YUYUN YULIANAWATI, 105060077 (2016) PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA SUBTEMA KEBERAGAMAN BUDAYA BANGSAKU UNTUK SISWA KELAS IV DI SDN NILEM BANDUNG. Skripsi(S1) thesis, FKIP UNPAS.
Text
KAVER SKRIPSI YULIA.docx Download (24kB) |
|
Text
LEMBAR PENGESAHAN.docx Download (16kB) |
|
Text
MOTTO DAN PERSEMBAHAN.docx Download (16kB) |
|
Text
LEMBAR PERNYATAAN.docx Download (85kB) |
|
Text
ABSTRACT.docx Download (19kB) |
|
Text
ABSTRAK.docx Download (17kB) |
|
Text
KATA PENGANTAR.doc Download (157kB) |
|
Text
DAFTAR ISI kurikulum 2013.docx Download (31kB) |
|
Text
BAB I halaman 2-10.doc Download (62kB) |
|
Text
BAB II halaman 11.docx Download (18kB) |
|
Text
BAB II halaman 12-43.doc Download (285kB) |
|
Text
BAB III halaman 44.docx Restricted to Repository staff only Download (19kB) |
|
Text
BAB III HALAMAN 45-69.doc Restricted to Repository staff only Download (2MB) |
|
Text
BAB IV halaman 70.doc Restricted to Repository staff only Download (27kB) |
|
Text
BAB IV PEMBAHASAN.doc Restricted to Repository staff only Download (9MB) |
|
Text
BAB V halaman 170.doc Restricted to Repository staff only Download (29kB) |
|
Text
BAB V halalaman 171.doc Restricted to Repository staff only Download (48kB) |
|
Text
DAFTAR PUSTAKA halaman 177.doc Download (31kB) |
Abstract
YUYUN YULIANAWATI 105060077 Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan hasil belajar siswa pada subtema keberagaman budaya bangsaku dengan tema indahnya kebersamaan dalam menggunakan model discovery learning di SDN Nilem Bandung di kelas IV/B, penelitian ini dilatarbelakangi oleh hasil temuan dalam kegiatan pembelajarannya disebabkan karena guru kurang melibatkan siswa dalam kegiatan pembelajaran tematik kurikulum 2013 sehingga hasil belajar dan pemahaman konsep siswa masih rendah, selain itu bahwa pembelajaran tematik kurikulum 2013 yang membuat siswa kurang memahaminya karena dari pembahasan pada pembelajaran satu materinya banyak sekali dengan memanfaatkan waktu yang tidak banyak, karena dengan itu membuat siswa suntuk pada pembelajaran kurikulum baru. Penelitian ini berlangsung dalam 3 siklus, setiap siklusnya terdiri dari satu pembelajaran (1xp) satu minggu, adapun tahapannya terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan, lembar observasi keterlaksanaan guru dan siswa, refleksi, instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket responden siswa, hasil belajar, pemahaman konsep siswa dan lembar observasi. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar dan pemahaman konsep siswa pada setiap siklusnya. Jika jika di lihat dari hasil belajarnya siswa pada siklus I dari jumlah siswa 24 orang, pada siklus I persentase hasil belajar pngetahuan siswanya yaitu 39,29 %, LKS persentasenya mendapat 23,75 %, persentasenya hasil penilaian sikap yaitu 8,4%, pada siklus II lembar hasil belajar persentasenya mendapatkan 23,5% dengan kategori baik, pada siklus III lembar hasil pengetahuan mendapatkan persentase 100% dengan mendapatkan kategori sangat baik, dan lembar hasil kerja kelompok pada siklus IIIdengan mendapatkan nilai rata-rata 2,56 dengan kategori baik dan pada lembar hasil psikomotor keterampilan siswa mendapatkan kategori cukup, baik dan kategori sangat baik. Kata Kunci : Hasil Belajar dan Pemahaman Konsep Siswa, Model Discovery Learning dengan Subtema Keberagaman Budaya Bangsaku YUYUN YULIANAWATI 105060077 Classroom Action Research (CAR) aims to improve understanding and student learning outcomes in the sub-theme of cultural diversity with the theme of the beauty of my people together in a discovery learning model in SDN Nilem Bandung in class IV / B, this research is motivated by the findings in their learning activities due less teachers engage students in learning activities thematic curriculum in 2013 so that the students' learning and understanding of the concept is still low, but it is that the thematic learning curriculum 2013 that makes students less understood because of the discussion on learning the material by utilizing a lot of time which is not much, because the it was too late to make the students learning a new curriculum. This study took place in three cycles, each cycle consisting of one study (1XP) a week, while the stages consist of the planning, implementation, observation sheet enforceability of teachers and students, reflection, instrument used in this study is a questionnaire respondents students, learning outcomes , students' understanding of concepts and observation sheets. The results of this study showed an increase in learning outcomes and students' understanding of concepts in each cycle. If if seen from the results of student learning in the first cycle of the number of students 24 people, in the first cycle of learning outcomes pngetahuan percentage is 39.29% of their students, the percentage of LKS got 23.75%, the percentage is the result of the attitude assessment of 8.4%, the second cycle of learning outcomes sheet percentage gain of 23.5% with good category, the third cycle of knowledge result sheet gets a percentage of 100% to get a very good category, and group work sheet on cycle IIIdengan get an average value of 2.56 with either category and the result sheet psychomotor skills students gain enough categories, good and excellent categories. Keywords: Learning Outcomes and Student Understanding of Concepts, Models of Discovery Learning with Cultural Diversity Subtheme Nation belajar siswa. Selama pelajaran berlangsung guru sulit menentukan tingkah laku mana yang berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa, (Misalnya :gaya mengajar mana yang memberi kesan positif pada diri siswa selama ini, model mana yang dapat membantu kejelasan konsep selama ini, metode dan model pembelajaran mana yang tepat untuk dipakai dalam menyajikan suatu pembelajaran sehingga dapat membantu mengaktifkan siswa dalam belajar. Hal tersebut memperkuat anggapan bahwa guru dituntut untuk lebih kreatif dalam proses belajar – mengajar, sehingga tercipta suasana belajar yang menyenangkan pada diri siswa yang pada akhirnya meningkatkan hasil belajar siswa. Salah satu alternatif untuk memperbaiki kondisi pembelajaran yang dipaparkan di atas adalah model pembelajaran yang tepat bagi siswa serta dapat memecahkan masalah yang dihadapinya. Menurut Hudojo dalam Purmiasa, (2002: 104) mengatakan bahwa: Model pembelajaran akan menentukan terjadinya proses belajar mengajar yang selanjutnya menentukan hasil belajar. Berhasil tidaknya proses belajar mengajar tergantung pada pendekatan, metode, serta teknik mengajar yang dilakukan oleh guru. Untuk itu, Guru diharapkan selektif dalam menentukan dan menggunakan model pembelajaran. Pada pembelajaran penemuan, siswa didorong untuk terutama belajar sendiri melalui keterlibatan aktif dengan konsep-konsep, generalisasi dan prinsip-prinsip. Guru mendorong siswa agar mempunyai pengalaman dan melakukan eksperimen dengan memungkinkan mereka menemukan prinsip-prinsip atau konsep-konsep bagi diri mereka sendiri.Pembelajaran Discovery learning adalah model pembelajaran yang mengatur sedemikian rupa sehingga anak memperoleh pengetahuan yang belum diketahuinya itu tidak melalui pemberitahuan, sebagian atau seluruhnya ditemukan sendiri. Dapat dijelaskan bahwa pembelajaran discovery learning adalah suatu model untuk mengembangkan pemahaman konsep siswa dan cara belajar siswa aktif dengan menemukan sendiri, menyelidiki sendiri, maka hasil yang diperoleh akan setia dan tahan lama dalam ingatan siswa, tidak akan mudah dilupakan siswa. Dengan hasil wawancara dan observasi ke lapangan langsung, penulis menemukan permasalahan di sekolah yang penulis observasi yaitu di SDN Nilem Bandung, telah terdapat adanya masalah-masalah yang menyebabkan siswa menjadi anak yang tidak kreatif dan tidak bisa memecahkan permasalahan maupun tidak bisa menemukan dengan sendirinya karena tidak adanya keterbukaan antara siswa dan guru. Kurikulum 2013 merupakan kurikulum baru yang akan diterapkan di semua sekolah dasar. Di dalam kurikulum 2013 maka terdapat 4 (empat) model pembelajaran diantaranya : Model Pembelajaran Discovery Learning, Model Pembelajaran Project Beasd Learning (PJBL), Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL),dan Model Pembelajaran discovery