Arisona, Dewinda (2024) FENOMENA SELF DIAGNOSE GANGGUAN KESEHATAN MENTAL BORDERLINE PERSONALITY DISORDER (BPD) PADA MEDIA SOSIAL TIKTOK. Skripsi(S1) thesis, FISIP UNPAS.
|
Text
RINGKESAN.pdf Download (147kB) | Preview |
|
|
Text
DAFTAR ISI.pdf Download (160kB) | Preview |
|
|
Text
Cover.pdf Download (198kB) | Preview |
|
|
Text
Lembar Pengesahan.pdf Download (129kB) | Preview |
|
|
Text
KATA PENGANTAR.pdf Download (98kB) | Preview |
|
|
Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (98kB) | Preview |
|
|
Text
ABSTRACT.pdf Download (147kB) | Preview |
|
|
Text
ABSTRAK.pdf Download (124kB) | Preview |
|
|
Text
BAB I.pdf Download (1MB) | Preview |
|
|
Text
BAB II.pdf Download (385kB) | Preview |
Abstract
Penelitian ini membahas fenomena self-diagnose gangguan kesehatan mental, khususnya Borderline Personality Disorder (BPD), yang marak terjadi di kalangan Generasi Z melalui platform media sosial TikTok. Tujuan penelitian ini adalah untuk memahami motif, tindakan, dan makna di balik self-diagnose yang dilakukan oleh pengguna TikTok dari Generasi Z. Penelitian ini menggunakan pendekatan fenomenologi untuk menggali pengalaman subjektif pengguna dalam memaknai self-diagnose yang mereka lakukan berdasarkan informasi yang diperoleh dari konten-konten di TikTok. Penelitian ini menggunakan teori fenomenologi Alfred Schutz, yang mengeksplorasi pengalaman subjektif individu dalam memaknai tindakan sosial. Schutz membagi motif tindakan menjadi dua, yaitu because- motive (motif karena masa lalu) dan in-order-to motive (motif untuk tujuan masa depan). Dalam konteks penelitian ini, teori tersebut digunakan untuk menganalisis bagaimana Generasi Z menginterpretasikan dan merasionalisasi tindakan self-diagnose mereka berdasarkan pengalaman emosional yang mereka rasakan melalui konten di TikTok. Hasil penelitian menunjukkan bahwa motif utama Generasi Z melakukan self-diagnose adalah karena keterhubungan yang mereka rasakan dengan konten di TikTok yang menggambarkan gejala-gejala gangguan kesehatan mental seperti BPD. Mereka merasa bahwa gejala yang digambarkan dalam video sesuai dengan kondisi emosional mereka, sehingga mendorong mereka untuk mengambil kesimpulan sendiri mengenai iii kesehatan mental mereka. Namun, tindakan ini sering kali menimbulkan kebingungan dan kekhawatiran yang lebih besar, karena diagnosis yang didapatkan secara mandiri tidak didasarkan pada konsultasi profesional. Kesimpulan penelitian ini menegaskan pentingnya literasi digital dalam memahami informasi kesehatan mental yang tersebar di media sosial. Meskipun platform seperti TikTok dapat meningkatkan kesadaran tentang kesehatan mental, informasi yang disebarkan sering kali tidak akurat dan dapat menyesatkan. Oleh karena itu, peran profesional kesehatan mental dan edukasi yang lebih baik di media sosial menjadi krusial untuk mencegah dampak negatif dari self-diagnose yang tidak terverifikasi. Kata Kunci: Self-diagnose, Borderline Personality Disorder, TikTok, Generasi Z, Fenomenologi.
Item Type: | Thesis (Skripsi(S1)) |
---|---|
Subjects: | S1-Skripsi |
Divisions: | Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik > Ilmu Komunikasi 2024 |
Depositing User: | Drs Iwan Ridwan |
Date Deposited: | 04 Oct 2024 06:48 |
Last Modified: | 04 Oct 2024 06:48 |
URI: | http://repository.unpas.ac.id/id/eprint/72092 |
Actions (login required)
View Item |