ANALISIS PENURUNAN PRODUKSI AIR TAWAR HASIL MED PLANT DI PLTU SUMUR ADEM

Engkos Koswara, NPM. 138070005 (2013) ANALISIS PENURUNAN PRODUKSI AIR TAWAR HASIL MED PLANT DI PLTU SUMUR ADEM. Thesis(S2) thesis, UNPAS.

[img]
Preview
Text
Artikel Tesis (Engkos).pdf

Download (563kB) | Preview

Abstract

MED plant merupakan sebuah bagian dari PLTU yang berfungsi untuk mengubah air laut menjadi air tawar. Air tawar tersebut digunakan sebagai fluida kerja di dalam sistem PLTU. MED plant yang dimiliki oleh PT PJB UBJ O&M PLTU Indramayu mengalami penurunan produksi air tawar sejak PLTU itu dijalankan untuk pertama kalinya. Kondisi pada saat commissioning tahun 2009 MED plant mampu produksi air hingga 160 m3/h, sedangkan saat ini MED plant hanya mampu menghasilkan air tawar sebanyak 80 m3/h. Tingkat keadaan air baku (air laut) sangat mempengaruhi persentase uap yang dihasilkan dari setiap efek. Uap ini yang akan terkondensasi menjadi air tawar pada efek berikutnya. Selanjutnya, akan mengubah – ubah tingkat keadaan yang mungkin terjadi pada tiap efek, untuk mendapatkan persentase uap maksimal. Pada kondisi saat ini, tekanan 24,8 kPa pada efek 1 menghasilkan 6,22% fraksi uap, tekanan 21,8 kPa pada efek 2 menghasilkan 6,59 % fraksi uap, tekanan 21,1 kPa pada efek 3 menghasilkan 6,67 % fraksi uap, tekanan 18,7 kPa pada efek 4 menghasilkan 9,48 % fraksi uap, tekanan 17,3 kPa pada efek 5 menghasilkan 10 % fraksi uap, tekanan 14,5 kPa pada efek 6 menghasilkan 10,2 % fraksi uap, tekanan 14,9 kPa pada efek 7 menghasilkan 11,85 % fraksi uap dan tekanan 13,8 kPa pada efek 8 (Condenser) menghasilkan 0 % fraksi uap. Dengan fraksi uap yang didapat pada kondisi saat ini, mendapatkan jumlah air tawar sebesar 105 m3/h. Pada kondisi bulan Maret, mampu menghasilkan air tawar sebesar 105 ton/h. Pada saat commissioning, mampu menghasilkan 152,31 m3/h. Untuk mencapai angka produksi air tawar tersebut, tekanan pada tiap efek diubah sesuai dengan target produksi air tawar. Laju aliran mengalami kenaikan dari saat commissioning sampai kondisi saat bulan Maret 2015. Akan tetapi, tekanan ejector pada saat commissioning dan kondisi saat ini sama yaitu 10 kPa. Hal ini menunjukan bahwa kenaikan kecepatan tidak diakibatkan oleh berubahnya tekanan pada ejector. Kemungkinan lain penyebab kenaikan kecepatan adalah berkurangnya luas area di dalam pipa ejector. Hal tersebut bisa disebabkan karena adanya pengerakan pada dinding dalam pipa.

Item Type: Thesis (Thesis(S2))
Subjects: S2-Thesis
Divisions: Fakultas Teknik > Teknik Mesin 2013
Depositing User: asep suryana
Date Deposited: 01 Apr 2016 07:11
Last Modified: 01 Apr 2016 07:11
URI: http://repository.unpas.ac.id/id/eprint/1849

Actions (login required)

View Item View Item