Budaya Politik Urang Sunda

Dr. Anton Minardi, NIPY. 151.102.60 (2019) Budaya Politik Urang Sunda. Sunda Islam-Melayu Nusantara Reaktualisasi Nilai-nilai Budaya Dua Bangsa Serumpun. pp. 193-212.

[img]
Preview
Text
Budaya Politik Urang Sunda.pdf

Download (4MB) | Preview
[img] Text
Budaya Politik Urang Sunda-Artikel (UNPAS-UM).docx

Download (13MB)

Abstract

Akhir-akhir ini nilai-nilai Kesundaan cukup hangat dibicarakan sebagai alternatif bahkan resolusi yang tepat bagi masyarakat Jawa Barat khususnya Sunda terutama semenjak terjadinya krisis kepemimpinan nasional dan era globalisasi yang tengah melanda seluruh dunia. Hal tersebut kemungkinan sebagai upaya kebangkitan Urang Sunda di pentas nasional, sekaligus sebagai “kegundahan” terhadap masa depanbargaining position Urang Sunda. Paling tidak ada lima hal yang utama yang dapat dieksplorasi dalam budaya politik urang sunda kiwari. Pertama, identitas ngaos, mamaos, ngibing sebagai dasar nilai Islam, seni-budaya alami, dan sikap ksatria “tandang makalangan” sebagai filsafat integralistik (Alloh-Manusa-Alam) Urang Sunda. Kedua, budaya ngahumasebagai mata pencaharian utama masyarakat sunda dan ayam sebagai binatang piaraannya, menunjukkan sifat kerja keras danegalitarian. Sikap kerja keras ditambah perasaan sejajar di antara masyarakat menimbulkan sikap kesederajatan urang sunda, sehingga agak sulit untuk bersatu.Ketiga, paribasa:“dagang ulah papatungan, indit ulah sasamaian”, menunjukkan sikap ketidakkompakkan masyarakat dalam usaha walaupun tetap usaha harus terus fokus sampai berhasil. Keempat, terciptanya kelas Pangreh Praja atau aparatur pemerintah sebagai loyalis kepada pimpinan sedangkan di lain pihak kelas buruh yang sengsara dan tertindas, sebagai bukti pengaruh negatif dari kolonialisasi yang berlangsung sekitar 350 tahun. Kelima,sistem “duduluran” atau kekerabatan sebagai model patron klien yang bersifat mutualisma diterapkan dalam sistem pengolahan tanah, pertanian, dan peternakan dengan sistem “maro” atau “nengah”. Model ini sebagai upaya pembagian kesejahteraan kepada kerabat yang memiliki tingkat kesejahteraan rendah, di mana pembagian hasil padi dibagikan pada saat panen tiba dengan sistem bagi hasil. Kata Kunci: Urang Sunda, Budaya Politik, Sunda Islam, Integralistik, dan Duduluran (Kekeluargaan).

Item Type: Article
Subjects: PROCEEDING
Divisions: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik > Hubungan Internasional 2011
Depositing User: mr yogi -
Date Deposited: 04 Jul 2019 03:45
Last Modified: 04 Jul 2019 03:45
URI: http://repository.unpas.ac.id/id/eprint/42276

Actions (login required)

View Item View Item