Camelia, Calista Putri (2025) GERAKAN ANTI-FEMINIS SEBAGAI RESISTENSI KETIDAKSETARAAN GENDER DI KOREA SELATAN. Skripsi(S1) thesis, FISIP UNPAS.
![]() |
Text
REFERENSI.pdf Download (231kB) |
![]() |
Text
ringkeusan.pdf Download (137kB) |
![]() |
Text
daftar isi.pdf Download (122kB) |
![]() |
Text
kata pengantar.pdf Download (148kB) |
![]() |
Text
cover.pdf Download (136kB) |
![]() |
Text
lembar pengesahan.pdf Download (110kB) |
![]() |
Text
abstrack.pdf Download (142kB) |
![]() |
Text
BAB II.pdf Download (291kB) |
![]() |
Text
abstrak.pdf Download (135kB) |
![]() |
Text
BAB I.pdf Download (411kB) |
Abstract
Sebagai negara yang telah megalami kemajuan ekonomi, Korea Selatan juga mengalami peningkatan dalam isu kesetaraan gender dimulai dari adanya kebijakan afirmatif, representasi perempuan dalam politik, dan gerakan feminisme. Namun, perubahan sosial yang terjadi menunjukkan adanya resistensi dengan kemunculan gerakan anti-feminis yang semakin menguat di kalangan masyarakat. pembalikan narasi bahwa laki-laki merupakan korban dari diskriminasi menghambat pencapain keseteraan gender di Korea Selatan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana dinamika gerakan anti-feminis sebagai resistensi kesetaraan gender di Korea Selatan. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan studi literature, penelitian ini mengeksplorasi narasi yang berkembang dalam forum online, sosial media, bersamaan dengan pernyataan politik yang mewakili kelompok anti-feminis. Melalui pendekatan ini, ditemukan bahwa resistensi terhadap kesetaraan gender yang terjadi di Korea Selatan merupakan sebuah reaksi dari adanya persepsi ketidakadilan sosial maupun ekonomi. Selain itu, hal ini pun disebabkan oleh masih adanya struktur budaya yang patriarkal. Dengan menggunakan pendekatan ini, diharapkan dapat memberikan pemahaman yang komprehensif tentang bagaimana tantangan yang dihadapi oleh Korea Selatan dalam mencapai kesetaraan gender. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa resistensi terjadi akibat adanya pandangan bahwa kebijakan kesetaraan gender merugikan laki-laki. Tidak hanya itu, politisasi isu gender oleh tokoh publik ikut serta dalam memperkuat polarisasi dalam masyarakat. gerakan anti-feminis juga menyebabkan perempuan tersingkirkan dari ruang publik karena, adanya stigmatisasi terhadap perempuan. Di mana, perempuan yang secara aktif menyuarakan isu kesetaraan gender akan mendapatkan hinaan bahkan ancaman dari kelompok feminis. Tidak hanya itu, gerakan anti-feminis pun menghambat reformasi hukum yang dapat melindungi korban pemerkosaan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa gerakan anti-feminis di Korea Selatan merupakan tantangan yang serius dalam upaya mencapai kesetaraan gender. Di mana, gerakan anti-feminis bukan hanya menghambat pencapaian kesetaraan gender tetapi juga menjadi sebuah kemunduran bagi peningkatan kesetaraan gender di Korea Selatan. Kata Kunci: Gerakan anti-feminis, Patriarki, Kesetaraan gender.
Item Type: | Thesis (Skripsi(S1)) |
---|---|
Subjects: | S1-Skripsi |
Divisions: | Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik > Hubungan Internasional 2025 |
Depositing User: | Drs Iwan Ridwan |
Date Deposited: | 23 Sep 2025 07:02 |
Last Modified: | 23 Sep 2025 07:02 |
URI: | http://repository.unpas.ac.id/id/eprint/78517 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |