Fauzan, Muhammad Rizal (2024) Peran Jaringan Advokasi Transnasional Greenpeace Terhadap Dampak Degradasi Lingkungan Program Food Estate Wilayah Kalimantan. Skripsi(S1) thesis, FISIP UNPAS.
|
Text
Daftar Isi.pdf Download (118kB) | Preview |
|
|
Text
Bab 1.pdf Download (134kB) | Preview |
|
|
Text
Abstrak 3 Bahasa.pdf Download (109kB) | Preview |
|
|
Text
Lembar Pengesahan & Pengujian.pdf Download (97kB) | Preview |
|
|
Text
Daftar Pustaka.pdf Download (127kB) | Preview |
|
|
Text
Cover.pdf Download (193kB) | Preview |
|
|
Text
Bab 2.pdf Download (256kB) | Preview |
Abstract
Pada Maret 2020, G20 mengadakan KTT virtual di tengah pandemi COVID-19, di mana FAO memperingatkan dampak karantina pada produksi dan distribusi makanan global. Indonesia, awalnya dianggap tidak berisiko tinggi, mengambil langkah proaktif dengan konversi lahan gambut untuk produksi beras di Kalimantan Tengah, meskipun bertentangan dengan komitmen lingkungan Paris. Program Food Estate dapat menyebabkan degradasi lingkungan di Kalimantan dengan mengabaikan tanggung jawab perlindungan lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi dan mengevaluasi strategi Greenpeace dalam menanggapi dampak degradasi lingkungan dari program tersebut. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode kualitatif dengan teknik literatur review dan analisis isi. Pendekatan kualitatif dipilih karena di dalam penelitian ini peneliti memfokuskan kajiannya pada proses, motif, strategi serta proses kampanye dan advokasi Greenpeace pada dampak program Food Estate di Kalimantan pada degradasi lingkungan. Temuan utama penelitian menunjukkan bahwa Greenpeace telah berhasil menerapkan berbagai strategi advokasi, termasuk penerbitan laporan berbasis riset, kolaborasi dengan LSM lokal, aksi demonstrasi langsung, serta penggunaan media sosial. Namun demikian, penelitian ini juga mengungkapkan hambatan-hambatan yang signifikan dalam strategi advokasi Greenpeace, terutama terkait dengan politik pengaruh dan politik akuntabilitas. Meskipun berbagai upaya telah dilakukan, pemerintah Indonesia belum memberikan respon resmi atau melakukan evaluasi substantif terhadap program Food Estate. Penelitian ini menemukan bahwa Greenpeace berhasil meningkatkan kesadaran publik tentang dampak negatif program Food Estate di Kalimantan melalui laporan riset, kolaborasi dengan LSM lokal, aksi demonstrasi, dan media sosial. Namun, mereka menghadapi hambatan signifikan, seperti tidak adanya respon dari pemerintah sehingga tidak merubah situasi apapun mengenai food estate. Studi ini merekomendasikan penelitian lebih lanjut tentang lobi internasional dan mekanisme advokasi yang lebih efektif untuk mencapai perubahan kebijakan lingkungan. Kata Kunci: Food Estate, Degradasi Lingkungan, Strategi Advokasi Greenpeace
Item Type: | Thesis (Skripsi(S1)) |
---|---|
Subjects: | S1-Skripsi |
Divisions: | Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik > Hubungan Internasional 2024 |
Depositing User: | Drs Iwan Ridwan |
Date Deposited: | 07 Oct 2024 06:58 |
Last Modified: | 07 Oct 2024 06:58 |
URI: | http://repository.unpas.ac.id/id/eprint/72282 |
Actions (login required)
View Item |