PENGUKURAN BEBAN KERJA MENTAL PENGEMUDI ANGKUTAN KOTA MENGGUNAKAN METODE SUBJECTIVE WORKLOAD ASSESMENT TECHNIQUE (SWAT) (STUDI KASUS : ANGKUTAN KOTA TRAYEK KEBON KALAPA – LEDENG & CICAHEUM – LEDENG)

LINGGA WAHYUNDIA, 143010014 (2018) PENGUKURAN BEBAN KERJA MENTAL PENGEMUDI ANGKUTAN KOTA MENGGUNAKAN METODE SUBJECTIVE WORKLOAD ASSESMENT TECHNIQUE (SWAT) (STUDI KASUS : ANGKUTAN KOTA TRAYEK KEBON KALAPA – LEDENG & CICAHEUM – LEDENG). Skripsi(S1) thesis, Fakultas Teknik Unpas.

[img]
Preview
Text
combinepdf.pdf

Download (1MB) | Preview
Official URL: http://teknik.unpas.ac.id

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengukur beban kerja mental pada pengemudi angkutan kota trayek Kebon Kalapa – Ledeng dan Cicaheum – Ledeng. Mengingat bahwa tingginya angka kecelakaan lalu lintas angkutan jalan yang disebabkan oleh faktor sumber daya manusia, sehingga perlu diperhatikannya aspek beban kerja mental pada pengemudi angkutan kota itu sendiri, yang merupakan bagian dari lalu lintas angkutan jalan. Pengukuran beban kerja mental ini dilakukan menggunakan metode SWAT yang terdiri dari tahap pengumpulan dan pengolahan data Scale Development dan Event Scoring. Pada tahap Scale Development, diawali dengan pengumpulan data menggunakan 27 kartu kombinasi beban kerja mental SWAT, dimana setiap orang coba diminta untuk mengurutkan kartu kombinasi beban kerja mental dari kartu kombinasi beban kerja mental terendah sampai dengan yang tertinggi dari keseluruhan kartu. Digunakannya Skala Kelompok pada pengukuran beban kerja mental SWAT ini dikarenakan setiap kategori pengemudi angkutan kota memiliki nilai Koefisien Kendalls diatas 0,75. Hasil penilaian aktivitas pekerjaan Event Scoring dicocokan dengan rating scale pada Scaling Solution yang didapatkan melalui prototype analysis pada tahap Scale Development sehingga dapat diketahuinya tingkat beban kerja mental dari pekerjaan yang diamati. Hasil dari pengukuran beban kerja mental pada penelitian ini menyatakan bahwa terdapat perbedaan tingkat beban kerja mental antara pengemudi angkutan kota trayek Kebon Kalapa – Ledeng dan Cicaheum – Ledeng. Hal ini terjadi karena adanya faktor waktu pada pekerjaan, sehingga perlu dilakukan perbaikan untuk menanggulangi hal tersebut pada pengemudi angkutan kota itu sendiri untuk dapat lebih menguasai katrakteristik pekerjaan, melakukan persiapan sebelum bekerja dan menjaga kedisiplinan serta ketertiban dalam berlalu lintas. Kata Kunci : Ergonomi, Beban Kerja Mental, SWAT, Pengemudi Angkutan Kota

Item Type: Thesis (Skripsi(S1))
Subjects: S1-Skripsi
Divisions: Fakultas Teknik > Teknik Industri 2018
Depositing User: Irwan Kustiawan Kosasih
Date Deposited: 23 Oct 2018 04:08
Last Modified: 23 Oct 2018 04:08
URI: http://repository.unpas.ac.id/id/eprint/39581

Actions (login required)

View Item View Item