Silmi Dini Fauziyyah, 152030232 (2019) PERBANDINGAN SEKURITISASI INDONESIA DAN SINGAPURA DALAM MENGANTISIPASI ANCAMAN SENJATA BIOLOGIS DI KAWASAN ASIA TENGGARA. Skripsi(S1) thesis, FISIP UNPAS.
|
Text
DAFTAR PUSTAKA Silmi.pdf Download (234kB) | Preview |
|
|
Text
BAB II Silmi.pdf Download (416kB) | Preview |
|
|
Text
Cover Silmi.pdf Download (32kB) | Preview |
|
|
Text
Lembar Pengesahan Silmi.pdf Download (122kB) | Preview |
|
|
Text
Abstrak Silmi.pdf Download (94kB) | Preview |
|
|
Text
BAB I Silmi.pdf Download (306kB) | Preview |
Abstract
Terjadinya banyak wabah penyakit di kawasan Asia Tenggara menimbulkan banyak pertanyaan, salah satunya mengapa wabah penyakit tersebut bisa terjadi? Kekhawatiran akan penggunaan senjata biologis menyebabkan pergeseran isu akan wabah penyakit dari isu kesehatan menjadi isu keamanan. Hal tersebut menandakan Asia Tenggara menghadapi complex security sebagai tantangan untuk mencapai keamanan regional mengingat permasalahan senjata biologis di suatu negara mampu memberikan efek domino bagi negara lain. Ini lah yang mendasari Indonesia dan Singapura dalam melakukan sekuritisasi akan ancaman senjata biologis di kawasan Asia Tenggara. Langkah sekuritisasi yang dilakukan Indonesia diawali dengan presentasi Indonesia di forum diskusi ASEAN Regional Forum (ARF). Sedangkan Singapura membentuk Multilateral Dialogue on Biosecurity. Hal yang menjadi perhatian penulis adalah: Bagaimanakah sekuritisasi yang dilakukan oleh Indonesia dan Singapura? Manakah yang lebih efektif dalam mengantisipasi ancaman senjata biologis di kawasan Asia Tenggara? Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas dari sekuritisasi yang dilakukan oleh Indonesia dan Singapura dalam mengantisipasi ancaman senjata biologis di kawasan Asia Tenggara dengan menggunakan metoda penelitian komparatif atau perbandingan yakni penelitian yang menggunakan teknik membandingkan suatu objek dengan objek lain, dalam kasus ini adalah sekuritisasi yang dilakukan Indonesia dan Singapura. Sedangkan manfaat penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk menambah pengetahuan mengenai fenomena internasional yang terjadi khususnya mengenai keamanan kawasan. Hasil dari penelitian ini menunjukan sekuritisasi yang dilakukan oleh Singapura jauh lebih efektif dibandingkan dengan Indonesia dikarenakan Multilateral Dialogue on Biosecurity dilakukan ditingkat track II yang mana melibatkan diskusi informal yang terjadi di luar saluran resmi pemerintah dan memungkinkan pertukaran ide yang lebih terbuka dan jujur serta eksplorasi solusi untuk menanggapi masalah. Para peserta ini juga berada dalam posisi untuk mengirimkan pesan-pesan utama ke tingkat pemerintahan paling senior dan melalui forum-forum regional utama, seperti Asosiasi Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN). Kata Kunci : Sekuritisasi, Senjata Biologis, Bioterorisme, Keamanan Regional
Item Type: | Thesis (Skripsi(S1)) |
---|---|
Subjects: | S1-Skripsi |
Divisions: | Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik > Hubungan Internasional 2015 |
Depositing User: | Mr Iwan Ridwan Iwan |
Date Deposited: | 18 Oct 2019 04:11 |
Last Modified: | 18 Oct 2019 04:11 |
URI: | http://repository.unpas.ac.id/id/eprint/46043 |
Actions (login required)
View Item |