UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM MEMBACA DAN MENULIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE INKUIRI PADA SISWA KELAS II SDN MOHAMAD TOHA KOTA BANDUNG

ELVIRA YOSTASARI, 105060180 (2016) UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM MEMBACA DAN MENULIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE INKUIRI PADA SISWA KELAS II SDN MOHAMAD TOHA KOTA BANDUNG. Skripsi(S1) thesis, FKIP UNPAS.

[img] Text
kaper.docx

Download (52kB)
[img] Text
lembar pengesahan.docx

Download (19kB)
[img] Text
MOTTO DAN PERSEMBAHAN.docx

Download (13kB)
[img] Text
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI.docx

Download (13kB)
[img] Text
ABSTRAK.docx

Download (14kB)
[img] Text
KATA PENGANTAR.docx

Download (17kB)
[img] Text
DAFTAR ISI.docx

Download (15kB)
[img] Text
BAB 1.doc

Download (97kB)
[img] Text
BAB II.doc

Download (91kB)
[img] Text
BAB III.doc

Download (198kB)
[img] Text
BAB IV.docx
Restricted to Repository staff only

Download (3MB)
[img] Text
BAB V.doc
Restricted to Repository staff only

Download (36kB)
[img] Text
DAFTAR PUSTAKA BU PANCA.docx

Download (14kB)
[img] Text
RIWAYAT HIDUP.docx

Download (360kB)

Abstract

ABSTRAK Judul, “Upaya Meningkatkan Minat dan Prestasi Belajar Siswa dalam Membaca dan Menulis dengan Menggunakan Metode Inkuiri pada Siswa Kelas II SDN Mohamad Toha Kota Bandung”. Pembelajaran tematik yang dilaksanakan di Sekolad Dasar khususnya kelas rendah sejak bergulirnya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada tahun 2006, ternyata masih banyak kendala di lapangan dan tidak sesuai dengan ketentuan Standar Isi Permendiknas No.22 Tahun 2006. Oleh sebab itu diperlukan sebuah upaya penerapan pembelajaran tematik yang sesuai dengan Standar Isi dan mampu meningkatkan mutu pembelajaran. Pada penelitian ini tema pembelajaran dipilih berdasarkan kebutuhan pembelajaran dan kepentingan penelitianyang fokus utamanya untuk mengkaji pembelajaran Bahasa Indonesia, Ipa, dan Matematika melalui pembelajaran tematik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui secara umum proses pembelajaran Bahasa Indonesia, dimana melihat minat dan prestasi belajar siswa dalam membaca dan menulis dengan metode inkuiri. Penelitian ini menggunakan metode tindakan kelas yang terdiri dari 2 siklus tindakan. Setiap tindakan meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, dan hasil belajar. Sebelum melakukan tindakan peneliti menguji siswa dengan memberikan tes tertulis. Hasil penelitian setelah dilakukannya siklus I dan siklus II bahwa ditemukan hasil belajar siswa meningkat, minat siswa dalam membaca dan menulispun meningkat. Adapun rata-rata nilai siswa pada siklus 1 sebesar 77,5 sementara terjadi peningkatan pada siklus II sebesar 92,3. Selisih antara siklus I dan II yaitu 1,19 dan peningkatan yang terjadi antara siklus I dan II sebesar 14,8%. Dengan demikian bahwa menggunakan metode inkuiri mampu meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa kelas II SDN Mohamad Toha Kota Bandung pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, diharapkan agar ada penelitian lanjutan berkenaan dengan peningkatan minat anak didik dalam membaca dan menulis agar mendapatkan hasil belajar yang memuaskan. Kesimpulannya penelitian yang peneliti lakukan dilaksanakan sangat baik pada matapelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan metode inkuiri untuk melihat minat dan prestasi belajar siswa kelas II SDN Mohamad Toha Kota Bandung. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi yang utama. Dengan bahasa, kita dapat berkomunikasi dengan sesama dengan cara yang hampir tanpa batas. Kita dapat mengutarakan keinginan kepada orang lain sehingga orang lain itu dapat mengetahui keinginan kita. Kita dapat menjelaskan ide, pikiran, gagasan kepada orang lain sehingga orang lain memahami penjelasan kita. Demikianlah kita dapat saling mencurahkan perasaan, dapat saling memahami pikiran dan gagasan, bahkan kita dapat menciptakan sebuah dunia yang tidak nyata (khayalan) dengan alat yang hanya dimiliki oleh manusia, yaitu bahasa. Salah satu kunci sukses dalam berkomunikasi dengan menggunakan bahasa adalah ketepatan berbahasa. Penggunaan bahasa yang tidak teratur menyulitkan pembaca atau pendengar untuk dapat memahaminya. Ketepatan dan keteraturan dalam berbahasa itu tentu saja memerlukan pengetahuan dan pemahaman yang luas dan mendalam mengenai ilmu kebahasaan. Di samping itu, tentu saja keteraturan berbahasa itu mengandaikan adanya suatu aturan (kaidah) bahasa yang baku yang disusun secara ilmiah, menggunakan pendekatan keilmuan yang tepat. Bertitik tolak dari yang diutarakan di atas, maka untuk mengejar kekurangan dalam pengetahuan berbahasa, khususnya bahasa Indonesia tentu saja para guru senantiasa dituntut menjadikan siswanya menjadi manusia yang memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam menggunakan bahasa yang baik dan benar sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang benar pula. Jika hal ini dapat tercapai maka para siswa kita tidak akan diragukan lagi keterampilan berbahasanya. Sehubungan dengan keterkaitan penggunaan bahasa yang benar tentu saja harus adanya minat dan motivasi yang harus diberikan oleh guru kepada peserta didik baik dalam minat membaca serta menulis. Minat adalah perasaan menyukai dan keterikatan pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh (Slameto, 2011: 41). Minat dapat juga berarti sibuk, tertarik atau terlihat sepenuhnya dengan sesuatu kegiatan karena menyadari pentingnya kegiatan itu (The Liang Gie, 2011: 39). Menurut The Liang Gie (2011: 38), arti penting minat dalam kaitannya dengan pelaksanaan studi adalah: 1. minat melahirkan perhatian secara spontan; 2. minat memudahkan konsentrasi; 3. minat mencegah gangguan dari luar; 4. minat memperkuat melekatnya materi pelajaran dalam ingatan; 5. minat memperkecil kebosanan belajar. Jika seorang siswa memiliki minat terhadap pelajaran tertentu, dia akan memperhatikannya. Namun sebaliknya, jika siswa tidak berminat pada mata pelajaran ataupun minat terhadap sesuatu yang sedang diajarkan oleh pengajar, biasanya dia cenderung malas belajar. Membangkitkan minat siswa tehadap sesuatu pada dasarnya adalah membantu siswa melihat bagaimana hubungan antara materi yang diharapkan untuk dipelajarinya dengan dirinya sendiri sebagai individu. Minat sangat erat hubungannya dengan prestasi belajar. Sebagai seorang pendidik, guru harus selalu berusaha untuk membangkitkan minat belajar untuk tujuan membentuk pribadi yang berkarakter. Tanpa adanya minat hasil pembelajaran yang diharapkan, tidak akan maksimal. Pentingnya peranan minat dalam proses pembelajaran perlu dipahami oleh pendidik agar dapat melakukan berbagai bentuk tindakan. Dengan tingginya minat anak dalam belajar ataupun dalam membaca sehingga prestasi anak dalam proses pembelajaran akan terjadi secara meningkat (Amri, 2011: 39). Prestasi dapat dikatakan, bahwa individu yang memiliki standar berprestasi, memiliki tanggung jawab pribadi atas kegiatan yang dilakukannya, individu lebih suka bekerja pada situasi dimana dirinya mendapatkan umpan balik sehingga dapat diketahui seberapa baik tugas yang dilakukannya, individu tidak menyukai keberhasilan yang bersifat kebetulan atau karena tindakan orang lain, individu lebih suka bekerja pada tugas yang tingkat kesulitannya menengah dan realistis dalam pencapaian tujuannya, individu bersifat inovatif di mana dalam melakukan suatu tugas dilakukan dengan cara yang berbeda, efisien, dan lebih baik dari pada sebelumnya, serta individu akan merasa puas serta menerima kegagalan atau tugas-tugas yang telah dilakukannya (Agustin, 2014: 21). Minat siswa dalam membaca dan menulis yang dapat dilihat di SDN Mohamad Toha sangat rendah. Penulis dapat melihat beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya minat membaca dan menulis siswa antara lain sebagai berikut: 