Dea Triana Fauzi 082030051, DTF (2016) FENOMENA MASALAH LINTAS BATAS INDONESIA-PAPUA NUGINI DAN PENGARUHNYA TERHADAP HUBUNGAN BILATERAL INDONESIA-PAPUA NUGINI. Skripsi(S1) thesis, UNPAS.
Text
BAB I PENDAHULUAN.pdf Download (227kB) |
|
Text
BAB II FENOMENA LINTAS BATAS INDONESIA-PAPUA NUGINI.pdf Download (184kB) | Preview |
Abstract
Dalam perbatasan Indonesia-Papua Nugini, terdapat berbagai permasalahan yang terjadi di wilayah tersebut . Permasalahan utama yang terjadi di wilayah perbatasanIndonesia-Papua Nugini adalah: pertama, Masalah kegiatan lintas batas di sekitar wilayah perbatasan Indonesia-Papua Nugini berkaitan dengan kegiatan lintas batas ilegal masyarakat perbatasan sebagai bentuk kegiatan tradisional karena adanya persamaan adat dan budaya antara masyarakat perbatasan, juga kegiatan lintas batas dimana banyaknya warga Papua yang menetap dan menjadi pengungsi di wilayah Papua Nugini sehingga menyalahi aturan kesepakatan kedua negara. Kedua, masalah keamanan yang berkaitan dengankegiatan kriminalitas di wilayah perbatasan dan kegiatan separatisme yang dilakukan OPM menggunakan jalur dan wilayah perbatasan sebagai basis mobilitas pergerakan mereka Ketiga, masalah kesejahteraan masyarakat wilayah perbatasan Indonesia-Papua Nugini yang mengkhawatiran, baik itu sumber daya manusianya, maupun infrastruktur pembangunan di wilayah tersebut. Masalah-masalah tersebut ternyata saling terkait dan membentuk pola sebab-akibat yang menghasilkan fenomena masalah lintas batas dan dapat berpengaruhterhadap hubungan bilateral Indonesia-Papua Nugini. Oleh karena itu, dibutuhkan kerjasama-kerjasama antara Indonesia-Papua Nugini dalam kerangka hubungan bilateral untuk dapat menyelesaikan masalah dan mengelola wilayah perbatasan tersebut serta sebagai langkah antisipasi agar masalah-masalah tersebut tidak membesar di kemudian hari. Penelitian ini menggunakan teori-teori hubungan internasional khususnya yang mencakup mengenai teori pengelolaan perbatasan serta konsep hubungan bilateral antar negara. Hipotesis dari penelitian ini adalah dengan adanya Joint Ministerial CommissiondanJoint Border Committeeantara Indonesia dan Papua Nugini, permasalahan lintas batas dalam konteks peningkatan kerjasama manajemen pengelolaan wilayah perbatasan kedua negara dapat diminimalisir. Metode deskriptif analisis adalah metode yang digunakan oleh penulis untuk menggambarkan serta menganalisa fenomena masalah lintas batas Indonesia-Papua Nugini dan kerjasama yang dibentuk oleh Indonesia-Papua Nugini dalam kerangka hubungan bilateral sebagai upaya dalam meminimalisir permasalahan tersebut. Sehingga penelitian ini memaparkan fakta yang terjadi dengan menggunakan studi kepustakaan dan wawancara dalam mencari fakta-fakta tersebut. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan memahami permasalahan-permasalahan yang terjadi, menganalisis keterkaitan antar permasalahan tersebut dan pengaruhnya terhadap hubungan kedua negara, serta bagaimana bentuk, mekanisme, dan dampak dari kerjasama yang dijalin oleh kedua negara dalam kerangka hubungan bilateral Indonesia-Papua Nugini. Hasil dari penelitian adalah:Joint Ministerial Commission dan Joint Border Committeesebagai bentuk kerjasama hubungan bilateral antara Indonesia-Papua Nugini berhasil meminimalisir permasalahan perbatasan yang terjadi di wilayah perbatasan Indonesia-Papua Nugini. Kata Kunci :permasalahan lintas batas, kerjasama, hubungan bilateral
Item Type: | Thesis (Skripsi(S1)) |
---|---|
Subjects: | S1-Skripsi |
Divisions: | Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik > Hubungan Internasional 2012 |
Depositing User: | Irawan Whibiksana |
Date Deposited: | 18 Mar 2016 04:15 |
Last Modified: | 18 Mar 2016 04:15 |
URI: | http://repository.unpas.ac.id/id/eprint/571 |
Actions (login required)
View Item |