learning, dengan ini maka penulis mencoba untuk menerapkan model discovery learning agar siswa_siswi khususnya pada kelas IV mampu meningkatkan pemahaman konsep dan hasil belajarnya pada subtema keberagaman budaya bangsaku dan Dengan dilakkannya penelitian, penulis ingin mencari tahu keadaan siswa-siswi di lapangan, melalui penelitian maka penulis mengetahui kondisi siswa di kelas, peneliti melakukan wawancara ke guru yang ada di lingkungan sekolah yang kegiatan penelitian kami, penulispun melakukan observasi ke sekolah untuk mengetahui kegiatan apa saja yang biasa dilakukan di sekolah SDN Nilem Bandung, setelah dilakukannya observasi barulah penulis mengetahuinya. Dengan menggunakannya penerapan model discovery learning ini penulis ingin meningkatkan pemahaman konsep dan ingin meningkatkan hasil belajar para siswa di sekolah atau di kelasnya. Penulis mengambil judul ini yaitu penerapan model discover learning yaitu untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa dan hasil belajar siswa pada kelas IV, dengan digunakannya model discovery learning ini agar siswa kelas IV SD Nilem Bandung, dalam kegiatan proses belajar mengajar maka siswa akan lebih mampu menemukan sendiri dan guru hanya sebagai fasilitator, dengan bimbingan guru, maka siswa kelas IV SD Nilem Bandung akan belajar untuk mandiri dalam kegiatan pembelajaran berlangsung maka siswa akan berusaha mencari sendiri untuk pemecahan masalah dengan kemampuan siswa, dengan adanya pembelajaran model discovery learning maka guru membantu siswa untuk memperbaiki dan meningkatkan keterampilan-keterampilan dan proses-proses kognitif. Pada dasarnya model discovery ini bertujuan untuk melatih siswa dalam kemampuan memahami konsep dan meningkatkan hasil belajarnya, di dalam penemuan sendiri maka para guru dituntut untuk membimbing siswanya dalam pemecahan masalah. Model discovery learning ini pada dasarnya bahwa model pembelajaran di atas siswa mampu menjadi seseorang yang aktif, mampu menemukan memecahkan permasalahan dan mampu mendapatkan informasi-informasi dengan mencari sendiri dan guru hanya sebagai pembimbing saja. Dahar (1989:105) bahwa dalam model discovery learning didalamnya terdapat penjelasan yang mengenai merencanakan pelajaran sedemikian rupa sehingga pelajaran itu terpusat pada masalah-masalah yang tepat untuk diselidiki para siswa, menyajikan materi yang diperlukan sebagai dasar bagi para siswa untuk memecahkan masalah, menilai hasil belajar siswa suatu masalah dalam belajar penemuan, dan menilai hasil belajar para siswanya. Dengan adanya model discovery learning yang diterapkannya di kelas IV SD, maka kualitas belajar akan semakin tinggi, apalagi dengan model ini, maka para siswa akan mampu memiliki keaktifan dalam menemukan sendiri dan guru hanya sebagai pembimbing, selain itu pula model ini sebagai pembentukan konsep-konsep dan siswa mampu menemukan informasi dengan sendirinya. Hal tersebut memungkinkan murid-murid menemukan arti bagi diri mereka sendiri, dan memungkinkan mereka untuk mempelajari konsep-konsep di dalam bahasa yang dimengerti siswa. Dengan demikian seorang guru dalam aplikasi metode Discovery Learning harus dapat menempatkan siswa pada kesempatan-kesempatan dalam belajar yang lebih mandiri. Bruner mengatakan bahwa proses belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan, atau pemahaman melalui contoh-contoh yang ia jumpai dalam kehidupannya. Berdasarkan latar belakang di atas, dalam rangka meningkatkan pemahaman konsep dan hasil belajar siswa kelas IV SD maka dengan menggunakan model discovery learning, siswa mampu meningkatkan pemahaman konsep dan hasil belajarnya. dengan adanya model ini yaitu cara untuk menyampaikan ide-ide atau gagasan dengan menemukan pemecahan masalah sendiri sendiri. Dengan aktif melakukan dan menemukan fakta atau konsep, akan memahami dan mengingat materi pelajaran. Sehingga dengan demikian, diharapkan dapat membantu siswa dalam menunjang hasil belajarnya . Kenyataan-kenyataan di atas itulah yang mendorong penulis untuk mengadakan penelitian, yang kemudian dituangkan dalam bentuk skripsi dengan judul:Penerapan Model Discovery Learning Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Pada Subtema Keberagaman Budaya Bangsaku Untuk Ssiswa Kelas IV Di SDN Nilem Bandung. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas dapat diidentifikasikan masalahnya adalah sebagai berikut : 1. Pendidik harus memberikan materi pembelajaran agar peserta didik mampu meningkatkan pemahaman konsepnya dan mampu meningkatkan hasil belajarnya. 2. Kurangnya minat belajar peserta didik, terlihat banyak peserta didik yang tidak mampu bahkan tidak mau menjawab pertanyaan yang disampaikan oleh pendidik. 3. Perhatian sebagian peserta didik tidak terfokus pada apa yang disampaikan atau dijelaskan oleh pendidik. 4. Pendidik kurang memberikan bimbingan kepada peserta didik ketika proses belajar mengajar berlangsung. C. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada identifikasi masalah diatas, maka dapat dirumuskan masalahnya yaitu sebagai berikut : Untuk mempermudah penelitian ini, permasalahan diatas dapat dijabarkan dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut : 1. Bagaimana perencanaan pembelajaran model discovery learning pada subtema keberagaman budaya bangsaku dapat meningkatkan pemehaman konsep siswa dan hasil belajar siswa kelas IV SDN Nilem Bandung? 2. Adakah peningkatan hasil belajar dan pemahaman konsep siswa dalam model discovery learning pada subtema keberagaman budaya bangsaku pada kelas IV SDN Nilem Bandung? 3. Adakah peningkatan hasil belajar siswa kelas IV SDN Nilem Bandung pada subtema keberagaman budaya bangsaku dengan penerapan model discovery learning? 4. Adakah peningkatan pemahaman konsep siswa pada subtema keberagaman budaya bangsaku dengan menggunakan penerapan model discovery learning pada kelas IV SDN Nilem Bandung? D. Pembatasan dan Rumusan Masalah : 1. Batasan Masalah: Agar masalah yang dikaji lebih terfokus, maka penulis membatasi masalah-masalah dalam penelitian ini adalah penggunaan penerapan model discovery learning dapat meningkatkan pemahaman konsep dan hasil belajar siswa kelas IV SDN Nilem Bandung mengenai, subtema keberagaman budaya bangsaku. E. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Penelitian : Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penggunaan penerapan model discovery learning dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa kelas IV SDN Nilem Bandung mengenai subtema keberagaman budaya bangsaku. 2. Tujuan Khusus Penelitian : Sesuai dengan perumusan permasalahan yang telah dikemukakan, tujuannya dalam penelitian ini adalah diantaranya yaitu: a) Untuk menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). b) Untuk menerapkan pelaksanaan model pembelajaran discovery learning. c) Meningkatkan pemahaman konsep dan hasil belajar siswa kelas IV SD melalui model discovery learning pada subtema keberagaman budaya bangsaku. d) Meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD pada penerapan model discovery learning dalam subtema keberagaman budaya bangsaku. F. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi siswa, guru, sekolah, maupun bagi peneliti sendiri, Secara rinci manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi Siswa : a) Dari penelitian ini dapat meningkatkan pemahaman konsep dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS sehingga dapat meningkatkan prestasi siswa. b) Hasil penelitian ini akan memberikan suatu pengalaman yang nyata dan bermakna dalam kegiatan pembelajarannya. c) Meningkatkan pemahaman konsep dan hasil belajar siswa melalui penerapan model discovery learning pada subtema keberagaman budaya bangsaku di kelas IV SD. d) Meningkatkan pemahaman konsep dan hasil belajar siswa melalui penerapan model discovery learning pada subtema keberagaman budaya bangsaku di kelas IV SD. 2. Bagi Guru : a) Penelitian ini dapat menjadikan sarana untuk menambah wawasan tentang pembelajaran. b) Dapat dijadikan sebagai alternatife pembelajaran bagi guru dalam pembelajaran tematik, dan dapat digunakan sebagai bahan petimbangan dalam meningkatkan pemahaman konsep siswa dan meningkatkan hasil belajar siswa. 