1. Model pembelajaran yang diberikan oleh guru terjadi secara monoton, membuat siswa menjadi bosan dan tidak fokus dalam mengikuti proses pembelajaran yang terjadi serta metode yang dipilih guru tidak tepat dalam proses pembelajaran yang terjadi. Guru hanya memberikan materi ajar kepada anak dengan menggunakan buku paket yang ada dan lembar kerja siswa. Fakta di lapangan menunjukkan proses pembelajaran lebih berpusat pada guru, 2. Siswa tidak memanfaatkan fasilitas yang ada di lingkungan sekolah seperti buku yang terdapat di perpustakaan untuk membaca. Dengan rendahnya minat membaca sehingga berhubungan dengan rendanya pula minat anak untuk menulis padahal dengan seringnya anak membaca dan menulis pengetahuan yang dimiliki akan lebih bertambah serta prestasi belajarnya akan menjadi meningkat, 3. Di dalam ruang kelas, siswa cenderung lebih suka mendengarkan dari pada membaca ataupun menulis terfokus pada guru saja. Anggapan mereka kalau membaca itu membuat malas, terlebih lagi dari strategi dalam pembelajaran yang diberikan oleh guru hanya menggunakan buku paket, tidak menggunakan media ataupun serta menggunakan metode yang tepat. Tidak hanya pengaruh di sekolah, pengaruh di luar sekolah juga sangat besar mempengaruh rendahnya minat siswa dalam membaca dan menulis salah satunya adalah dari faktor-faktor yang ada seperti lebih sering anak menonton televisi dan main game. Dengan seringnya anak menonton dan main game maka efek negatif yang muncul adalah memicu anak menjadi malas untuk membaca buku ataupun menulis hal-hal yang terjadi dalam kesehariannya. Fakta di lapangan menunjukkan proses pembelajaran lebih berpusat pada guru. Aktivitas pembelajaran yang terjadi di dalam kelas tidak menarik, karena bukan hanya saja dari metode pembelajaran yang diberikan oleh guru tidak memotivasi siswa tetapi dari segi siswa yang tidak kondusif melakukan proses pembelajaran sehingga suasana kelas tidak seperti yang diharapkan. Aktivitas yang terjadi di mana guru hanya memberikan materi yang ada di buku paket kemudian menyuruh siswa untuk menjawab beberapa pertanyaan yang ada di lembar kerja siswa dan memberikan siswa pekerjaan rumah. Fakta lain yang dapat dilihat juga tidak adanya media pada saat pemberian materi. Disinilah hal yang membuat siswa menjadi bosan dan merasa monoton belajar, mereka hanya saja terfokus pada buku paket dan lembar kerja siswa saja, sedangkan media sangat mempunyai peran penting dalam proses pembelajaran. Keterkaitan dari beberpa fakta yang realita pada saat penulis melakukan penelitian, dapat dilihat hasil belajar siswa tidak sesuai yang diharapkan dan prestasi siswa tidak meningkat. Minat siswa dalam membaca dan menulis tidak berkembang hanya terhenti disitu saja karena tidak adanya dorongan baik dari guru, fasilitas, maupun lingkungan sekolah. Dapat dilihat pada tabel bahwa nilai-nilainya rata-rata hasil belajar siswa kelas II SDN Mohamad Toha Kota Bandung, umumnya di bawah KKM, sedangkan nilai rata-rata KKM harus mencapai 70,00. Tabel. 1.1 Nilai Rata-Rata Pembelajaran Bahasa Indonesia No. Nama Siswa Nilai 1. Adrianne JC 70 2. Dwi Puspa M 45 3. Fadhilah H 70 4. Gede Rafi SF 45 5. Gieya F 70 6. Moch. Rasyad 75 7. Moh. Raffa G 50 8. Muh. Rifat O 50 9. Muh. Daffa R 40 10. Muh. Deva W 45 11. Muh. Raizy F 75 12. Nail Rizki Z 55 13. Novita W 30 14. Nur Intan A 70 15. Putri Rosela B 60 16. Reivan Nur R 70 17. Rival Raditya 55 18. Tiara Navi S 85 19. Tiara Putri Z 45 20. Wanda R.A 50 21. Zacky Arlana 50 Nilai Rata-Rata 55,0 Melihat kondisi mengenai proses pembelajaran dan hasil yang didapat rendah, penulis mencoba untuk mengupayakan agar proses pembelajaran dan hasil pembelajaran meningkat, dengan cara menggunakan metode yang tepat pada saat proses pembelajaran yang terjadi sesuai dengan materi yang diberikan. Dengan adanya metode yang tepat pada saat proses pembelajaran diharapkan siswa menjadi aktif, kreatif, serta minat dalam membaca dan menulis meningkat dan dapat belajar mandiri. Dari fenomena dan kenyataan yang disebutkan di atas, maka penulis merasa tertarik untuk memilih judul penelitian tentang “Upaya Meningkatkan Minat dan Prestasi Belajar Siswa dalam Membaca dan Menulis dengan Menggunakan Metode Inkuiri pada Siswa Kelas II SDN Mohamad Toha Kota Bandung”. Rendahnya minat siswa dalam membaca dan menulis pada mata pelajaran Bahasa Indonesia terjadi pada umumnya guru cenderung menggunakan pendekatan yang konvensional sehingga kegiatan pembelajaran berlangsung monoton dan membosankan serta hanya berfokus pada guru. Membaca dan menulis merupakan salah satu kemampuan yang perlu dimiliki oleh siswa sejak mulai sekolah dasar sampai sekolah lanjutan. Dengan memiliki kemampuan membaca dan menulis cakrawala berpikir kreatif dan kritis murid dapat berkembang. Selain itu, keterampilan ini akan menunjang kelanjutan studi mereka ke lembaga pendidikan yang lebih tinggi maupun bekal untuk bekerja. Ada tiga alasan mengapa penulis memilih judul mengenai upaya meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa dalam membaca dan menulis pada mata pelajaran Bahasa Indonesia menggunakan metode inkuiri yaitu: 1. rendahnya minat dan prestasi belajar siswa dalam membaca dan menulis agar menjadi meningkat; 2. siswa dapat lebih aktif dan terlibat langsung dalam proses pembelajaran dan tidak merasa bosan dalam proses pembelajaran; 3. proses pembelajaran yang terjadi pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dilakukan dengan menggunakan metode inkuri dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa. Penelitian dilakukan secara bersiklus. Jika siklus pertama berlangsung tidak mencapai KKM, maka akan dilakukan siklus kedua. 1.2 Identifikasi Masalah Dengan landasan latar belakang masalah di atas, maka identifikasi masalahnya sebagai berikut: 1. kurangnya guru mempersiapkan pembelajaran Bahasa Indonesia baik dari metode pembelajaran yang digunakan maupun dalam mempersiapkan media yang dibutuhkan dalam pelaksanaan proses pembelajaran; 2. kurangnya minat siswa melakukan aktifitas membaca dan menulis, terlihat saat proses pembelajaran terjadi siswa cenderung lebih memilih untuk mengabaikan teks bacaan yang ada di buku karena cenderung pembelajaran yang terjadi hanya berpusat pada guru saja; 3. kurangnya minat siswa dalam membaca dan menulis mengakibatkan rendahnya prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. 1.3 Batasan dan Rumusan Masalah Dalam penelitian ini, penulis tidak akan membahas semua masalah yang ditemukan, tetapi penulis hanya membatasi beberapa masalah saja antara lain: 1. penelitian dilakukan pada siswa kelas II SDN Mohamad Toha Kota Bandung; 2. penulis melakukan penelitian pada mata pelajaran bahasa Indonesia mengenai minat dan prestasi belajar siswa dalam membaca dan menulis; 3. penelitian dilakukan dengan menggunakan metode inkuiri terhadap siswa kelas II SDN Mohamad Toha Kota Bandung. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka pertanyaan khusus yang dikemukakan adalah: ”Apakah dengan menggunakan metode inkuiri dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa kelas II SDN Mohamad Toha Kota Bandung pada mata pelajara Bahasa Indonesia”, sedangkan rumusan masalah yang akan menjadi fokus penelitian adalah sebagai berikut: 1. Mampukah peneliti menerapkan metode inkuiri dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia pada siswa kelas II SDN Mohamad Toha Kota Bandung? 2. Adakah peningkatan minat siswa kelas II SDN Mohamad Toha Kota Bandung dalam membaca dan menulis pada mata pelajaran Bahasa Indonesia setelah menggunakan metode inkuiri? 3. Apakah terdapat peningkatan hasil prestasi belajar siswa kelas II SDN Mohamad Toha Kota Bandung dalam membaca dan menulis pada mata pelajaran Bahasa Indonesia setelah menggunakan metode inkuiri? 1.4 Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah, maka penelitian ini bertujuan untuk: 1. mengetahui gambaran tentang proses pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri pada saat pembelajaran Bahasa Indonesia pada kelas II SDN Mohamad Toha Kota Bandung, 2. mengetahui kemampuan minat siswa dalam membaca dan menulis dengan menggunakan metode inkuiri pada siswa kelas II SDN Mohamad Toha Kota Bandung, 3. mengetahui peningkatan hasil prestasi belajar siswa dalam membaca dan menulis pada pembelajaran Bahasa Indonesia setelah menggunakan metode inkuiri pada kelas II SDN Mohamad Toha Kota Bandung. 1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Manfaat secara teoritis 1. dapat memberikan sumbangan kepada ilmu pengetahuan khusus dalam kaitannya dengan peningkatan kualitas pendidikan dan hasil belajar; 2. dapat berguna bagi peneliti sebagai calon guru yang kelak akan terlibat langsung dalam proses pembelajaran agar dapat melakukan proses pembelajaran yang kreatif. 1.5.2 Manfaat secara praktis 1. Bagi peneliti: untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang minat belajar, dan prestasi belajar siswa. 2. Bagi siswa: memberi kesempatan pada siswa untuk dapat lebih aktif, kreatif dan dapat menciptakan suasana belajar yang kondusif dan efektif serta dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa dalam membaca dan menulis. 3. Bagi guru: memberi masukan kepada guru untuk perbaikan proses pembelajaran lebih menarik dan dapat diterapkan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia selanjutnya serta dapat menggunakan metode pembelajaran yang tepat sesuai dengan materi yang akan diberikan; 4. Bagi sekolah: memberi masukan kepada pihak sekolah agar dapat mengusahakan upaya-upaya pengembangan media pembelajaran demi peningkatan kualitas pendidikan dan prestasi peserta didik. 1.6 Definisi Operasional Terkaitnya dengan judul yang penulis buat, maka di sini seorang guru diharapkan untuk menumbuhkan minat siswa untuk membaca dan menulis yang bermanfaat dengan melakukan suatu aktivitas ataupun kegiatan yang merangsang daya pikiran siswa menjadi berkembang, dan membangkitkan semangat siswa agar terbawa dalam kegiatan pembelajaran yang terjadi secara terarah. 1. Minat adalah perasaan menyukai dan keterkaitan pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh. 2. Prestasi belajar adalah individu yang memiliki prestasi atas hasil belajarnya dalam kegiatan yang dilakukannya. 3. Membaca dan menulis adalah sesuatu yang dilakukan oleh seseorang dalam bentuk karya yang berbeda-beda. 4. Metode inkuiri adalah proses pembelajaran yang berfokus terhadap siswa dan belajar secara berkelompok. Agar tidak terjadi salah penafsiran terhadap penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa mana minat untuk meningkatkan prestasi belajar siswa yang dimaksud bahwa, anak tidak akan mendapatkan hasil belajar yang baik jika minat belajar anak tidak ada ataupun rendah serta, metode yang digunakan pada proses pembelajaran yang berlangsung yaitu metode inkuiri di mana cara yang digunakan guru mengajar di depan kelas yang tidak berpusat pada guru, tetapi siswa yang lebih aktif dan dapat belajar secara berkelompok. BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar 2.1.1.1 Pengertian Pembelajaran Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya, proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungannya (Arsyad, 2013: 1). Belajar juga merupakan salah satu kebutuhan manusia yang penting dalam usahanya mempertahankan hidup dan mengembangkan dirinya dalam kehidupan bermasyarakat. Belajar menjadi kebutuhan yang penting karena dengan semakin pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang mendorong pembaharuan dalam segala aspek kehidupan manusia, menuntut manusia untuk mengejar pembaharuan dan kemajuan itu. Upaya untuk mengejar hal tersebut harus dilakukan sendiri melalui suatu proses yang disebut belajar. Dalam proses pembelajaran yang dilakukan dalam wadah lembaga pendidikan formal yang dalam hal ini adalah sekolah, terdapat suatu aktivitas belajar dan mengajar, menyampaikan dan memberikan informasi/pengetahuan antara pendidik (pengajar/guru) dan peserta didik (siswa). Proses dan tujuan dari kegiatan belajar mengajar secara keseluruhan didesain oleh guru memperhatikan kondisi yang ada baik itu kondisi peserta didik, kemampuan pendidik dan lingkungan tempat proses tersebut berada. Bertolak dari pengertian pengajaran yang dilakukan oleh guru dalam proses pembelajaran yakni seperangkat peristiwa yang dapat mempengaruhi objek didik sedemikian rupa sehingga proses belajar mengajar dapat terjadi. Guru perlu memiliki kemampuan membuat perencanaan pengajaran berupa desain pembelajaran. 2.1.1.2 Hakikat Bahasa Indonesia Hakikat pembelajaran Bahasa Indonesia adalah untuk mengarahkan supaya siswa dapat terampil berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia, baik itu secara lisan maupun tulisan, serta baik dalam situasi formal maupun informal. Selain terampil berkomunikasi, siswa diharapkan memiliki sikap apresiatif terhadap karya sastra Bahasa Indonesia. Pengajaran bahasa Indonesia bertujuan untuk mengembangkan kemampuan menggunakan bahasa Indonesia dalam segala fungsinya, yaitu sebagai sarana komunikasi, sarana, berpikir / bernalar, sarana persatuan, dan sarana kebudayaan. Secara keseluruhan mata pelajaran Bahasa Indonesia di SD berfungsi untuk mengembangkan kemampuan bernalar, berkomunikasi, dan mengungkapkan pikiran dan perasaan, serta persatuan dan kesatuan bangsa.(Hestunodya. (2014: 01). “Hakikat Pembelajaran Bahasa Indonesia”.http://hestunodya.blogspot.com/2014/01/hakikat-pembelajaran-bahasa-indonesia.html(Diakses Pada Hari Sabtu, 24 Mei 2014, Pukul 19.00 WIB). 