Shella Hajura, 142030209 (2018) KEBIJAKAN WOMENOMICS: STRATEGI REFORMASI STRUKTURAL EKONOMI DAN PEMULIHAN KRISIS DEMOGRAFI JEPANG SEBAGAI RESPON TERHADAP KRITIK IMF. Skripsi(S1) thesis, PERPUSTAKAAN.
Text
Cover Skripsi.docx Download (112kB) |
||
Text
BAB 1.docx Download (111kB) |
||
Text
BAB II.docx Download (154kB) |
||
Text
DAFTAR PUSTAKA SKRIPSI.docx Download (90kB) |
||
Text
ABSTRAK 3 Bahasa.docx Download (134kB) |
||
|
Image
FullSizeRender.jpg Download (944kB) | Preview |
Abstract
Jepang dikenal sebagai salah satu negara Asia yang kuat dan memiliki pengaruh besar terhadap dinamika perekonomian internasional. Kelesuan ekonomi yang menghampiri Jepang setelah the lost decade dan bencana alam gempa bumi-tsunami diikuti penurunan jumlah populasi drastis menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah. Penurunan tingkat usia produktif angkatan kerja kemudian menjadi kekhawatiran bagi pertumbuhan ekonomi Jepang. Melihat tren permasalahan tersebut, IMF mengeluarkan rekomendasi kebijakan untuk meningkatkan peran partisipasi perempuan didalam lapangan kerja sebagai solusi mengatasi tren permasalahan Jepang. Dalam pengawasan internasional Jepang memiliki prestasi yang sangat rendah setiap tahunnya dalam kesetaraan partisipasi ekonomi dan politik melalui The Global Gender Gap Report oleh World Economic Forum. Hal ini menambah kritikan secara langsung oleh Direktur IMF Christine Lagarde melalui pidatonya di Jepang untuk segera menutup gap tersebut yang ditujukan sebagai solusi krisis demografi dan pertumbuhan ekonomi. Perdana Menteri Shinzo Abe merespon dengan meluncurkan kebijakan Womenomics sebagai salah satu pilar ekonomi politik nasionalnya (Abenomics), dengan konsep untuk meningkatkan keaktifan partisipasi ketenagakerjaan perempuan di seluruh bidang. Perdana Menteri Shinzo Abe tidak hanya melakukan gerakan kebijakan Womenomics secara nation-wide tetapi juga internasional. Dengan memperkenalkan Jepang sebagai negara “a society which women can shine”, kebijakan Womenomics adalah upaya pertumbuhan sosial dan ekonomi berbasis perempuan menjadikan Jepang sebagai negara dengan inisiasi kesetaraan gender baik domestik dan lingkungan internasional. Metode yang di gunakan dalam melakukan penelitian adalah deskriptif kualitatif yang bertujuan mengumpulkan, menyusun, menginterpretasikan data yang kemudian diajukan dengan menganalisa fenomena dalam hal ini kebijakan Womenomics yang dikeluarkan pemerintah Jepang sebagai respon terhadap tekanan dan rekomendasi internasional. Hasil dari penelitian ini adalah terjadinya peningkatan peran perempuan di sektor ketenagakerjaan dilihat dari persentase peningkatan posisi kerja perempuan di sektor kepemimpinan yang melampaui persentase pada periode sebelum adanya kebijakan Womenomics. Upaya kebijakan Womenomics pemerintah Jepang mendapat rekognisi internasional melalui konferensi internasional WAW! dan penghargaan IMPACT Champion kepada Perdana Menteri Shinzo Abe oleh UN Women. Kebijakan Womenomics menunjukkan bagaimana perubahan wacana kebijakan internasional tentang perempuan dan hak asasi manusia telah membantu menyebarkan nilai dan norma kesetaraan perempuan di Jepang dan perempuan dapat dikerahkan untuk memperkuat nation-state, ekonomi dan demografi Jepang. Keywords:Womenomics, IMF, kebijakan, identitas, konstruktivisme, tekanan internasional, kesetaraan gender
Item Type: | Thesis (Skripsi(S1)) |
---|---|
Subjects: | S1-Skripsi |
Divisions: | Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik > Hubungan Internasional 2018 |
Depositing User: | Mr Iwan Ridwan Iwan |
Date Deposited: | 12 Oct 2018 06:41 |
Last Modified: | 12 Oct 2018 06:41 |
URI: | http://repository.unpas.ac.id/id/eprint/38680 |
Actions (login required)
View Item |