3. Bagi Sekolah : a) Menambah dan memperkaya informasi tentang media-media pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran tematik. b) Memberikan masukan dalam kebijakan sebagai upaya meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah. 4. Bagi Peneliti : a) Mendapatkan pengalaman dalam merancang dan melaksanakan suatu kegiatan pembelajaran. b) Hasil penelitian ini dijadikan acuan untuk melakukan penelitian yang sejenis. c) Mendapatkan tambahan wawasan tentang penerapan model discovery learning dalam pembelajaran tematik. 5. Bagi Guru : a) Penelitian ini dapat menjadikan sarana untuk menambah wawasan tentang pembelajaran. b) Dapat dijadikan sebagai alternative pembelajaran bagi guru dalam pembelajaran tematik, dan dapat digunakan sebagai bahan petimbangan dalam meningkatkan pemahaman konsep siswa. belajar siswa. Selama pelajaran berlangsung guru sulit menentukan tingkah laku mana yang berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa, (Misalnya :gaya mengajar mana yang memberi kesan positif pada diri siswa selama ini, model mana yang dapat membantu kejelasan konsep selama ini, metode dan model pembelajaran mana yang tepat untuk dipakai dalam menyajikan suatu pembelajaran sehingga dapat membantu mengaktifkan siswa dalam belajar. Hal tersebut memperkuat anggapan bahwa guru dituntut untuk lebih kreatif dalam proses belajar – mengajar, sehingga tercipta suasana belajar yang menyenangkan pada diri siswa yang pada akhirnya meningkatkan hasil belajar siswa. Salah satu alternatif untuk memperbaiki kondisi pembelajaran yang dipaparkan di atas adalah model pembelajaran yang tepat bagi siswa serta dapat memecahkan masalah yang dihadapinya. Menurut Hudojo dalam Purmiasa, (2002: 104) mengatakan bahwa: Model pembelajaran akan menentukan terjadinya proses belajar mengajar yang selanjutnya menentukan hasil belajar. Berhasil tidaknya proses belajar mengajar tergantung pada pendekatan, metode, serta teknik mengajar yang dilakukan oleh guru. Untuk itu, Guru diharapkan selektif dalam menentukan dan menggunakan model pembelajaran. Pada pembelajaran penemuan, siswa didorong untuk terutama belajar sendiri melalui keterlibatan aktif dengan konsep-konsep, generalisasi dan prinsip-prinsip. Guru mendorong siswa agar mempunyai pengalaman dan melakukan eksperimen dengan memungkinkan mereka menemukan prinsip-prinsip atau konsep-konsep bagi diri mereka sendiri.Pembelajaran Discovery learning adalah model pembelajaran yang mengatur sedemikian rupa sehingga anak memperoleh pengetahuan yang belum diketahuinya itu tidak melalui pemberitahuan, sebagian atau seluruhnya ditemukan sendiri. Dapat dijelaskan bahwa pembelajaran discovery learning adalah suatu model untuk mengembangkan pemahaman konsep siswa dan cara belajar siswa aktif dengan menemukan sendiri, menyelidiki sendiri, maka hasil yang diperoleh akan setia dan tahan lama dalam ingatan siswa, tidak akan mudah dilupakan siswa. Dengan hasil wawancara dan observasi ke lapangan langsung, penulis menemukan permasalahan di sekolah yang penulis observasi yaitu di SDN Nilem Bandung, telah terdapat adanya masalah-masalah yang menyebabkan siswa menjadi anak yang tidak kreatif dan tidak bisa memecahkan permasalahan maupun tidak bisa menemukan dengan sendirinya karena tidak adanya keterbukaan antara siswa dan guru. Kurikulum 2013 merupakan kurikulum baru yang akan diterapkan di semua sekolah dasar. Di dalam kurikulum 2013 maka terdapat 4 (empat) model pembelajaran diantaranya : Model Pembelajaran Discovery Learning, Model Pembelajaran Project Beasd Learning (PJBL), Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL),dan Model Pembelajaran discovery learning, dengan ini maka penulis mencoba untuk menerapkan model discovery learning agar siswa_siswi khususnya pada kelas IV mampu meningkatkan pemahaman konsep dan hasil belajarnya pada subtema keberagaman budaya bangsaku dan Dengan dilakkannya penelitian, penulis ingin mencari tahu keadaan siswa-siswi di lapangan, melalui penelitian maka penulis mengetahui kondisi siswa di kelas, peneliti melakukan wawancara ke guru yang ada di lingkungan sekolah yang kegiatan penelitian kami, penulispun melakukan observasi ke sekolah untuk mengetahui kegiatan apa saja yang biasa dilakukan di sekolah SDN Nilem Bandung, setelah dilakukannya observasi barulah penulis mengetahuinya. Dengan menggunakannya penerapan model discovery learning ini penulis ingin meningkatkan pemahaman konsep dan ingin meningkatkan hasil belajar para siswa di sekolah atau di kelasnya. Penulis mengambil judul ini yaitu penerapan model discover learning yaitu untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa dan hasil belajar siswa pada kelas IV, dengan digunakannya model discovery learning ini agar siswa kelas IV SD Nilem Bandung, dalam kegiatan proses belajar mengajar maka siswa akan lebih mampu menemukan sendiri dan guru hanya sebagai fasilitator, dengan bimbingan guru, maka siswa kelas IV SD Nilem Bandung akan belajar untuk mandiri dalam kegiatan pembelajaran berlangsung maka siswa akan berusaha mencari sendiri untuk pemecahan masalah dengan kemampuan siswa, dengan adanya pembelajaran model discovery learning maka guru membantu siswa untuk memperbaiki dan meningkatkan keterampilan-keterampilan dan proses-proses kognitif. Pada dasarnya model discovery ini bertujuan untuk melatih siswa dalam kemampuan memahami konsep dan meningkatkan hasil belajarnya, di dalam penemuan sendiri maka para guru dituntut untuk membimbing siswanya dalam pemecahan masalah. Model discovery learning ini pada dasarnya bahwa model pembelajaran di atas siswa mampu menjadi seseorang yang aktif, mampu menemukan memecahkan permasalahan dan mampu mendapatkan informasi-informasi dengan mencari sendiri dan guru hanya sebagai pembimbing saja. Dahar (1989:105) bahwa dalam model discovery learning didalamnya terdapat penjelasan yang mengenai merencanakan pelajaran sedemikian rupa sehingga pelajaran itu terpusat pada masalah-masalah yang tepat untuk diselidiki para siswa, menyajikan materi yang diperlukan sebagai dasar bagi para siswa untuk memecahkan masalah, menilai hasil belajar siswa suatu masalah dalam belajar penemuan, dan menilai hasil belajar para siswanya. Dengan adanya model discovery learning yang diterapkannya di kelas IV SD, maka kualitas belajar akan semakin tinggi, apalagi dengan model ini, maka para siswa akan mampu memiliki keaktifan dalam menemukan sendiri dan guru hanya sebagai pembimbing, selain itu pula model ini sebagai pembentukan konsep-konsep dan siswa mampu menemukan informasi dengan sendirinya. Hal tersebut memungkinkan murid-murid menemukan arti bagi diri mereka sendiri, dan memungkinkan mereka untuk mempelajari konsep-konsep di dalam bahasa yang dimengerti siswa. Dengan demikian seorang guru dalam aplikasi metode Discovery Learning harus dapat menempatkan siswa pada kesempatan-kesempatan dalam belajar yang lebih mandiri. Bruner mengatakan bahwa proses belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan, atau pemahaman melalui contoh-contoh yang ia jumpai dalam kehidupannya. Berdasarkan latar belakang di atas, dalam rangka meningkatkan pemahaman konsep dan hasil belajar siswa kelas IV SD maka dengan menggunakan model discovery learning, siswa mampu meningkatkan pemahaman konsep dan hasil belajarnya. dengan adanya model ini yaitu cara untuk menyampaikan ide-ide atau gagasan dengan menemukan pemecahan masalah sendiri sendiri. Dengan aktif melakukan dan menemukan fakta atau konsep, akan memahami dan mengingat materi pelajaran. Sehingga dengan demikian, diharapkan dapat membantu siswa dalam menunjang hasil belajarnya . Kenyataan-kenyataan di atas itulah yang mendorong penulis untuk mengadakan penelitian, yang kemudian dituangkan dalam bentuk skripsi dengan judul:Penerapan Model Discovery Learning Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Pada Subtema Keberagaman Budaya Bangsaku Untuk Ssiswa Kelas IV Di SDN Nilem Bandung. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas dapat diidentifikasikan masalahnya adalah sebagai berikut : 1. Pendidik harus memberikan materi pembelajaran agar peserta didik mampu meningkatkan pemahaman konsepnya dan mampu meningkatkan hasil belajarnya. 2. Kurangnya minat belajar peserta didik, terlihat banyak peserta didik yang tidak mampu bahkan tidak mau menjawab pertanyaan yang disampaikan oleh pendidik. 3. Perhatian sebagian peserta didik tidak terfokus pada apa yang disampaikan atau dijelaskan oleh pendidik. 4. Pendidik kurang memberikan bimbingan kepada peserta didik ketika proses belajar mengajar berlangsung. C. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada identifikasi masalah diatas, maka dapat dirumuskan masalahnya yaitu sebagai berikut : Untuk mempermudah penelitian ini, permasalahan diatas dapat dijabarkan dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut : 1. Bagaimana perencanaan pembelajaran model discovery learning pada subtema keberagaman budaya bangsaku dapat meningkatkan pemehaman konsep siswa dan hasil belajar siswa kelas IV SDN Nilem Bandung? 2. Adakah peningkatan hasil belajar dan pemahaman konsep siswa dalam model discovery learning pada subtema keberagaman budaya bangsaku pada kelas IV SDN Nilem Bandung? 3. Adakah peningkatan hasil belajar siswa kelas IV SDN Nilem Bandung pada subtema keberagaman budaya bangsaku dengan penerapan model discovery learning? 4. Adakah peningkatan pemahaman konsep siswa pada subtema keberagaman budaya bangsaku dengan menggunakan penerapan model discovery learning pada kelas IV SDN Nilem Bandung? D. Pembatasan dan Rumusan Masalah : 1. Batasan Masalah: Agar masalah yang dikaji lebih terfokus, maka penulis membatasi masalah-masalah dalam penelitian ini adalah penggunaan penerapan model discovery learning dapat meningkatkan pemahaman konsep dan hasil belajar siswa kelas IV SDN Nilem Bandung mengenai, subtema keberagaman budaya bangsaku. E. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Penelitian : Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penggunaan penerapan model discovery learning dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa kelas IV SDN Nilem Bandung mengenai subtema keberagaman budaya bangsaku. 2. Tujuan Khusus Penelitian : Sesuai dengan perumusan permasalahan yang telah dikemukakan, tujuannya dalam penelitian ini adalah diantaranya yaitu: a) Untuk menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). b) Untuk menerapkan pelaksanaan model pembelajaran discovery learning. c) Meningkatkan pemahaman konsep dan hasil belajar siswa kelas IV SD melalui model discovery learning pada subtema keberagaman budaya bangsaku. d) Meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD pada penerapan model discovery learning dalam subtema keberagaman budaya bangsaku. F. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi siswa, guru, sekolah, maupun bagi peneliti sendiri, Secara rinci manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi Siswa : a) Dari penelitian ini dapat meningkatkan pemahaman konsep dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS sehingga dapat meningkatkan prestasi siswa. b) Hasil penelitian ini akan memberikan suatu pengalaman yang nyata dan bermakna dalam kegiatan pembelajarannya. c) Meningkatkan pemahaman konsep dan hasil belajar siswa melalui penerapan model discovery learning pada subtema keberagaman budaya bangsaku di kelas IV SD. d) Meningkatkan pemahaman konsep dan hasil belajar siswa melalui penerapan model discovery learning pada subtema keberagaman budaya bangsaku di kelas IV SD. 2. Bagi Guru : a) Penelitian ini dapat menjadikan sarana untuk menambah wawasan tentang pembelajaran. b) Dapat dijadikan sebagai alternatife pembelajaran bagi guru dalam pembelajaran tematik, dan dapat digunakan sebagai bahan petimbangan dalam meningkatkan pemahaman konsep siswa dan meningkatkan hasil belajar siswa. 3. Bagi Sekolah : a) Menambah dan memperkaya informasi tentang media-media pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran tematik. b) Memberikan masukan dalam kebijakan sebagai upaya meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah. 4. Bagi Peneliti : a) Mendapatkan pengalaman dalam merancang dan melaksanakan suatu kegiatan pembelajaran. b) Hasil penelitian ini dijadikan acuan untuk melakukan penelitian yang sejenis. c) Mendapatkan tambahan wawasan tentang penerapan model discovery learning dalam pembelajaran tematik. 5. Bagi Guru : a) Penelitian ini dapat menjadikan sarana untuk menambah wawasan tentang pembelajaran. b) Dapat dijadikan sebagai alternative pembelajaran bagi guru dalam pembelajaran tematik, dan dapat digunakan sebagai bahan petimbangan dalam meningkatkan pemahaman konsep siswa. belajar siswa. Selama pelajaran berlangsung guru sulit menentukan tingkah laku mana yang berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa, (Misalnya :gaya mengajar mana yang memberi kesan positif pada diri siswa selama ini, model mana yang dapat membantu kejelasan konsep selama ini, metode dan model pembelajaran mana yang tepat untuk dipakai dalam menyajikan suatu pembelajaran sehingga dapat membantu mengaktifkan siswa dalam belajar. Hal tersebut memperkuat anggapan bahwa guru dituntut untuk lebih kreatif dalam proses belajar – mengajar, sehingga tercipta suasana belajar yang menyenangkan pada diri siswa yang pada akhirnya meningkatkan hasil belajar siswa. Salah satu alternatif untuk memperbaiki kondisi pembelajaran yang dipaparkan di atas adalah model pembelajaran yang tepat bagi siswa serta dapat memecahkan masalah yang dihadapinya. Menurut Hudojo dalam Purmiasa, (2002: 104) mengatakan bahwa: Model pembelajaran akan menentukan terjadinya proses belajar mengajar yang selanjutnya menentukan hasil belajar. Berhasil tidaknya proses belajar mengajar tergantung pada pendekatan, metode, serta teknik mengajar yang dilakukan oleh guru. Untuk itu, Guru diharapkan selektif dalam menentukan dan menggunakan model pembelajaran. Pada pembelajaran penemuan, siswa didorong untuk terutama belajar sendiri melalui keterlibatan aktif dengan konsep-konsep, generalisasi dan prinsip-prinsip. Guru mendorong siswa agar mempunyai pengalaman dan melakukan eksperimen dengan memungkinkan mereka menemukan prinsip-prinsip atau konsep-konsep bagi diri mereka sendiri.Pembelajaran Discovery learning adalah model pembelajaran yang mengatur sedemikian rupa sehingga anak memperoleh pengetahuan yang belum diketahuinya itu tidak melalui pemberitahuan, sebagian atau seluruhnya ditemukan sendiri. Dapat dijelaskan bahwa pembelajaran discovery learning adalah suatu model untuk mengembangkan pemahaman konsep siswa dan cara belajar siswa aktif dengan menemukan sendiri, menyelidiki sendiri, maka hasil yang diperoleh akan setia dan tahan lama dalam ingatan siswa, tidak akan mudah dilupakan siswa. Dengan hasil wawancara dan observasi ke lapangan langsung, penulis menemukan permasalahan di sekolah yang penulis observasi yaitu di SDN Nilem Bandung, telah terdapat adanya masalah-masalah yang menyebabkan siswa menjadi anak yang tidak kreatif dan tidak bisa memecahkan permasalahan maupun tidak bisa menemukan dengan sendirinya karena tidak adanya keterbukaan antara siswa dan guru. Kurikulum 2013 merupakan kurikulum baru yang akan diterapkan di semua sekolah dasar. Di dalam kurikulum 2013 maka terdapat 4 (empat) model pembelajaran diantaranya : Model Pembelajaran Discovery Learning, Model Pembelajaran Project Beasd Learning (PJBL), Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL),dan Model Pembelajaran discovery learning, dengan ini maka penulis mencoba untuk menerapkan model discovery learning agar siswa_siswi khususnya pada kelas IV mampu meningkatkan pemahaman konsep dan hasil belajarnya pada subtema keberagaman budaya bangsaku dan Dengan dilakkannya penelitian, penulis ingin mencari tahu keadaan siswa-siswi di lapangan, melalui penelitian maka penulis mengetahui kondisi siswa di kelas, peneliti melakukan wawancara ke guru yang ada di lingkungan sekolah yang kegiatan penelitian kami, penulispun melakukan observasi ke sekolah untuk mengetahui kegiatan apa saja yang biasa dilakukan di sekolah SDN Nilem Bandung, setelah dilakukannya observasi barulah penulis mengetahuinya. Dengan menggunakannya penerapan model discovery learning ini penulis ingin meningkatkan pemahaman konsep dan ingin meningkatkan hasil belajar para siswa di sekolah atau di kelasnya. Penulis mengambil judul ini yaitu penerapan model discover learning yaitu untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa dan hasil belajar siswa pada kelas IV, dengan digunakannya model discovery learning ini