2.1.1.3 Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar Penanaman bahasa Indonesia sejak dini adalah memberikan pelatihan dan pendidikan tentang bahasa Indonesia sejak anak masih kecil. Pelaksanaan pendidikan Bahasa Indonesia pada anak dapat dilakukan melalui pendidikan informal, pendidikan formal, maupun pendidikan nonformal.Pendidikan informal dilakukan oleh keluarga di rumah.Pendidikan ini dilakukan saat anak berada di rumah bersama dengan keluarganya. Sedangkan pendidikan formal dilaksanakan di dalam lembaga pendidikan resmi mulai dari SD sampai dengan perguruan tinggi. Dalam pendidikan formal ini gurulah yang berperan penting dalam menanamkan pengetahuan akan bahasa Indonesia. Sedangkan pendidikan nonformal dilaksanakan di luar rumah dan sekolah, dapat melalui kursus, pelatihan-pelatihan, pondok pesantren dan lain sebagainya. Pendidikan bahasa Indonesia di lembaga formal dimulai dari SD. Jumlah jam pelajaran bahasa Indonesia di SD kelas I, II dan III sebanyak 6 jam pelajaran, sedangkan kelas IV, V dan VI sebanyak 5 jam pelajaran. Banyaknya jumlah jam pelajaran Bahasa Indonesia dimaksudkan agar siswa mempunyai kemampuan berbahasa Indonesia yang baik serta mempunyai kemampuan berpikir dan bernalar yang baik yang dapat disampaikan melalui bahasa yang baik pula. Pengajaran bahasa Indonesia di SD adalah sebagai wadah untuk mengembangakan kemampuan siswa dalam menggunakan bahasa sesuai dengan fungsi bahasa itu, terutama sebagai alat komunikasi. (Akhadiah. (2011: 10). “Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia”. http: // www.sekolah dasar.net / 2011 / 10 / tujuan-pembelajaran-bahasa-indonesia-di. html (Diakses Pada Hari Sabtu, 24 Mei 2014, Pukul 19.00 WIB). 2.1.2 Minat Belajar dan Prestasi Belajar Siswa 2.1.2.1 Minat Belajar Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah tentu saja berpengaruh dengan minat belajar siswa. Minat adalah perasaan menyukai dan keterikatan pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh (Slameto, 2010: 180). Dalam hal ini, besar kecilnya minat sangat tergantung pada penerimaan akan suatu hubungan atara diri sendiri dengan sesuatu di luar dirinya itu. Suatu minat dapat diekspresikan melalui pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal dari pada hal lainnya dan dapat pula dimanifetasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Minat belajar adalah kecenderungan hati untuk belajar untuk mendapatkan informasi, pengetahuan, kecakapan melalui usaha, pengajaran, atau pengalaman, ataupun keterlibatan sepenuhnya seorang siswa dengan segenap kegiatan pikiran secara penuh perhatian untuk memperoleh pengetahuan dan mencapai pemahaman tentang pengetahuan ilmiah yang dipelajari di sekolah (Jauhari, 2011: 39). Jika seorang siswa memiliki minat terhadap pelajaran tertentu, dia akan memperhatikannya. Namun sebaliknya, jika siswa tidak berminat pada mata pelajaran yang sedang diajarkan, biasanya dia cenderung malas belajar.Demikian juga dengan siswa yang tidak menaruh perhatian yang pada mata pelajaran yang diajarkan, maka sukarlah diharapkan siswa tersebut dapat belajar dengan baik.Hal ini tentu berpengaruh dengan hasil belajarnya ataupun prestasi belajarnya.Minat juga dapat diartikan sebagai keinginan jiwa terhadap sesuatu obyek dengan tujuan untuk mencapai sesuatu yang diharapkan (Elisah, 2011: 40). Dalam lingkungan sekolah, membangkitkan minat belajar siswa merupakan tugas guru. Guru harus benar-benar menguasai semua keterampilan yang dibutuhkan dalam pengajaran, antara lain menguasai materi, memiliki media pembelajaran yang menarik dan bervariasi. Jika guru tidak menggunakan variasi dalam proses pembelajaran, siswa akan cepat bosan dan jenuh terhadap materi pelajaran. Untuk mengatasi hal-hal tersebut, guru hendaklah menggunakan variasi dalam mengajar agar semangat dan minat siswa dalam belajar meningkat sehingga prestasi belajar sesuai dengan yang diharapkan. 2.1.2.2 Membangkitkan Minat Belajar Siswa Membangkitkan minat siswa terhadap sesuatu pada dasarnya adalah membantu siswa melihat bagaimana hubungan antara materi yang diharapkan untuk dipelajarinya dengan dirinya sendiri sebagai individu.Proses ini bearti menunjukkan pada siswa bagaimana pengetahuan atau kecakapan tertentu itu mempengaruhi dirinya dalam upaya mencapai kebutuhan-kebutuhannya (Elisah, 2011: 40). Minat sebagai aspek kewajiban bukan aspek bawaan, melainkan kondisi yang terbentuk setelah dipengaruhi oleh lingkungan.Karena itu minat sifatnya berubah-ubah dan sangat tergantung pada individunya. Minat belajar dapat dibangkitkan melalui latihan konsentrasi.Konsentrasi merupakan aktivitas jiwa untuk memperhatikan suatu obyek secara mendalam. Dapat dikatakan konsentrasi itu muncul jika seorang menaruh minat pada suatu obyek, demikian pula sebaliknya merupakan kondisi psikologi yang sangat dibutuhkan dalam proses belajar mengajar di sekolah (Elisah, 2011: 42). Minat sebagai salah satu aspek psikologi dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik dari dalam maupun dari luar. Dilihat dari dalam diri siswa, minat dipengaruhi oleh cita-cita, keinginan, kebutuhan, bakat, dan kebiasaan. Sedangkan bila dilihat dari faktor luar tersebut dapat berupa kelengkapan sarana dan prasarana, pergaulan dengan orang tua dan anggapan masyarakat terhadap suatu obyek serta latar belakang sosial budaya. Menurut Slameto, (2011: 41), faktor-faktor yang berpengaruh di atas dapat diatasi oleh guru di sekolah dengan cara: 1. penyajian materi yang dirancang secara sistematis, lebih praktis dan penyajiannya lebih berseni; 2. memberikan rangsangan kepada siswa agar menaruh perhatian yang tinggi terhadap bidang studi yang sedang diajarkan; 3. mengembangkan kebiasaan yang teratur; 4. meningkatkan kondisi fisik siswa; 5. mempertahankan cita-cita dan aspirasi siswa; 6. menyediakan sarana penunjang yang memadai. Minat sangat erat hubungannya dengan hasil belajar ataupun prestasi belajar.Sebagai seorang pendidik, guru harus selalu berusaha untuk membangkitkan minat belajar untuk tujuan membentuk pribadi yang berkarakter. Tanpa adanya minat hasil prestasi belajar anak cenderung akan terjadi secara tetap bahkan mungkin akan menurun. Pentingnya peranan minat dalam proses pembelajaran perlu dipahami oleh pendidik agar dapat melakukan berbagai bentuk tindakan atau bantuan kepada siswa. 