 4 14. Menghasilkan pesan yang menarik. 1 2 3 4 15. Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media. 1 2 3 4 16. Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran. 1 2 3 4 D. Pembelajaran Yang Memicu Dan Memelihara Ketertiban Siswa 17. Menunjukkan sikap terbuka terhadap respons siswa. 1 2 3 4 18. Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam belajar. 1 2 3 4 E. Penilaian Proses Dan Hasil Belajar 19. Memantau kemajuan belajar selama proses. 1 2 3 4 20. Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi (tujuan). 1 2 3 4 F. Penggunaan Bahasa 21. Menggunakan bahasa lisan dan tulisan secara jelas, baik dan benar. 1 2 3 4 22. Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai . 1 2 3 4 III. Penutup 23. Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan siswa. 1 2 3 4 24. Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan, atau kegiatan atau tugas sebagai bagian remidi / pengayaan. 1 2 3 4 Jumlah Skor .................... Nilai RPP = Ʃ Skor Perolehan X Standar Nilai 4 = …………… Ʃ Skor Total Sumber : Buku Panduan PPL FKIP Unpas 2014. c. Penyebaran angket Menurut Trianto (2011:62) penyebaran angket dilakukan setelah proses pembelajaran. Penyebaran angket bertujuan untuk mengetahui respon siswa terhadap proses pembelajaran yang dilaksanakan. Angket dapat berupa komentar (angket terbuka) atau pun pertanyaan-pertanyaan yang telah dilengkapi dengan jawaban, sehingga siswa tinggal memilih yang sesuai dengan pendapatnya (angket tertutup). H. Rancangan Analisis Data Pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan analisis data kualitatif dan kuantitatif. Berikut ini akan dijelaskan definisinya. 1. Data Kualitatif Menurut Sugiyono (2010:16) data kualitatif adalah data yang berbentuk kata-kata, bukan dalam bentuk angka. Data kualitatif dalam penelitian ini diperoleh melalui macam metode dan teknik pengumpulan data misalnya angket, wawancara, catatan lapangan, dan lembar observasi atau pengamatan. Data kualitatif berfungsi untuk mengetahui kualitas dari sebuh objek yang akan diteliti. 2. Data Kuantitatif Menurut Sugiyono (2010:16) data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau bilangan. Sesuai dengan bentuknya data kuantitatfi dapat diolah atau dianalisis menggunakan teknik perhitungan matematika atau statistika. Data kuantitatif berfungsi untuk mengetahui jumlah atau besaran sebuah objek yang diteliti. Data ini bersifat nyata atau dapat diterima oleh panca indera sehingga peneliti harus benar-benar jeli dan teliti untuk mendapatkan keakuratan data dari objek yang akan diteliti. Data ini diperoleh dari hasil tes hasil belajar siswa misalnya tes awal sebelum pembelajaran (pretes) dan tes pada akhir pembelajaran (postes). Setiap siklus pembelajaran di kelas dicari nilai tertinggi, nilai terendah dan nilai rata-rata kelas. a. Rumus : N = Skor Perolehan Siswa X 100 Skor Maksimum Keterangan: N = Nilai Pada penelitian ini kriteria kelulusan belajar peserta didik pada sub tema keberagaman budaya bangsa sebesar ≥ 70. Bila nilai siswa ≥ 70 maka peserta didik dianggap tuntas. b. Nilai tertinggi dan nilai terendah Untuk melihat nilai tertinggi dan nilai terendah dengan cara melihat nilai berapa yang paling tinggi dan nilai berapa yang paling rendah. c. Nilai rata-rata kelas Untuk menghitung nilai rata-rata yang didapat, digunakan rumus sebagai berikut. M = Ʃ X N Ʃ Skor Perolehan X Standar nilai 4 Ʃ Skor Total Keterangan : M = Nilai rata-rata X = Nilai yang diperoleh individu N = Banyaknya individu Menurut Trianto (2011:63) penentuan ketuntasan belajar berdasarkan penilaian acuan patokan, yaitu sejauh mana kemampuan yang ditargetkan dapat dikuasai siswa dengan cara menghitung proporsi jumlah siswa yang menjawab benar dibagi dengan jumlah siswa seluruhnya. KB = T X 100 % T1 Ket : KB = Ketuntasan Belajar T = Jumlah skor yang diperoleh siswa T1 = Jumlah skor total I. Indikator Keberhasilan Indikator keberhasilan dalam penelitian ini dijabarkan dalam beberapa penjelasan, sebagai berikut. 1. Penilaian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Untuk menghitung keberhasilan dari rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dapat dihitung dengan : (Sumber : Panduan PPL FKIP Unpas 2014) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dikatakan berhasil apabilai nilai RPP mencapai ≥ 3.49 atau mendapatkan kriteria Baik (B). 2. Penilaian Keterlaksanaan Pembelajaran Nilai Pelaksanaan Pembelajaran = Ʃ Skor Perolehan X Standar Nilai 4 Ʃ Skor Total Untuk menghitung keberhasilan dari keterlaksanaan pembelajaran yang dilakukan peneliti dapat dihitung dengan : sumber : Panduan PPL FKIP Unpas 2014) Nilai pelaksanaan pembelajaran dikatakan berhasil apabila nilai pelaksanaan pembelajaran mencapai ≥ 3,49 atau mendapatkan kriteria Baik (B). 3. Peningkatan Hasil Belajar Siswa Untuk melihat adanya peningkatan kemampuan peserta didik dalam mencari informasi secara lisan serta tumbuhnya rasa percaya diri pada peserta didik dapat dilihat dari hasil perolehan nilai pada siklus 1 dan II. Peningkatan hasil belajarnya dikatakan berhasil apabila nilai siswa mencapai ≥ 70 dan rata-rata ketuntasan belajarnya minimal mencapai 80%. 4. Hasil Respons Siswa Terhadap Pembelajaran Untuk melihat respon siswa terhadap pembelajaran yang dilakukan diperoleh dari hasil analisis lembar angket respons siswa yang dibagikan kepada siswa setelah pembelajaran. Indikator keberhasilan mendapatkan respons yang baik dari siswa adalah hasil analisis repons siswa menunjukan nilai rata-rata ≥ 70% atau mendapatkan respon kategori Baik (B). Tabel 3.7 Tabel Kategori Respon Siswa. Nilai Presentase Kategori 90 % – 100 % Sangat baik 70 % – 89 % Baik 50 % – 69 % Cukup ≤ 49 % Kurang

Item Type: Thesis (Skripsi(S1))
Subjects: S1-Skripsi
Divisions: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan > PGSD 2014
Depositing User: Iyas -
Date Deposited: 25 Jun 2016 03:13
Last Modified: 25 Jun 2016 03:13
URI: http://repository.unpas.ac.id/id/eprint/4972

Actions (login required)

View Item View Item