Na’imah, Siti (2024) KERJASAMA BILATERAL AS-MEXICO DALAM MEMBERANTAS NARKOBA DI PERBATASAN KEDUA NEGARA. Skripsi(S1) thesis, FISIP UNPAS.
|
Text
Daftar Pustaka.pdf Download (102kB) | Preview |
|
|
Text
Halaman Pengesahan.pdf Download (88kB) | Preview |
|
|
Text
RIngkesan.pdf Download (13kB) | Preview |
|
|
Text
Daftar Isi.pdf Download (18kB) | Preview |
|
|
Text
Cover.pdf Download (59kB) | Preview |
|
|
Text
Abstrac.pdf Download (13kB) | Preview |
|
|
Text
BAB I.pdf Download (75kB) | Preview |
|
|
Text
BAB II.pdf Download (113kB) | Preview |
|
|
Text
Abstrak.pdf Download (14kB) | Preview |
Abstract
Diawali perang narkoba di Meksiko pada Desember 2006, ketika Presiden Felipe Calderon mengumumkan bahwa dia akan menindak kartel narkoba yang beroperasi di Meksiko. Meningkatnya kekerasan merupakan reaksi terhadap pertumbuhan perdagangan narkoba dan kejahatan terorganisir di Meksiko. Penyelundupan kokain, heroin, dan metamfetamin dari Meksiko ke Amerika Serikat menghasilkan keuntungan miliaran dolar bagi kartel, memungkinkan mereka untuk mengembangkan organisasi mereka dan memperluas kegiatan kriminal mereka. Meksiko adalah rute utama kokain dan obat-obatan terlarang lainnya ke Amerika Serikat. Kartel narkoba di Meksiko saat ini mendominasi pasar grosir dalam perdagangan narkoba. Faktanya, organisasi perdagangan narkoba telah ada di Meksiko selama beberapa dekade dan pengaruh mereka meningkat setelah runtuhnya kartel Cali dan Medellín Kolombia pada tahun 1990, karena mereka menguasai 90 persen kokain yang masuk ke Amerika Serikat pada tahun 2007. Strategi Calderon melibatkan pengiriman puluhan ribu militer dan polisi federal ke wilayah yang dikendalikan oleh kartel narkoba dengan tujuan menghancurkan operasi mereka dan menangkap pemimpin mereka. Terlepas dari berbagai upaya yang dilakukan pemerintah Meksiko, perang narkoba berlanjut hingga hari ini, dan kartel terus beroperasi dan mengangkut narkoba ke Amerika Serikat. Perang juga mengakibatkan banyak pelanggaran hak asasi manusia, termasuk pembunuhan di luar hukum, penculikan, dan kekerasan. Tidak hanya itu, kekerasan juga meningkat setelah ditangkapnya kartel utama, yaitu kartel Tijuana dan Teluk, yang berusaha menguasai jalur perdagangan ke Amerika Serikat. Dalam penelitian ini, penulis bertujuan untuk melihat dari sudut pandang AS dalam memberantas narkoba di perbatasan AS-Meksiko dengan melakukan kerjasama bilateral. Penulis menggunakan paradigma neorealisme, dalam paradigma ini suatu negara akan vvi melakukan suatu hal yang membawa kepentingan nasionalnya untuk menjaga keamanannya sendiri. Sama halnya dengan AS membawa kepentinngan nasionalnya dalam konflik di Meksiko melakukan kerjasama yang bersifat positive sum game dalam melawan aktor non- state untuk mempertahankan keamanan masing-masing negara. Hasil penelitian menujukan bahwa kerjasama yang dilakukan AS-Meksiko akan mengurangi perdagangan narkoba dan kekerasan criminal lainnya di kedua negara terutama dalam upaya pencegahan, penanggulangan dampak negative perdagangan lintas negara. Dalam hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa kerjasama bilateral AS-Meksiko belum berhasil sepenuhnya, meskipun kedua negara telah berhasil melakukan beberapa penyitaan yang signifikan dan penangkapan para tokoh utama kartel narkoba. Tetapi, permintaan obat- obatan terlarang ini masih banyak di Amerika Serikat yang membuat pasar sulit untuk ditutup sepenuhnya. Dengan para pedagang yang sangat mudah beradaptasi dan mebuat cara baru dalam mengangkut obat-obatan melintas perbatasan. Kasus ini masih berjalan saat ini dan kerjasama pun masih berlanjut dengan harapan bisa berhasil sepenuhnya. Kata Kunci : Kepentingan Nasional, Kartel Narkoba, Mexico, Amerika Serikat
Item Type: | Thesis (Skripsi(S1)) |
---|---|
Subjects: | S1-Skripsi |
Divisions: | Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik > Hubungan Internasional 2023 |
Depositing User: | Drs Iwan Ridwan |
Date Deposited: | 27 Apr 2024 04:21 |
Last Modified: | 27 Apr 2024 04:21 |
URI: | http://repository.unpas.ac.id/id/eprint/68952 |
Actions (login required)
View Item |