2.1.2.3 Prestasi Belajar Siswa Dapat dilihat dari minat belajar siswa, jika minat belajar siswa rendah maka berpengaruh pada prestasi belajar siswa. Prestasi belajar adalah bahwa individu yang memiliki standar berprestasi, memiliki tanggung jawab pribadi atas kegiatan yang dilakukannya, individu lebih suka bekerja pada situasi dimana dirinya mendapatkan umpan balik sehingga dapat diketahui seberapa baik tugas yang dilakukannya, individu tidak menyukai keberhasilan yang bersifat kebetulan atau karena tindakan orang lain, individu lebih suka bekerja pada tugas yang tingkat kesulitannya menengah dan realistis dalam pencapaian tujuannya, individu bersifat inovatif di mana dalam melakukan suatu tugas dilakukan dengan cara yang berbeda, efisien, dan lebih baik dari pada sebelumnya, serta individu akan merasa puas serta menerima kegagalan atau tugas-tugas yang telah dilakukannya (Agustin, 2014: 21). 2.1.3 Pengertian, Tujuan Membaca dan Menulis 2.1.3.1 Pengertian Membaca dan Menulis Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis (Tarigan, H G,2013:7). Sedangkan menulis merupakan suatu proses kreatif memindahkan gagasan ke dalam lambang-lambang tulisan (Semi, 2007: 14). Dalam pengertian di atas, menulis itu memiliki tiga aspek utama. Yang pertama, adanya tujuan atau maksud tertentu yang hendak dicapai. Kedua, adanya gagasan atau sesuatu yang hendak dikomunikasikan.Ketiga, adanya sistem pemindahan gagasan itu, yaitu berupa sistem bahasa. 2.1.3.2 Tujuan Membaca dan Menulis Tujuan utama dalam membaca adalah untuk mencari serta memperoleh informasi, mencakup isi, memahami isi, memahami makna bacaan (Tarigan, H G,2013: 9). Adapun tujuan menulis antara lain, untuk menceritakan sesuatu, untuk memberikan petunjuk atau pengarahan, untuk menjelaskan sesuatu, untuk meyakinkan, serta untuk merangkum (Semi, 2007: 16). 2.1.4 Minat Membaca dan Menulis 2.1.4.1 Minat Membaca Tarigan (2013: 9), berpendapat bahwa minat membaca adalah suatu perhatian yang kuat dan memdalam disertai dengan perasaan senang tarhadap kegiaan membaca sehingga dapat mengarakan seseorang untuk membaca dengan kemauannya sendiri. Minat membaca merupakan karakteristik tetap dari proses pembelajaran sepanjang hayat (life-long learning) yang berkontribusi pada perkembangan, seperti memecahkan persoalan, memahami karakter orang lain, meenimbulkan rasa aman, hubungan interpersonal yang baik serta penghargaan yang bertambah terhadap aktivitas keseharian. Dari definisi minat membaca di atas dapat disimpulkan, bahwa minat membaca merupakan aktivitas yang dilakukan dengan penuh ketekunan dan cenderung menetap dalam rangka membangun pola komunikasi dengan diri sendiri agar pembaca dapa menemukan makna tulisan dan memperoleh infomasi sebagai proses transmisi pemikiran untuk mengembangkan intelektualitas dan pembelajaran sepanjang hayat. 2.1.4.2 Minat Menulis Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia menulis dapat diajarkan bagaimana mengembangkan gagasan melalui pengembangan paragraf mengenai penulisan kalimat efektif, dan tentang bagaimana menggunakan ejaan yang tepat dan dapat memacu minat siswa agar lebih kreatif dalam menulis (Semi, 2007: 8). Rendahnya minat membaca buku disebabkan antara lain oleh fakta bahwa bangsa kita adalah bangsa yang berbudaya lisan, yang kurang tertarik pada kegiatan membaca dan tulis menulis. Celakanya budaya lisan ini diperteguh oleh budaya visual (televisi), tanpa melewati budaya membaca, sehingga minat membaca di kalangan masyarakat kita tampaknya menurun.Nurgyntoro, (2000:270), mengatakan bahwa minat menulis adalah suatu bentuk manivestasi kemampuan berbahasa paling akhir dikuasai siswa setelah mendengarkan, berbicara, dan membaca. 2.1.5 Metode Pembelajaran untuk Meningkatkan Minat dan Prestasi Belajar Siswa dalam Membaca dan Menulis dengan Menggunakan Metode Inkuiri 2.1.5.1 Pengertian Metode Pembelajaran Secara umum metode diartikan sebagai cara melakukan sesuatu. Secara khusus, metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara atau pola yang khas dalam memanfaatkan berbagai prinsip dasar pendidika. Selain itu, metode juga merupakan berbagai teknik dan sumber daya terkait lainnya agar terjadi proses pembelajaran pada diri siswa (Zainal, 2013: 102). Secara umum metode diartikan sebagai cara melakukan sesuatu. Secara khusus, metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara atau pola yang khas dalam memanfaatkan berbagai prinsip dasar pendidika. Selain itu, metode juga merupakan berbagai teknik dan sumber daya terkait lainnya agar terjadi proses pembelajaran pada diri siswa (Zainal, 2013: 102). 2.1.5.2 Tujuan Metode Pembelajaran Zainal, (2013: 102), mengatakan bahwa dalam metode pembelajaran terdapat beberapa tujuan yaitu sebagai berikut : 1. mempermudah proses pembelajaran di kelas; 2. meningkatkan efisiensi proses pembelajaran; 3. mengaitkan antara materi pelajaran dengan tujuan belajar; 4. membantu konsentrasi pembelajar dalam proses pembelajaran; 5. membuat siswa lebih terarah dalam proses pembelajaran yang terjadi. 2.1.5.3 Metode Inkuiri Metode inkuiri merupakan suatu teknik atau cara yang digunakan guru untuk mengajar di depan kelas. Dalam proses pembelajaran yang terjadi guru hanya menjadi fasilitator saja siswa yang lebih berperan aktif dalam proses pembelajaran (Zainal, 2013: 118). Pelaksanaan dalam metode inkuiri dapat dilihat sebagai berikut: 1. guru membagi tugas meneliti sesuatu masalah ke kelas; 2. siswa dibagi dalam beberapa bentuk kelompok kecil; 3. kemudian mereka mempelajari, meneliti atau membahas tugas dalam kelompok; 4. setelah itu mendiskusikan hasil kelompok; 5. akhirnya hasil laporan kerja kelompok dilaporkan diskusi secara luas. Menurut Suryanti, (2009: 142), metode inkuiri sebagai strategi pembelajaran yang memiliki keuntungan yaitu: 1. mendorong siswa berpikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri; 2. menciptakan suasana akademik yang mendukung berlangsungnya pembelajaran yang berpusat pada siswa; 3. membantu siswa mengembangkan konsep diri yang positif; 4. meningkatkan penghargaan sehingga siswa mengembangkan ide untuk menyelesaikan tugas dengan cara sendiri; 5. mengembangkan bakat individual secara optimal; 6. menghindarkan siswa dari cara belajar menghafal. Peran guru dalam pengembanganmetodepembelajaran adalah mendorong lahirnya proses kegiatan belajar siswa, meningkatkan kadar proses dan hasil kegiatan belajar siswa dan membantu kelancaran, kemudahan, pemahaman dan keberhasilan proses belajar siswa. Pemilihan bentuk dan metode pembelajaran disesuaikan dengan tujuan pembelajaran, materi pelajaran, ketersediaan sarana dan prasarana di tempat terjadinya proses pembelajaran tersebut. Penggunaan metode inkuiri pada mata pelajaran Bahasa Indonesia tersebut bertujuan untuk meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa dalam membaca dan menulis.Dengan demikian, penggunaan metode inkuiri dimaksudkan untuk menyampaikan materi pelajaran agar siswa dapat belajar dalam suasana yang lebih menarik dan menyenangkan, merangsang pikiran, perasaan dan pemahaman siswa sehingga terdorong terjadinya proses belajar pada diri siswa. 2.2 Hasil Penelitian yang Relevan Seperti yang telah dijelaskan dalam latar belakang bahwa adanya penelitian dengan menggunakan metode pembelajaran dianggap mampu untuk meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa dalam membaca dan menulis. Hal ini terbukti dengan adanya penelitian sebelumnya yang relevan yang telah berhasil: 1. Ima Nur Insyani (2011). “Metode Inkuiri Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Kelas IV ( Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas IV SDN 2 Jayagiri Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat Tahun Ajaran 2011-2012)”. Dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa dengan menggunakan metode yang tepat dalam pembelajaran dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. 2. Ari, Rahayu Sunarsah (2013). “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Menulis Pusi Melalui Pendekatan Kontekstual (Penelitian Tindakan Kelas Di Kelas V Sekolah Dasar Negeri Santaka Kecamatan Cimanggung Kabupaten Sumedang Tahun Ajaran 2012-2013)”. 2.3 Kerangka Pemikiran Dalam proses pembelajaran yang terjadi penulis mengangkat garis besarnya mengenai minat dan prestasi belajar siswa dalam membaca dan menulis. Di sini penulis menggunakan metode inkuiri dalam pembelajaran agar proses pembelajaran yang terjadi anak tidak akan merasa bosan dan tidak menerima pelajaran secara monoton. Proses pembelajaran yang terjadi dengan menggunakan metode inkuiri sangatlah memancing minat siswa agar lebih tertarik dalam membaca dan menulis sehingga prestasi belajar siswa menjadi meningkat. Dapat dilihat pada bagan berikut: Diagram 2.1 Rancangan Penelitian dalam Proses Pembelajaran 2.4 Asumsi dan Hipotesis 2.4.1 Asumsi 1. Penulis mengharapkan siswa kelas II SDN Mohamad Toha Kota Bandung dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. 2. Pembelajaran yang terjadi dilakukan dengan menggunakan metode inkuiri agar siswa menjadi lebih aktif dan dapat berpikir secara kritis. 3. Dengan adanya minat siswa dalam membaca dan menulis pada mata pelajaran Bahasa Indonesia diharapkan prestasi belajar siswa meningkat. 2.4.2 Hipotesis 1. Penulis mampu melakukan penelitian dengan menerapkan metode inkuiri dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia pada siswa kelas II SDN Mohamad Toha Kota Bandung. 2. Penulis dapat meningkatkan minat siswa kelas II SDN Mohamad Toha Kota Bandung dalam membaca dan menulis pada mata pelajaran Bahasa Indonesia setelah menggunakan metode inkuiri. 3. Penulis dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas II SDN Mohamad Toha Kota Bandung dalam membaca dan menulis pada mata pelajaran Bahasa Indonesia setelah menggunakan metode inkuiri. Bertitik tolak di atas, maka penulis menetapkan hipotesis sebagai berikut : “Terdapat peningkatan minat dan prestasi siswa dalam membaca dan menulis setelah menggunakan metode inkuiri , serta dalam proses pembelajaran yang terjadi anak menjadi lebih aktif”. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Mulyasa, (2009: 10), berpendapat, bahwa Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dapat diartikan sebagai penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk memperbaiki kualitas proses dan hasil belajar sekelompok peserta didik. Penelitian tindakan adalah proses penelitian berupa siklus dengan 3 tahap yaitu (1) perencanaan perbaikan; (2) pelaksanaan tindakan; (3) penemuan data hasil tindakan. Penelitian Tindakan Kelas merupakan salah satu usaha guru untuk memperbaiki kualitas pendidikan yang secara langsung melibatkan masalah di lapangan, yaitu masalah yang ada di dalam kelas. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan yang tepat dan dilaksanakan secara kolaboratif (kerjasama) untuk memperbaiki atau meningkatkan hasil belajar bahasa indonesia siswa dengan penyajian pembelajaran melalui media pembelajaran yang berbeda. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dengan dua siklus, yang setiap siklus dilakukan dengan dua tindakan. Di sini bahwa dalam satu “tindakan” terdiri dari beberapa langkah-langkah. Prosedur yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas dengan model Jhon Elliot. Model ini khusus bagi para peneliti yang dalam pelaksanaan tiap satu siklusnya harus terdiri dari beberapa tindakan. Jhon Elliott (2011:10), mencoba menggambarkan secara lebih rinci langkah demi langkah yang harus dilakukan peneliti. Ide dasarnya dimulai dari penemuan masalah kemudian dirancang tindakan tertentu yang dianggap mampu memecahkan masalah tersebut, kemudian diimplementasikan, dimonitor, dan selanjutnya dilakukan tindakan berikutnya jika. Berikut ini adalah bagan model PTK versi John Elliott. Diagram 3.1 Tahapan – Tahapan Penelitian 3.2 Desain Penelitian Penelitian tindakan kelas ini akan dilaksanakan di SDN Mohamad Toha Kota Bandung. Subjek Penelitian adalah siswa kelas II Sekolah Dasar sebanyak 21 orang, terdiri dari 11 orang laki-laki dan 10 orang perempuan dengan latar belakang dan kemampuan siswa yang berbeda-beda. Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan diantaranya adalah mengkaji kurikulum, membuat rencana pelaksanaan dan menentukan instrumen pemantauan. Dalam pelaksanaannya, setiap penelitian tentunya memerlukan intrumen-instrumen yang akan dipakai untuk mengumpulkan data-data. Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mendapatkan data, tingkat keakuratan data, kelengkapan, sistematika dalam pengolahan, waktu serta biaya (Awangga, 2007: 138). Adapun instrumen yang digunakan untuk pelaksanaan setiap kegiatan berupa angket, lembar tes, lembar observasi secara langsung dan dokumentasi. Penelitian ini terdiri dari dua siklus, siklus I dilaksanakan 1 kali pertemuan, siklus ke II dilaksanakan 1 kali pertemuan. Setiap pertemuan memerlukan waktu 2 jam pelajaran atau 35 menit x 2 jam pelajaran. Selanjutnya penelitian tindakan kelas juga digambarkan sebagai suatu proses yang dinamis yang tersusun dalam empat aspek, yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi harus dipahami bukan sebagai langkah-langkah yang statis. Jika pada siklus pertama penelitian tersebut kurang baik, maka penelitian dilanjutkan dengan siklus kedua dengan melakukan perbaikan terhadap rencana penelitian yang pertama. Siklus tersebut akan berhenti apabila penelitian yang dilakukan dirasa cukup. 3.3 Subjek dan Objek Penelitian 3.3.1 Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas II SDN Mohamad Toha Jalan Moh Toha 22, Ciateul, Regol Kota Bandung. Pada satu kelas berjumlah 21 siswa yang terdiri dari 11 laki-laki dan 10 perempuan. Peneliti didampingi oleh guru kelas. Tabel 3.1 Nama - Nama Siswa Kelas II SDN Mohamad Toha Kota Bandung No. Nama Siswa Perempuan/Laki-laki 1. Adrianne JC P 2. Dwi Puspa M P 3. Fadhilah H P 4. Gede Rafi SF L 5. Gieya F P 6. Moch. Rasyad L 7. Moh. Raffa G L 8. Muh. Rifat O L 9. Muh. Daffa R L 10. Muh. Deva W L 11. Muh. Raizy F L 12. Nail Rizki Z L 13. Novita W P 14. Nur Intan A P 15. Putri Rosela B P 16. Reivan Nur R L 17. Rival Raditya L 18. Tiara Navi S P 19. Tiara Putri Z P 20. Wanda R.A P 21. Zacky Arlana L Jumlah Siswa 21 3.3.2 Objek Penelitian Gambar 3.2 Denah Sekolah SDN Mohamad Toha Kota Bandung 3.3.3 Karakter Siswa Karakter siswa pada SDN Mohamad Kota Bandung cenderung anak akan lebih aktif jika pada saat proses pembelajaran yang terjadi menggunakan media atau metode yang membuat mereka senang. Akan teteapi kenyataan yang terlihat dalam proses pembelajaran yang diberikan oleh guru tidak menggunakan media ataupun metode yang tepat sehingga terlihat anak menjadi tidak tertarik dalam proses pembelajaran. 3.3.4 Tempat Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK), dilakukan pada siswa kelas II SDN Mohamad Toha Kota Bandung. Penelitian diambil hanya satu kelas saja yang mana terdiri dari 21 siswa. 3.3.5 Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan selama kurang lebih satu minggu, baik dalam pengenalan maupun tindakan proses pembelajaran yang berlangsung sesuai dengan instrument penelitian yang telah dibuat oleh penulis. 3.3.6 Lama Tindakan Lama tindakan untuk melakukan penelitian sesuai pada siklus pertama dan siklus kedua yang mana melihat hasil tahapan setiap siklus. 3.4 Operasional Variabel Operasional variabel dalam penelitian ini mengambil beberapa point yaitu sebagai berikut: 1. Minat, adalah perasaan menyukai dan keterikatan pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh (Slameto, 2010: 180). 2. Prestasi belajar, adalah bahwa individu yang memiliki standar berprestasi, memiliki tanggung jawab pribadi atas kegiatan yang dilakukannya, (Mubiar, 2014: 21). 3. Membaca dan menulis, adalah sesuatu yang dilakukan oleh seseorang dalam bentuk karya yang berbeda-beda (Tarigan,2013:8). 4. Metode inkuiri adalah suatu teknik atau cara yang digunakan guru untuk mengajar di depan kelas. Pemebelajaran yang terjadi guru hanya menjadi fasilitas, siswa dituntut belajar secara berkelompok (Zainal,2013:118). Beberapa point terbsebut dapat disimpulkan bahwa pada proses pembelajaran harus menggunakan metode yang tepat agar memancing siswa untuk minat belajar ataupun minat membaca dan menulis. Dengan adanya minat belajar atau membaca dan menulis pada siswa maka prestasi belajar anak akan meningkat seiring sejalan. Namun fakta yang terlihat di lapangan tidak seperti yang diharapkan, proses pembelajaran cenderung monoton dan berpusat pada guru. Maka penulis melakukan penelitian dengan menggunakan metode inkuiri pada proses pembelajaran yang terjadi dan prestasi belajar siswa menjadi meningkat. 3.5 Rancangan Pengumpulan Data dan Instrument Penelitian Pengumpulan data dilakukan pada setiap aktifitas siswa dan situasi yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan. Data yang diperoleh berupa hasil tes dan non tes melalui instrumen yang telah diisi dikumpulkan sebelum diolah secara kuantitatif. proses pembelajaran yang terjadi mengetahui sejauh mana minat siswa membaca dan menulis terhadap pembelajaran bahasa Indonesia sehingga meningkatkan prestasi belajar pada siswa. Dalam pengumpulan data yang terjadi penulis membuat dua penilaian kerja untuk siswa yang pertama memberikan tugas kelompok kepada siswa dan yang kedua memberikan tugas individu kepada siswa. Instrumen penelitian dapat dikatakan sebagai proses kegiatan secara langsung untuk mengetahui ataupun mengukur kualitas dari objek yang diamati (Sa’dun, 2013: 88). Adapun instrumen yang dilakukan oleh peneliti di SDN Mohamad Toha dengan memberikan angket, lembar tes, lembar observasi secara langsung dan dokumentasi. 1. Angket yang diberikan berupa pertanyaan terhadap siswa mengenai minat membaca dan menulis pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. 2. Lembar tes yang diberikan yaitu untuk mengetahui sejauh mana siswa minat dalam membaca dan menulis pada pembelajaran Bahasa Indonesia. 3. Lembar observasi secara langsung untuk mengetahui prestasi belajar siswa secara mendetail sebelum menggunakan metode pembelajaran dan setelah menggunakan metode pembelajaran apakah meningkat atau tidak. 4. Dokumentasi yaitu hasil dari data-data yang terkumpul disatukan dari kegiatan yang terjadi. 3.6 Rancangan Analisis Data Data yang diperoleh berupa data kualitatif dan kuantitatif, data kuantitatif berasal dari hasil tes sedangkan data kualitatif berasal dari angket, lembar tes serta observasi secara langsung. Adapun pengolahannya adalah sebagai berikut: 3.6.1 Angket Angket yang diberikan dalam bentuk beberapa pertanyaan dimana pertanyaan tersebut untuk melihat seberapa besar minat siswa dalam membaca dan menulis jika tidak menggunakan metode yang tepat dalam proses pembelajarannya, serta peneliti melihat hasil prestasi belajar siswa tersebut. Tabel 3.3 Kriteria Penentuan Tingkat Minat dan Prestasi Belajar Siswa Dalam Membaca dan Menulis Menggunakan Metode Inkuiri Pada Angket No. Kegiatan Kualitas Baik Cukup Kurang 1. Siswa memperhatikan pada materi dengan tema pembelajaran yang diberikan oleh guru 2. Siswa bertanya jawab sebagai perencanaan dari masalah yang dihadapi. 3. Siswa mengikuti penjelasan tindak lanjut dari guru. 4. Siswa antusias mengikuti pelajaran. 3.6.2 Data Instrumen Tes Data hasil siswa dari setiap siklus pada terakhir siklus berupa jawaban siswa terhadap jenis soal uraian untuk mengetahui minat dan prestasi belajar siswa dalam membaca dan menulis menggunakan metode inkuiri pada pembelajaran Bahasa Indonesia dengan cara presentase setiap skor total yang diperoleh siswa dibandingkan dengan skor total maksimum (ideal). Tabel 3.4 Kriteria Penentuan Tingkat Minat dan Prestasi Belajar Siswa dalam Membaca dan Menulis Menggunakan Metode Inkuiri dalam Bentuk Lembar Tes Persentase Kategori Peningkatan Siswa 90% ≥ A ≤ 100% 75% ≥ B < 90 % 55% ≥ C < 75% 40%≥ D < 55% 0% ≥ E < 40% A (Sangat Baik) B (Baik) C (Cukup) D (Kurang) E (Sangat Kurang) 3.6.3 Data Instrumen Non Tes Lembar observasi pada proses penelitian yang mana hasil observasi diolah dengan melihat prosentase jawaban. Tabel 3.5 Interpretasi Hasil Observasi Level Interpretasi 0 1 2 3 4 Sangat Kurang Kurang Sedang Baik Sangat Baik

Item Type: Thesis (Skripsi(S1))
Subjects: S1-Skripsi
Divisions: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan > PGSD 2014
Depositing User: Iyas -
Date Deposited: 23 Jun 2016 04:33
Last Modified: 23 Jun 2016 04:33
URI: http://repository.unpas.ac.id/id/eprint/4623

Actions (login required)

View Item View Item