agar siswa kelas IV SD Nilem Bandung, dalam kegiatan proses belajar mengajar maka siswa akan lebih mampu menemukan sendiri dan guru hanya sebagai fasilitator, dengan bimbingan guru, maka siswa kelas IV SD Nilem Bandung akan belajar untuk mandiri dalam kegiatan pembelajaran berlangsung maka siswa akan berusaha mencari sendiri untuk pemecahan masalah dengan kemampuan siswa, dengan adanya pembelajaran model discovery learning maka guru membantu siswa untuk memperbaiki dan meningkatkan keterampilan-keterampilan dan proses-proses kognitif. Pada dasarnya model discovery ini bertujuan untuk melatih siswa dalam kemampuan memahami konsep dan meningkatkan hasil belajarnya, di dalam penemuan sendiri maka para guru dituntut untuk membimbing siswanya dalam pemecahan masalah. Model discovery learning ini pada dasarnya bahwa model pembelajaran di atas siswa mampu menjadi seseorang yang aktif, mampu menemukan memecahkan permasalahan dan mampu mendapatkan informasi-informasi dengan mencari sendiri dan guru hanya sebagai pembimbing saja. Dahar (1989:105) bahwa dalam model discovery learning didalamnya terdapat penjelasan yang mengenai merencanakan pelajaran sedemikian rupa sehingga pelajaran itu terpusat pada masalah-masalah yang tepat untuk diselidiki para siswa, menyajikan materi yang diperlukan sebagai dasar bagi para siswa untuk memecahkan masalah, menilai hasil belajar siswa suatu masalah dalam belajar penemuan, dan menilai hasil belajar para siswanya. Dengan adanya model discovery learning yang diterapkannya di kelas IV SD, maka kualitas belajar akan semakin tinggi, apalagi dengan model ini, maka para siswa akan mampu memiliki keaktifan dalam menemukan sendiri dan guru hanya sebagai pembimbing, selain itu pula model ini sebagai pembentukan konsep-konsep dan siswa mampu menemukan informasi dengan sendirinya. Hal tersebut memungkinkan murid-murid menemukan arti bagi diri mereka sendiri, dan memungkinkan mereka untuk mempelajari konsep-konsep di dalam bahasa yang dimengerti siswa. Dengan demikian seorang guru dalam aplikasi metode Discovery Learning harus dapat menempatkan siswa pada kesempatan-kesempatan dalam belajar yang lebih mandiri. Bruner mengatakan bahwa proses belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan, atau pemahaman melalui contoh-contoh yang ia jumpai dalam kehidupannya. Berdasarkan latar belakang di atas, dalam rangka meningkatkan pemahaman konsep dan hasil belajar siswa kelas IV SD maka dengan menggunakan model discovery learning, siswa mampu meningkatkan pemahaman konsep dan hasil belajarnya. dengan adanya model ini yaitu cara untuk menyampaikan ide-ide atau gagasan dengan menemukan pemecahan masalah sendiri sendiri. Dengan aktif melakukan dan menemukan fakta atau konsep, akan memahami dan mengingat materi pelajaran. Sehingga dengan demikian, diharapkan dapat membantu siswa dalam menunjang hasil belajarnya . Kenyataan-kenyataan di atas itulah yang mendorong penulis untuk mengadakan penelitian, yang kemudian dituangkan dalam bentuk skripsi dengan judul:Penerapan Model Discovery Learning Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Pada Subtema Keberagaman Budaya Bangsaku Untuk Ssiswa Kelas IV Di SDN Nilem Bandung. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas dapat diidentifikasikan masalahnya adalah sebagai berikut : 1. Pendidik harus memberikan materi pembelajaran agar peserta didik mampu meningkatkan pemahaman konsepnya dan mampu meningkatkan hasil belajarnya. 2. Kurangnya minat belajar peserta didik, terlihat banyak peserta didik yang tidak mampu bahkan tidak mau menjawab pertanyaan yang disampaikan oleh pendidik. 3. Perhatian sebagian peserta didik tidak terfokus pada apa yang disampaikan atau dijelaskan oleh pendidik. 4. Pendidik kurang memberikan bimbingan kepada peserta didik ketika proses belajar mengajar berlangsung. C. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada identifikasi masalah diatas, maka dapat dirumuskan masalahnya yaitu sebagai berikut : Untuk mempermudah penelitian ini, permasalahan diatas dapat dijabarkan dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut : 1. Bagaimana perencanaan pembelajaran model discovery learning pada subtema keberagaman budaya bangsaku dapat meningkatkan pemehaman konsep siswa dan hasil belajar siswa kelas IV SDN Nilem Bandung? 2. Adakah peningkatan hasil belajar dan pemahaman konsep siswa dalam model discovery learning pada subtema keberagaman budaya bangsaku pada kelas IV SDN Nilem Bandung? 3. Adakah peningkatan hasil belajar siswa kelas IV SDN Nilem Bandung pada subtema keberagaman budaya bangsaku dengan penerapan model discovery learning? 4. Adakah peningkatan pemahaman konsep siswa pada subtema keberagaman budaya bangsaku dengan menggunakan penerapan model discovery learning pada kelas IV SDN Nilem Bandung? D. Pembatasan dan Rumusan Masalah : 1. Batasan Masalah: Agar masalah yang dikaji lebih terfokus, maka penulis membatasi masalah-masalah dalam penelitian ini adalah penggunaan penerapan model discovery learning dapat meningkatkan pemahaman konsep dan hasil belajar siswa kelas IV SDN Nilem Bandung mengenai, subtema keberagaman budaya bangsaku. E. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Penelitian : Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penggunaan penerapan model discovery learning dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa kelas IV SDN Nilem Bandung mengenai subtema keberagaman budaya bangsaku. 2. Tujuan Khusus Penelitian : Sesuai dengan perumusan permasalahan yang telah dikemukakan, tujuannya dalam penelitian ini adalah diantaranya yaitu: a) Untuk menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). b) Untuk menerapkan pelaksanaan model pembelajaran discovery learning. c) Meningkatkan pemahaman konsep dan hasil belajar siswa kelas IV SD melalui model discovery learning pada subtema keberagaman budaya bangsaku. d) Meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD pada penerapan model discovery learning dalam subtema keberagaman budaya bangsaku. F. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi siswa, guru, sekolah, maupun bagi peneliti sendiri, Secara rinci manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi Siswa : a) Dari penelitian ini dapat meningkatkan pemahaman konsep dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS sehingga dapat meningkatkan prestasi siswa. b) Hasil penelitian ini akan memberikan suatu pengalaman yang nyata dan bermakna dalam kegiatan pembelajarannya. c) Meningkatkan pemahaman konsep dan hasil belajar siswa melalui penerapan model discovery learning pada subtema keberagaman budaya bangsaku di kelas IV SD. d) Meningkatkan pemahaman konsep dan hasil belajar siswa melalui penerapan model discovery learning pada subtema keberagaman budaya bangsaku di kelas IV SD. 2. Bagi Guru : a) Penelitian ini dapat menjadikan sarana untuk menambah wawasan tentang pembelajaran. b) Dapat dijadikan sebagai alternatife pembelajaran bagi guru dalam pembelajaran tematik, dan dapat digunakan sebagai bahan petimbangan dalam meningkatkan pemahaman konsep siswa dan meningkatkan hasil belajar siswa. 3. Bagi Sekolah : a) Menambah dan memperkaya informasi tentang media-media pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran tematik. b) Memberikan masukan dalam kebijakan sebagai upaya meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah. 4. Bagi Peneliti : a) Mendapatkan pengalaman dalam merancang dan melaksanakan suatu kegiatan pembelajaran. b) Hasil penelitian ini dijadikan acuan untuk melakukan penelitian yang sejenis. c) Mendapatkan tambahan wawasan tentang penerapan model discovery learning dalam pembelajaran tematik. 5. Bagi Guru : a) Penelitian ini dapat menjadikan sarana untuk menambah wawasan tentang pembelajaran. b) Dapat dijadikan sebagai alternative pembelajaran bagi guru dalam pembelajaran tematik, dan dapat digunakan sebagai bahan petimbangan dalam meningkatkan pemahaman konsep siswa. BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori Pada dasarnya penerapan model discovery learning yaitu agar siswa mampu meningkatkan pemahaman konsep dan belajarnya bisa makin lenih meningkat, dengan bimbingan guru maka siswa-siswi bisa mendapat bimbingan oleh para guru kelasnya mengenai subtema keberagaman budaya bangsaku. I. Model Discovery Learning a. Definisi Model Discovery Learning Oemar Hamalik dalam Mohammad Takdir Ilahi ( 2012:103) menyatakan bahwa model discovery learningadalah siswa harus berperan aktif dalam belajar di kelas, pada proses pembelajaran yang menitikberatkan pada mental intelektual para anak didik dalam memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi, sehingga menemukan suatu konsep atau generalisasi yang dapat diterapkan di lapangan. Dengan kata lain, kemampuan mental intelektual merupakan factor yang menentukn terhadap keberhasilan mereka dalam menyelesaikan setiap tantangan yang dihadapi, termasuk persoalan belajar yang mereka sering kehilangan semangat dan gairah ketika mengikuti pelajaran. Menurut Wilcox (Slavin, 2011 : 204 ) menyatakan bahwa pembelajaran dengan penemuan siswa didorong untuk belajar sebagian besar melalui keterlibatan aktif mereka sendiri dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip, dan guru. Wilcox (Slavin,2011:204) menyatakan bahwa pembelajaran dengan penemuan siswa didorong untuk belajar sebagian besar melalui keterlibatan aktif mereka sendiri dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip, dan guru. mendorong siswa untuk memiliki pengalaman dan melakukan percobaan yang memungkinkan mereka menemukan prinsip-prinsip untuk diri mereka sendiri. Menurut Mohammad Takdir Ilahi (2011:202) dalam model discovery learning tujuan belajar sesungguhnya, belajar merupakan pekerjaan yang cukup berat, karena menuntut sikap kritis sistematik dan kemampuan intelektual yang hanya dapat diperoleh dari praktik langsung, dari proses belajar inilah akan mendapat suatu hasil yang sesuai dengan kemampuan belajar siswa. Menurut Tjun Surjaman (2011:175) bahwa tujuan pembelajaran yaitu menjadikan diri sendiri dan orang lain mampu meningkatkan pemahaman konsepnya, dengan kegiatan proses belajar, maka kita akan mendapatkan ilmu yang bermanfaat dari pembelajaran yang telah dilakukan. Dapat disimpulkan bahwa model discovery learning ini bisa melatih siswa untuk menjadi orang yang mandiri, dengan menemukan suatu konsep atau generalisasi untuk menempuh suatu keberhasilan. Model ini menjadikan siswa agar menjadi siswa yang aktif, dilatih untuk belajar memecahkan masalah, dan untuk mendapatkan inovasi dalam bentuk pembelajaran. b. Karakteristik Pada Model Discovery Learning Adanya karakterikstik pada model discvovery learning ini yaitu sesuatu yang untuk mengetahui kemampuan para siswa pada proses belajar mengajar (PBM), di dalam model discovery learningini adanya karakteristik. Menurut Tjun Sudjana (2007 :27) karakteristik model discovery learning yaitu sebagai berikut : 1) Menekankan pada proses belajar, bukan proses mengajar. 2) Memandang siswa sebagai pencipta kemauan dan tujuan yang ingin dicapaik. 3) Mendorong siswa untk mampu melakukan penyelidikan. 4) Mendasarkan proses belajarnya pada prinsip-prinsip teori kognitif. 5) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk membangun pengetahuan dan pemahaman baru yang didasarkan pada pengalaman nyata. Dapat disimpulkan dari uraian diatas bahwa pada model discovery learning ini mempunyai karakteristik yaitu untuk memberikan kesempatan kepada para siswa untuk meningkatkan ilmu pengetahuannya dan meningkatkan pemahaman konsepnya. c. Kelebihan Model Discovery Learning Pada dasarnya bahwa guru dalam model discovery learning ini bertujuan ingin membangkitkan keaktifan para siswanya untuk mempunya pemikiran yang positif bagi perkembangan para dirinya masing-masing . Oleh karena itu diadakannya kelebihan dan kelemahan pada model discovery learning ini. Guru menginginkan para siswanya mempunyai jiwa yang aktif, rasa ingin tahu, mampu memecahkan suatu masalah dan gejala-gejala. Menurut Nana Sudjana (2012:68) bahwa model discoveri learning terdapat kelebihan dan kelemahan diantaranya yaitu : 1) Dalam penyampaian bahan discovery di gunakan kegiatan dan pengalaman langsung. 2) Merupakan suatu model pemecahan masalah. Para peserta didik langsung menerapkan prinsip dan langkah awal dalam pemecahan masalah. 3) Banyak memberikan kesempatan bagi para peserta didik untuk terlibat langsung dalam kegiatan pembelajaran. 4) Menitikberatkan pada kemampuan mental dan fisik para peserta didik yang akan memperkuat semangat semangat dan konsentrasi mereka dalam melakukan kegiatan discovery learning . 5) Peserta didik akan lebih aktif dan kreatif untuk mengaitkan ilmu baru yang peserta didik dapat dengan pengalaman mereka sebelumnya. 6) Model discovery learning lebih realistis dan mempunyai makna. Dapat disimpulkan bahwa dengan adanya uraian di atas yaitu dimana kelebihn model discovery learningini gar siswa lebih aktif, kreatif yaitu untuk mengaitkan ilmu barunya yang telah siswa dapatkan. d. Kelemahan Model Discovery Learning Pada dasarnya bahwa kelemahan model discovery learningini yaitu tuntutan terhadap pembelajaran, sesungguhnya membutuhkan kebiasaan yang sesuai dengan perkembangan siswa. Menurut Mohammad Takdir (2012:68) bahwa pada Model discovery learningini terdapat beberapa kelemahan diantaranya yaitu : 1) Faktor kebudayaan dan kebiasaan tuntutan terhadap pembelajaran, model discovery learning sesungguhnya membutuhkan kebiasaan yang sesuai dengan kondisi peserta didik. 2) Model discovery learning ini dibutuhkan untuk memahami pembelajaran model tersebut. 3) Proses model discovery learningpembelajaran mengajar secara konseptual adalah proses belajar yang bukan merupakan perolehan informasi yang berlangsung satu arah dari luar ke dalam diri peserta didik kepada pengalamannya melalui proses asimilasi dan akomodasi yang bermuara pada pemutaran struktur kognitifnya. 4) Menurut model discovery learning ini merupakan suatu proses pembentukan pengetahuan. 5) Pembentukan model ini peserta didik harus melakukan kegiatan pembelajaran. 6) Membantu siswa untuk berpikir rasional 7) Menuntut siswa agar menjadi orang yang mandiri 8) Menjadikan para siswa untuk menjadi yang lebih baik lagi. Pada dasarnya uraian tersebut mampu disimpulkan bahwa model discovery learning ini mempunyai beberapa kelemahan untuk mengetahui bahwa siswa inginmenjadi seseorang yang lebih baik, menjadikan para siswa-siswinya yang mandiri. e. Langkah-Langkah Pada Model Discovery Leraning Langkah-langkah pada model discovery learning ini yaitu : pembahasan mengenai langkah-langkah dan prosedur pembelajaran begitu penting, mengingat pembelajaran discovery learningmembutuhkan pemahaman secara substansial dan integral. Oleh karena itu, langkah-langkah dan garis besar prosedur pembelajaran discoverymenjadi suatu keniscayaan untuk diimplementasikan dalam kegiatan belajar-mengajar. Tekanan-tekanan yang ada pada pembelajaran discovery learning, sesungguhnya tidak lepas dari keterlibatan siswa dalam pelaksanaan kegiatan ini, dimana antara guru dan siswa sama-sama sebagai subjek pendidikan. Dengan kata lain, untuk mempermudah peneraan model discovery learning dibutuhkan langkah-langkah pokok yang harus dilalui terlebih dahulu, diantaranya yaitu sebagai berikut : 1. Adanya masalah yang akan dipecahkan 2. Sesuai dengan tingkat kemampuan kognitif siswa 3. Konsep atau prinsip yang ditemukan harus ditulis secara jelas 4. Harus tersedia atau atu bahan yang diperlukan 5. Suasana kelas harus diatur sedemikian rupa 6. Guru memberikan kesempatan siswa untuk mengumpulkan data 7. Harus dapat memberikan jawaban secara tepat sesuai dengan data yang diperlukan oleh siswa. Di dalam langkah-langkah ini, yaitu untuk memperlancar suatu kegiatan agar siswa mampu meningkatkan kemampuan dalam pemecahan masalah, mampu menjadi anak yang kreatif, aktif dll. Menurut Muhibbin Syah (1995 :21) ada beberapa tahapan-tahapan dalam model discovery learningdiantaranya yaitu : 1. Stimulus (pemberian perangsang/stimul) kegiatan awal seorang guru memberikan pertanyaan kepada siswa untuk merangsang berpikir siswa, menganjurkan dan mendorongnya untuk membaca buku dan aktivitas belajar lain yang mengarah kepada persiapan pemecahan masalah. 2. Problem statement (mengidentifikasi masalah) memberi kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin masalah yang relevan dengan bahan pelajaran, kemudian memilih dan merumuskannya dalam bentuk hipotesis (jawaban sementara dari masalah tersebut). 