Gunadi, Natasha Deandra (2025) RESPON JARINGAN INTERNATIONAL NON-GOVERNMENT ORGANIZATION HAM TERHADAP PENUNJUKAN ARAB SAUDI SEBAGAI KETUA COMMISSION ON THE STATUS OF WOMEN OLEH PBB 2024 MARET. Skripsi(S1) thesis, FISIP UNPAS.
![]() |
Text
ringkeusan.pdf Download (8kB) |
![]() |
Text
daftar pustaka.pdf Download (400kB) |
![]() |
Text
daftar isi.pdf Download (41kB) |
![]() |
Text
cover.pdf Download (41kB) |
![]() |
Text
kata pengantar.pdf Download (135kB) |
![]() |
Text
lembar pengesahan.pdf Download (127kB) |
![]() |
Text
abstract.pdf Download (127kB) |
![]() |
Text
abstrak.pdf Download (8kB) |
![]() |
Text
bab 2.pdf Download (389kB) |
![]() |
Text
bab 1.pdf Download (466kB) |
Abstract
Penunjukan Arab Saudi sebagai Ketua Commission on the Status of Women (CSW) pada Maret 2024 menimbulkan kontroversi global. Hal ini disebabkan rekam jejak panjang Arab Saudi dalam diskriminasi gender, termasuk sistem perwalian laki-laki, pembatasan kebebasan individu, hingga represi terhadap aktivis perempuan. Meskipun terdapat beberapa reformasi dalam kerangka Visi 2030, seperti pencabutan larangan mengemudi bagi perempuan, hambatan struktural dan hukum diskriminatif masih kuat membatasi ruang gerak perempuan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keselarasan antara simbolisme penunjukan Arab Saudi sebagai Ketua CSW dengan efektivitas advokasi hak-hak perempuan di dalam negeri, serta menelaah respon jaringan International Non- Governmental Organizations (INGO) HAM seperti Amnesty International, Human Rights Watch, UN Watch, dan ALQST terhadap peristiwa tersebut. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan studi kepustakaan. Analisis dilakukan melalui pendekatan teori feminisme liberal, yang menekankan pentingnya reformasi hukum dan institusional untuk mencapai kesetaraan gender, serta teori konstruktivisme yang melihat bagaimana norma, identitas, dan interaksi internasional memengaruhi perilaku negara dan aktor global. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penunjukan Arab Saudi sebagai Ketua CSW lebih bersifat simbolis untuk memperbaiki citra internasional daripada dorongan nyata untuk perubahan domestik. Respon INGO HAM menyoroti adanya ketidaksesuaian antara representasi global dan realitas domestik, serta menegaskan pentingnya advokasi transnasional sebagai instrumen untuk menekan pemerintah Arab Saudi agar melaksanakan reformasi substantif. Dengan demikian, posisi Arab Saudi di CSW mencerminkan ambiguitas antara legitimasi internasional dan hambatan struktural domestik terhadap kesetaraan gender. Kata Kunci: Arab Saudi, Commission on the Status of Women (CSW), Hak Asasi Perempuan, INGO HAM, Kesetaraan Gender.
Item Type: | Thesis (Skripsi(S1)) |
---|---|
Subjects: | S1-Skripsi |
Divisions: | Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik > Hubungan Internasional 2025 |
Depositing User: | Drs Iwan Ridwan |
Date Deposited: | 30 Sep 2025 08:29 |
Last Modified: | 30 Sep 2025 08:29 |
URI: | http://repository.unpas.ac.id/id/eprint/78717 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |