PUTRI INDRIANI PERTIWI, 133050040 and Astri W Hasbiah, DS and Anni Rochaeni, DS (2017) KAJIAN POTENSI PENERAPAN PRODUKSI BERSIH PADA INDUSTRI TAHU STUDI KASUS DI PD. DN. Skripsi(S1) thesis, Fakultas Teknik.
|
Text
ABSTRAK TA.pdf Download (240kB) | Preview |
|
|
Text
Cover TA.pdf Download (161kB) | Preview |
|
|
Text
TA BAB 1 .pdf Download (164kB) | Preview |
Abstract
Industri pembuatan tahu merupakan salah satu industri rumah tangga yang banyak tersebar di kota besar maupun kota kecil di Indonesia. Dalam proses produksinya pembuatan tahu masih sangat tradisional dan banyak memakai tenaga kerja manusia. Air banyak digunakan selama proses produksi, mulai dari pencucian, perendaman, penggilingan hingga pemasakan. Akibat dari besarnya pemakaian air pada proses pembuatan tahu, limbah yang dihasilkanpun cukup besar. Industri tahu PD. DN adalah salah satu industri kecil pembuatan tahu di Desa Cimekar Kabupaten Bandung. Teknologi yang digunakan masih sangat sederhana, banyak mengandalkan tenaga manusia dan proses pengolahan yang kurang optimal. Penerapan produksi bersih perlu dilakukan di industri tahu PD. DN. Penerapan produksi bersih memungkinkan adanya penghematan secara ekonomis dan pengurangan dampak sosial, kesehatan, keamanan, serta lingkungan yang merugikan. Karena aplikasi produksi bersih bisa diterapkan pada setiap skala industri baik itu kecil, menengah, maupun skala besar. Kajian penerapan teknologi bersih ini dilakukan dengan metode quick scan pada setiap tahapan proses produksi. Pengumpulan data meliputi aliran proses dan volume input-output proses produksi. Proses produksi tahu terdiri dari perendaman, pencucian, penggilingan, pemasakan, penyaringan, penggumpalan, pencetakan dan pemotongan, serta perebusan dalam air kunyit dan garam. Dari perhitungan neraca massa pada kapasitas produksi 300 kg kacang kedelai akan menghasilkan limbah cair sebanyak 1680 liter dan limbah padat seberat 550 kg. Berdasarkan beberapa kriteria kelayakan, alternatif penerapan produksi bersih untuk PD DN berupa penggunaan kembali, pengendalian sumber pencemar dan mengubah teknologi. Pada limbah cair, perbandingan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan sebelum penerapan produksi bersih adalah sebesar Rp. 270.000 sedangkan setelah penerapan produksi bersih perusahaan hanya perlu mengeluarkan biaya sebesar Rp. 90.000. Perhitungan ekonomi limbah cair menunjukan nilai Break Event Point (BEP) sebesar 23.444 liter, Payback Period (PBP) sebesar 14 hari dan Net Present Value (NPV) sebesar Rp. 1.726.481.814 dengan air limbah yang diolah sebesar 1680 liter. Penjualan ampas tahu yang diolah menjadi tepung akan mendatangkan keuntungan lebih besar yaitu sebesar Rp. 440.000 jika dibandingkan dengan dijual secara langsung sebesar Rp. 220.000. Perhitungan ekonomi limbah padat menunjukan nilai Break Event Point (BEP) sebesar 2.079 kg, Payback Period (PBP) sebesar 19 hari dan Net Present Value (NPV) sebesar Rp. 776.723.750 dengan ampas tahu yang diolah sebesar 550 Kg. Dilihat dari nilai kelayakan ekonomi limbah cair dan limbah padat, dapat dikatakan bahwa penerapan produksi bersih pada industri tahu PD. DN layak untuk dijalankan dan menguntungkan secara teoritis. Kata kunci : Industri Tahu , Metode Quick Scan, Produksi Bersih.
Item Type: | Thesis (Skripsi(S1)) |
---|---|
Subjects: | S1-Skripsi |
Divisions: | Fakultas Teknik > Teknik Lingkungan 2017 |
Depositing User: | Irwan Kustiawan |
Date Deposited: | 19 Oct 2017 06:48 |
Last Modified: | 19 Oct 2017 06:48 |
URI: | http://repository.unpas.ac.id/id/eprint/31062 |
Actions (login required)
View Item |