3. Data collection (pengumpulan data) memberikan kesempatan kepada siswa mengumpulkan informasi yang relevan sebanyak-banyaknya untuk membuktikan benar tidaknya hipotesis tersebut. 4. Data prossesing (pengolahan data) mengolah data yang telah diperoleh siswa untuk melalui kegiatan wawancara, observasi, dan lain-lain. Data tersebut kemudian di tafsirkan. 5. Verifikasi : mengadakan pemeriksaan secara cermat untuk membuktikan benar tidaknya hipotesis yang di tetapkan dan di hubungkan dengan hasil dan pengolahan data. 6. Generalisasi adalah mengadakan penarikan kesimpulan untuk dijadikan prinsip umum yang berlaku untuk semua kejdian atau masalah yang sama dengan memperhatikan hasil verifikasi . Salah satu bentuk discovery yang disebut discovery (penemuan terbimbing), guru memberikan beberapa petunjuk kepada siswa untuk membantu siswa menghindari jalan buntu. Guru memberi pertanyaan atau mengungkapkan dilemma yang membutuhkan pemecahan-pemecahan, menyediakan materi-materi yang sesuai dan menarik, serta meningkatkan kemampuan siswa untuk mengemukakan dan menguji hipotesis. 2. Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa a. Definisi Pemahaman Konsep Suatu kegiatan yang bisa menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi diri seseorang, untuk mewujudkan suatu keinginan maka siswa bekerja keras dalam belajarnya agar mampu meningkatkan kemampuannya dalam memahami suatu konsep. Menurut Zulaiha (2006:19, hasil belajar penalaran dan komunikasi serta pemecahan masalah, pemahaman konsep ini bisa dinilai dengan menggunakan penilaian tertulis, unjuk kerja, pemahaman konsep juga bisa diartikan untuk : 1) Menyatakan ulang sebuah konsep 2) Memberi contoh dari konsep 3) Menarik kesimpulan 4) Menemukan pola tau sifat dari gejala-gejala Pemahaman konsep yaitu merupkan model discovery learningini merupakan pembentukan kategori-kategori atau konsep-konsep, yang dapat memungkinkan terjadinya generalisasi. Sebagaimana teori Bruner tentang kategorisasi yang nampak dalam modeldiscovery learning , bahwa model discoverylearning ini adalah pembentukan kategori-kategori, atau lebih sering disebut sistem-sistem coding. Pembentukan kategori-kategori dan sistem-sistem coding dirumuskan demikian dalam arti relasi-relasi (similaritas & difference) yang terjadi diantara obyek-obyek dan kejadian-kejadian (events).Peningkatan pemahaman konsep siswa perlu diupayakan demi keberhasilan peserta didik dalam belajarnya, pendekatan model discovery learning merupakan salah satu upaya mengatasi permasalahan. Dapat disimpulkan dari uraian di atas bahwa pemahaman konsep siswa yaitu dimana siswa ketika dalam proses kegiatan pembelajaran berlangsung maka siswa mampu meningkatkan pemahaman konsepnya mengenai materi yang telah di pelajari di kelas bersama gurunya. b. Upaya Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Semua guru mempunyai keinginan untuk menjadikan siswanya menjadi siswa yang teladan, oleh karena itu guru-guru khususnya untuk guru kelas agar mampu menjadikan siswa yang berpengetahuan luas. Menurut Sadirman (2011:14) bahwa upaya guru untuk meningkatkan pemahaman konsep para siswa diantaranya yaitu : 1) Membimbing siswa untuk menemukan konsep pemecahan masalah dengan sendiri. 2) Membantu siswa untuk meningkatkan pemahaman konsepnya. 3) Memberikan dukungan kepada para siswa agar mampu meningkatkan pemahamannya. 4) Memberikan fasilitas pembelajaran yang baik untuk para siswa 5) Mendorong para siswa agar bisa meningkatkan pemahaman konsepnya untuk menemukan pemecahan masalah dengan cara sendiri dan guru hanya menjadi pembimbing dan Mendukung siswa agar mampu menjadi siswa yang kreatif. Kesimpulan dari upaya untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa yaitu guru mampu mendorong para siswa-siswinya agar semangat dalam hal untuk meningkatkan pemahamn pada dirinya masing-masing. c. Faktor-Faktor yang Meningkatkan Konsep Pemahaman Siswa Pemahaman konsep merupakan sesuatu yang terdapat pada diri seseorang untuk merubah kemampuan dalam memahami berbagai materi pembelajaran. Menurut Qorri’ah (2011:20) bahwa peningkatan pemahaman konsep siswabahwa para guru mengusahakan agar para siswa mampu memberikan yang terbaik untuk muridnya. 1) Mengatasi permasalahan yang ada di kelas 2) Perlu diupayakan pemahaman konsep siswa 3) Upaya untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa, Upaya keberhasilan siswa pada model discovery learning ketika di kelasnya 4) Memfasilitasi proses belajar yang baik dan rendahnya prestasi belajar siswa Adanya pejelasan di atas dapat disimpulkan bahwa faktor yang meningkatkan konsep pemahaman siswa yaitu dengan siswa memiliki kemampuannya dalam memahami materi pembelajaran. Dengan adanya pemahaman konsep maka siswa akan meningkatkan kemampuannya setelah mempelajari materi yang akan dibahas di sekolah. Untuk menjadikan siswa aktif, pada saat kegiatan pembelajaran, maka gurunya pun harus selalu membimbing siswa pada saat melakukan pengamatan ataupun berdiskusi di kelas. dengan begitu siswa akan semakin senang, semakin semangat pada saat proses kegiatan pembelajarannya. 3. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa a. Hasil Belajar Pada dasarnya hasil belajara adalah sesuatu yang dihasilkan dari kerja keras seseorang yang telah melaksanakan aktivitas yang ada, Menurut Nana Sudjana (2011:23) bahwa hasil belajar mengisyaratkan hasil belajar sebagai program atau siswa yang menjadi sasaran penilaian. Hasil belajar sebagai objek penilaian pada hakikatnya menilai penguasaan siswa terhadap tujuan-tujuan intruksional. Hasil belajar sebgai objek penilaian dapat dibedakan ke dalam beberapa kategori,. a. Alat penilaian untuk setiap ranah tersebut. b. Mempunyai karakteristik tersendiri sebab setiap ranah berbeda dalam cakupan dan hakikat yang terkandung di dalamnya. c. Meningkatkan pengetahuan siswa d. Meningkatkan pemahaman untuk menghasilkan kemampuan para siswa e. Memberikan evaluasi kepada siswa untuk menguji kemampuannya. Pada uraian di atas dapat disimpulkan, bahwa hasil belajar adalah seseorang yang mendapatkan ilmu pengetahuan, pemahaman, sikap, cita-cita, dan keterampilan ketika sudah mengikuti proses kegiatan pembelajaran. b. Faktor-Faktor yang Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Mengenai faktor yang meningkatkan hasil belajar siswa, yaitu yang pasti faktor dari para orang tua siswa yang selalu memberikan dorongan untuk anaknya agar kegiatan belajar di kelasnya bisa meningkat dan mendapatkan prestasi yang baik dari tahun ke tahun selalu mendapatkan rengking atau juara kelas. Maka siswa juga akan merasa senang apalagi bila gurunya memberikan suatu hadiah/riwed, maka siswapun akan merasa termotivasi dan senang. Menurut Nana Sudjana, (2011:28) faktor-faktor yang untuk meningkatkan hasil belajar siswa, 1) Meningkatkan hasil belajarnya siswa 2) Kemampuan siswa dalam mencapai prestasi belajar di kelas 3) Memotivasi siswa agar belajar nya bisa semakin meningkat 4) Membimbing para siswa dikelas 5) Menyiapkan mental dan fisik para siswa 6) Meningkatkan konsentrasi siswa 7) Meningkatkan motivasi belajar 8) Menggunakan strategi belajar 9) Belajar sesuai gaya belajar 10) Belajar secara menyeluruh dan Membiasakan berbagi 4. Pembelajaran Terpadu/Tematik Pembelajaran terpadu adalah suatu proses mempunyai beberapa ciri yaitu : berpusat pada siswa proses pembelajaran mengutamakan pemberian pengalaman langsung, dan pemisahan antar bidang studi tidak terlihat jelas, pengertian terpadi ini mengandung makna yang menghubungkan IPS dengan berbagai bidang kajian dalam IPS adalah mengkondinasikan berbagai disiplin ilmu seperti keberagaman budaya bangsaku dan dipadukan dengan kajian lainnya, hal ini lebih sesuai unjuk jenjang pendidikan SMP/MTS,SMA dan SMK. Hal ini dimaksudkan agar tidak terlalu banyak guru yang terlibat yang akan membuka peluang timbulnya kesulitan dalam pembelajaran dan penilaian. Mengingat semakin tinggi jenjang pendidikan, maka semakin dalam dan luas pula pemahaman konsep yang harus diserap oleh para peserta didik. Pengertian pembelajaran terpadu yaitu pembelajaran yang beranjak dari suatu tema tertentu sebagai pusat perhatian yang digunakan untuk memahami gejala-gejala dan konsep lain baik yang berasal dari bidang studi yang bersangkutan maupun yang bersangkutan dari bidang lainnya. Menurut Taty (2012:23) bahwa dalam pembelajaran terpadu/tematik yaitu suatu pendekatan pembelajaran yang menghubungkan berbagai bidang studi yang mencerminkan dunia nyata di sekeliling dan dalam tentang kemampuan dan perkembangan anak. Suatu cara untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan anak. Materi pembelajaran tematik adalah sesuatu yang harus melatih kemampuan siswa-siswa sekolah dasar untuk mengetahui kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotornya. Oleh karena itu penulis melakukan penelitian ini dengan perangkat pembelajaran tematik, Pada kurikulum (Permendikbud) pemeintahan menteri pendidikan dan kebudayaan republik Indonesia di dalamnya terdapat penjelasan mengenai Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan kurikulum pada sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah, sekolah menengah pertama/ madrasah tsanawiyah, sekolah menengah atas/madrasah aliyah, dan sekolah menengah kejuruan/madrasah aliyah kejuruan, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tentang Implementasi Kurikulum; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301); 2.Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4496) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 71, Tambahan Lembaran Negara.Republik Indonesia Nomor 5410); Menetapkan : Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Tentang Implementasi Kurikulum.Pasal 1 Implementasi kurikulum pada sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah (SD/MI), sekolah menengah pertama/madrasah tsanawiyah (SMP/MTs), sekolah menengah atas/madrasah aliyah (SMA/MA), dan sekolah menengah kejuruan/madrasah aliyah kejuruan (SMK/MAK) dilakukan secara bertahap mulai tahun pelajaran 2013/2014. Pasal 2 (1) Implementasi kurikulum pada SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK menggunakan pedoman implementasi kurikulum yang mencakup: Pedoman Penyusunan dan Pengelolaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Pedoman Pengembangan Muatan Lokal; Pedoman Kegiatan Ekstrakurikuler; Pedoman Umum Pembelajaran; dan Pedoman Evaluasi Kurikulum. Pedoman implementasi kurikulum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran I sampai dengan Lampiran V yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini. Tabel 2.1 5. Pembelajaran Keberagaman Budaya Bangsaku DI Kelas IV (Subtema 1: Keberagaman Budaya Bangsaku) Pemetaan Kompetensi Dasar KI 1 dan KI 2 Tabel 2.2 Pemetaan Kompetensi Dasar KI 3 dan KI 4 Subtema 1: Keberagaman Budaya Bangsaku Tabel 2.3 Ruang Lingkup Pembelajaran Subtema 1: Keberagaman Budaya Bangsaku Kegiatan Pembelajaran Kompetensi yang dikembangkan Mengenal keberagaman budaya Indonesia Memahami keberagaman budaya Berekspresi dengan lagu Sikap: Percaya diri dan rasa ingin tahu Pengetahuan : Keberagaman budaya dan lagu nasional. Keterampilan : Berkomunikasi dan mencari informasi Bereksplorasi tentang sudut dengan rumah adat Memahami keberagaman budaya rumah adat Memahami keberagaman tarian tradisional Sikap : Toleransi, rasa ingin tahu, dan teliti Pengetahuan: Keberagaman budaya rumah adat, tarian tradisional, dan sudut Keterampilan: Mengukur dan mencari informasi Memainkan permainan tradisional Mengamalkan sila Pancasila Menulis pengalaman berinteraksi dengan orang lain Membuat poster tentang keberagaman Sikap :Toleransi, tekun, dan teliti Pengetahuan : Permainan tradisional, poster, sila Pancasila, dan keberagaman Keterampilan: • Membuat poster dan mencari informasi Mengenal alat musik tradisional Bereksplorasi tentang sumber bunyi Berkreasi dengan bunyi Bercerita tentang pengamalan nilai-nilai Pancasila Sikap: • Toleransi, percaya diri, dan rasa ingin tahu Pengetahuan: • Musik tradisional, sumber bunyi, dan nilai-nilai Pancasila Keterampilan: • Mencari informasi, kerja ilmiah, dan menulis Bereksplorasi tentang media perambatan bunyi Menulis laporan Berkreasi membuat rumah adat impian Sikap: • Rasa ingin tahu, teliti dan kerja sama Pengetahuan: • Media perambatan bunyi, teks instruksi, sudut, dan laporan Keterampilan: • Kerja ilmiah, mengukur besar sudut, menulis, membuat rumah adat Bereksplorasi dengan segi banyak • Menganalisis teks cerita Sikap: Toleransi dan teliti Pengetahuan: Segi banyak, teks cerita, kata baku dan tidak baku Keterampilan: Menghitung, mencari informasi, dan membacaPeta. 6. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pelaksanaan (RPP) a. Hakikat (RPP) Menurut Permendikbud No. 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta didik dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar. Selanjutnya menurut Permendikbud Nomor 81A Tahun 2013 Lampiran IV tentang Implementasi Kurikulum Pedoman Umum Pembelajaran (Kemdikbud, 2013: 37) tahapan pertama dalam pembelajaran menurut Standar Proses adalah perencanaan pembelajaran yang diwujudkan dengan kegiatan penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). RPP adalah rencana pembelajaran yang dikembangkan secara rinci dari suatu materi pokok atau tema tertentu yang mengacu pada silabus.Sementara itu menurut Panduan Teknis Penyusunan RPP di SD (Kemdikbud, 2013: 9) RPP adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih.RPP dikembangkan secara rinci dari suatu materi pokok atau tema tertentu yang mengacu pada silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran siswa dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD). Setiap pendidik pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, efisien, memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis siswa. RPP disusun berdasarkan KD atau subtema yang dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih.Pengembangan RPP dapat dilakukan pada setiap awal semester atau awal tahun pelajaran dengan maksud agar RPP telah tersedia terlebih dahulu dalam setiap awal pelaksanaan pembelajaran. Pengembangan RPP dapat dilakukan oleh guru secara individu maupun berkelompok dalam Kelompok Kerja Guru (KKG) di gugus sekolah, di bawah koordinasi dan supervisi oleh pengawas atau dinas pendidikan. Kurikulum 2013 untuk SD menggunakan pendekatan pembelajaran Tematik Terpadu dari kelas I sampai kelas VI.Kurikulum 2013 SD melaksanakan pembelajaran Tematik Terpadu dan prosesnya menerapkan pendekatan saintifik. Penerapan pembelajaran Tematik Terpadu dengan pendekatan saintifikmembawa implikasi perubahan dalam pembelajaran di SD. Perubahan itu mengakibatkan perubahan pada perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, sistem penilaian, buku siswa, buku guru, program remedial serta pengayaan, dan sebagainya. Panduan penyusunan RPP ini diperlukan agar semua pemangku kepentingan pendidikan dasar memiliki persepsi yang sama dalam pelaksanakan Kurikulum 2013 SD, khususnya perencanaan pembelajaran. Hal ini sangat mendukung proses dan hasil pembelajaran. b. Langkah-Langkah Pengembangan (RPP) Menurut Panduan Teknis Penyusunan RPP di SD (Kemdikbud, 2013: 12) pengembangan RPP disusun dengan mengakomodasikan pembelajaran tematik atau disebut dengan RPP Tematik. Penyusunan RPP Tematik idealnya dilakukan dengan tahapan sebagai berikut: (1) menentukan tema yang akan dikaji bersama siswa; (2) memetakan KD-KD dan indikator yang akan dicapai dalam tema-tema yang telah disepakati; (3) menetapkan jaringan tema; (4) menyusun Silabus Tematik; dan (5) menyusun RPP pembelajaran tematik. Dalam implementasi Kurikulum 2013, tema tidak dinegosiasikan dengan siswa, tetapi sudah ditetapkan oleh pemerintah yang termuat dalam silabus tematik, buku guru, dan buku siswa telah disediakan oleh pemerintah. Untuk keperluan penerapan Pembelajaran Tematik Terpadu di kelas, guru dapat mengembangkan RPP Tematik dengan memperhatikan silabus tematik, buku guru, dan buku siswa yang telah tersedia serta mengacu pada format dan sistematika RPP yang berlaku. RPP tematik adalah rencana pembelajaran tematik terpadu yang dikembangkan secara rinci dari suatu tema dengan tahapan sebagai berikut
Item Type: | Thesis (Skripsi(S1)) |
---|---|
Subjects: | S1-Skripsi |
Divisions: | Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan > PGSD 2014 |
Depositing User: | Iyas - |
Date Deposited: | 12 Jul 2016 03:28 |
Last Modified: | 23 Aug 2016 17:18 |
URI: | http://repository.unpas.ac.id/id/eprint/5501 |
Actions (login required)
View Item |