Nugraha, Sonafi Alfiansyah (2025) DIPLOMASIBUDAYAINDONESIAMELALUIFESTIVALTONG TONG FAIR INTERNASIONAL DALAM MEMPROMOSIKAN BATIK INDONESIADI BELANDA. Skripsi(S1) thesis, FISIP UNPAS.
| ![[img]](http://repository.unpas.ac.id/style/images/fileicons/text.png) | Text LEMBAR PENGESEHAN.pdf Download (9kB) | 
| ![[img]](http://repository.unpas.ac.id/style/images/fileicons/text.png) | Text DAFTAR ISI.pdf Download (169kB) | 
| ![[img]](http://repository.unpas.ac.id/style/images/fileicons/text.png) | Text COVER.pdf Download (30kB) | 
| ![[img]](http://repository.unpas.ac.id/style/images/fileicons/text.png) | Text KATA PENGANTAR.pdf Download (131kB) | 
| ![[img]](http://repository.unpas.ac.id/style/images/fileicons/text.png) | Text DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (410kB) | 
| ![[img]](http://repository.unpas.ac.id/style/images/fileicons/text.png) | Text ABSTRAK.pdf Download (133kB) | 
| ![[img]](http://repository.unpas.ac.id/style/images/fileicons/text.png) | Text BAB I.pdf Download (208kB) | 
| ![[img]](http://repository.unpas.ac.id/style/images/fileicons/text.png) | Text BAB II.pdf Download (180kB) | 
Abstract
Globalisasi telah mengubah lanskap hubungan internasional dengan mendorong keterlibatan aktor non-negara dalam diplomasi, termasuk penggunaan budaya sebagai instrumen soft power. Dalam konteks ini, batik sebagai warisan budaya Indonesia dimanfaatkan sebagai alat diplomasi budaya untuk membangun citra positif dan mempererat hubungan bilateral. Penelitian ini bertujuan untuk memahami bagaimana Indonesia dalam memanfaatkan batik sebagai representasi budaya melalui festival internasional. Kerangka teoritis yang digunakan meliputi konsep diplomasi budaya, diplomasi publik, dan soft power yang dikemukakan oleh Joseph Nye serta pendekatan komunikasi budaya. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data melalui studi literatur, analisis media, dan analisis dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Tong Tong Fair di Den Haag berperan signifikan sebagai platform promosi batik Indonesia melalui pameran, workshop, dan pertunjukan budaya. Festival ini tidak hanya meningkatkan visibilitas batik di mata publik Belanda tetapi juga memperkuat posisi batik sebagai produk budaya yang memiliki nilai estetika, historis, dan ekonomi. Diaspora Indonesia turut berkontribusi sebagai jembatan budaya dalam memperluas penerimaan batik di masyarakat lokal. Namun, tantangan seperti persaingan dengan produk tekstil global, persepsi harga, dan keterbatasan ruang promosi masih menjadi hambatan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa Tong Tong Fair merupakan model efektif dari diplomasi budaya berbasis masyarakat yang mendukung hubungan bilateral Indonesia–Belanda. Kontribusinya terhadap studi hubungan internasional terletak pada pemahaman yang lebih dalam mengenai praktik diplomasi budaya non-negara dan pentingnya sinergi antara pemerintah, diaspora, dan komunitas budaya dalam memajukan kepentingan nasional melalui pendekatan budaya. Kata kunci: diplomasi budaya, batik, soft power, Tong Tong Fair, Indonesia dan Belanda
| Item Type: | Thesis (Skripsi(S1)) | 
|---|---|
| Subjects: | S1-Skripsi | 
| Divisions: | Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik > Ilmu Komunikasi 2025 | 
| Depositing User: | Drs Iwan Ridwan | 
| Date Deposited: | 01 Oct 2025 06:24 | 
| Last Modified: | 01 Oct 2025 06:24 | 
| URI: | http://repository.unpas.ac.id/id/eprint/78760 | 
Actions (login required)
|  | View Item | 
 
        