SYIFA SAFRINA KHAIRANI, 125040110 (2016) KEANEKARAGAMAN LUMUT DI JALUR PENDAKIAN SELABINTANA TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO JAWA BARAT. Skripsi(S1) thesis, FKIP UNPAS.
|
Text
JUDUL (SYIFA SAFRINA KHAIRANI).pdf Download (89kB) | Preview |
|
|
Text
ABSTRAK (SYIFA SAFRINA KHAIRANI).pdf Download (134kB) | Preview |
|
|
Text
ABSTRACT (SYIFA SAFRINA KHAIRANI).pdf Download (84kB) | Preview |
|
|
Text
BAB I (SYIFA SAFRINA KHAIRANI).pdf Download (169kB) | Preview |
|
|
Text
BAB II (SYIFA SAFRINA KHAIRANI).pdf Download (317kB) | Preview |
|
|
Text
DAFTAR PUSTAKA (SYIFA SAFRINA KHAIRANI).pdf Download (95kB) | Preview |
Abstract
Lumut merupakan kelompok tumbuhan tingkat rendah yang pada umumnya tidak memiliki berkas pembuluh angkut (nonvaskuler), tubuh terdiri dari jaringan parenkim dan memiliki rizoid sebagai akar semu. Lumut berperan penting dalam ekosistem, misalnya sebagai penyedia oksigen, menjaga keseimbangan air, habitat bagi organisme tertentu, sebagai indikator pencemaran udara, dan indikator perubahan iklim. Lumut banyak ditemukan di daerah lembab dan lahan basah, juga di lingkungan-lingkungan ekstrem seperti puncak gunung. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai keanekaragaman lumut di Jalur Pendakian Selabintana Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Jawa Barat. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Pengambilan sampel dilakukan di jalur Pendakian Selabintana pada ketinggian yang berbeda. Pada jalur tersebut ditentukan tiga titik lokasi pengamatan, masing-masing titik lokasi pengamatan dibuat jalur atau garis berukuran 200 m. Teknik pengambilan sampel menggunakan cara jalur atau Transek. Pada setiap lokasi pengamatan dipilih pohon inang yang memiliki karakteristik diameter batang setinggi dada lebih dari 20 cm. Selanjutnya pada setiap pohon inang dibuat 3 plot berukuran 20 cm x 20 cm. Pengambilan sampel pada pohon inang dilakukan hingga ketinggian 0-200 cm di atas permukaan tanah. Pengukuran faktor abiotik dilakukan saat pengambilan sampel yang meliputi suhu, kelembaban, dan intensitas cahaya. Kesimpulan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa total lumut yang telah ditemukan dari ketiga lokasi pengamatan adalah 54 jenis lumut yang terdiri atas 36 marga dan 19 suku. Jumlah tersebut meliputi 39 jenis lumut sejati (26 marga, 12 suku) dan 15 jenis lumut hati (9 marga, 7 suku). Indeks Shannon-Wiener (H’) di kawasan jalur pendakian Selabintana menunjukkan kategori tinggi dengan nilai keragaman sebesar 3,72. Hasil perhitungan Shannon-Wiener (H’) menunjukkan bahwa suku Dicranaceae memiliki nilai keragaman tertinggi. Selain itu, suku tersebut memiliki persebaran yang cukup luas dengan ditemukannya berbagai jenis lumut yang termasuk ke dalam Dicranaceae pada setiap lokasi pengamatan. Kata kunci: Keanekaragaman, lumut, indeks shannon-wiener.
Item Type: | Thesis (Skripsi(S1)) |
---|---|
Subjects: | S1-Skripsi |
Divisions: | Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan > Biologi 2016 |
Depositing User: | Mr Andi Wijaya |
Date Deposited: | 22 Sep 2016 15:29 |
Last Modified: | 22 Sep 2016 15:29 |
URI: | http://repository.unpas.ac.id/id/eprint/12391 |
Actions (login required)
View Item |