ANALISA ANTROPOLOGI VISUAL DALAM FILM THE WARIAS: INDONESIA’S TRANSSEXUAL MUSLIMS DALAM SUDUT PANDANG PENYUTRADARAAN BAYU ARIFIANTO 116020006

BAYU ARIFIANTO (2018) ANALISA ANTROPOLOGI VISUAL DALAM FILM THE WARIAS: INDONESIA’S TRANSSEXUAL MUSLIMS DALAM SUDUT PANDANG PENYUTRADARAAN BAYU ARIFIANTO 116020006. Skripsi(S1) thesis, Fotografi & Film.

[img]
Preview
Text
1. Cover.pdf

Download (82kB) | Preview
[img]
Preview
Text
2. Abstrak.pdf

Download (81kB) | Preview
[img]
Preview
Text
5. Bab I.pdf

Download (144kB) | Preview
[img]
Preview
Text
6. Bab II.pdf

Download (163kB) | Preview
[img]
Preview
Text
7. Bab III.pdf

Download (106kB) | Preview
[img] Text
8. Bab IV.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (1MB)
[img] Text
9. Bab V.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (88kB)
[img]
Preview
Text
10. Daftar Pustaka.pdf

Download (104kB) | Preview
Official URL: http://repository.unpas.ac.id/cgi/users/home?scree...

Abstract

Antropologi visual merupakan sebuah cabang ilmu dari studi antropologi yang lebih menitik-beratkan perangkuman data dan objek kajian dalam bentuk yang benar-benar konkrit. Sampai dengan sekarang ini dua metode utama yang paling major dalam disiplin ini adalah fotografi dan film. Film The Warias: Indonesia’s Transsexual Muslims merupakan sebuah film dokumenter yang mengangkat isu kehidupan Maryani yang merupakan seorang waria dan para kaum transgender lainnya yang ingin mempelajari agama Islam di sebuah pesantren khusus transgender yang didirikan oleh Maryani. Dalam agama Islam sendiri, mengubah kodrat diri seperti jenis kelamin merupakan sesuatu yang dilarang. Tentunya hal ini menjadi polemik bagi masyarakat Indonesia yang mayoritas memeluk agama Islam dan tentunya kebanyakan mengutuk kaum transgender yang mengubah kodrat dirinya dan berperilaku menyerupai lawan jenisnya. Di sisi lain, para waria (sebutan lain untuk transgender) merindukan hubungan dengan Tuhan yang menciptakan mereka. Mereka tidak menghiraukan cemoohan orang lain dan berpegang teguh pada pendirian mereka bahwa hubungan individu dengan Tuhan cukup dilakukan masing-masing pribadi tanpa perlu campur tangan dari orang lain. Hal inilah yang ingin diangkat oleh sang sutradara. Sutradara Santiago Stelley menyampaikan unsur antropologi visual dalam film ini menggunakan dua cara, yaitu unsur antropologi visual yang tampak (manifest) dan yang tersembunyi (latent). Stelley bisa menunjukkan hal ini dengan halus tanpa terkesan memaksa dan penonton dapat menikmati film ini dengan unsur-unsur antropologi visualnya tanpa harus berpikir lebih keras karena kedua unsur tadi dapat ditampilkan secara hampir bersamaan dan berkesinambungan dalam satu adegan. Unsur-unsur tersebut bisa ditunjukkan baik dari segi visual maupun audionya. Kata kunci: Antropologi visual, film dokumenter, penyutradaraan

Item Type: Thesis (Skripsi(S1))
Subjects: S1-Skripsi
Divisions: Fakultas Seni dan Sastra > Fotografi dan Film 2018
Depositing User: oman rohman
Date Deposited: 30 Oct 2018 07:16
Last Modified: 30 Oct 2018 07:47
URI: http://repository.unpas.ac.id/id/eprint/40123

Actions (login required)

View Item View Item