SALSABILA, AMANY (2025) ANALISIS TRANSNATIONAL ADVOCACY NETWORKS TERHADAP IMPLEMENTASI ASEAN COMMISSION ON THE PROMOTION AND PROTECTION OF THE RIGHTS OF WOMEN AND CHILDREN (ACWC) DI INDONESIA. Skripsi(S1) thesis, FISIP UNPAS.
![]() |
Text
COVER.pdf Download (165kB) |
![]() |
Text
DAFTAR ISI.pdf Download (205kB) |
![]() |
Text
KATA PENGANTAR.pdf Download (171kB) |
![]() |
Text
ABSTRAK.pdf Download (138kB) |
![]() |
Text
LEMBAR PENGESAHAN.pdf Download (125kB) |
![]() |
Text
BAB 1 SABILA.pdf Download (312kB) |
![]() |
Text
BAB 2 SABILA.pdf Download (287kB) |
![]() |
Text
REFERENCE.pdf Download (133kB) |
Abstract
Kekerasan terhadap perempuan merupakan isu krusial di kawasan Asia Tenggara, dengan Indonesia mencatat kasus tertinggi di antara negara-negara ASEAN. Sebagai respons, ASEAN membentuk ASEAN Commission on the Promotion and Protection of the Rights of Women and Children (ACWC) sebagai mekanisme perlindungan regional. Namun, pelaksanaan kebijakan ini di Indonesia menghadapi berbagai hambatan, seperti lemahnya komitmen politik, keterbatasan sumber daya, serta kuatnya dominasi norma patriarkal dalam masyarakat. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif melalui studi pustaka dan dokumentasi. Teori Transnational Advocacy Networks (TANs) dari Keck dan Sikkink menjadi landasan analisis, dengan empat strategi utama yaitu Information Politics, Symbolic Politics, Leverage Politics, dan Accountability Politics untuk menilai peran jaringan advokasi dalam implementasi ACWC di Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan TANs memiliki kontribusi signifikan dalam meningkatkan kesadaran publik, membangun solidaritas lintas negara, serta menekan pemerintah Indonesia agar memperkuat pelaksanaan kebijakan perlindungan perempuan. Berbagai strategi seperti kampanye digital, advokasi kebijakan, penyusunan laporan, serta kolaborasi regional berhasil mendorong lahirnya UU TPKS 2022 dan memperluas akses layanan bagi korban kekerasan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa peran TANs efektif dalam mendorong implementasi ACWC dan memperkuat norma regional di Indonesia. Meski begitu, tantangan birokrasi, resistensi elite, dan lemahnya penegakan hukum masih menghambat optimalisasi perlindungan hak perempuan. Kolaborasi lintas aktor perlu diperkuat agar kebijakan berjalan berkelanjutan dan responsif. Kata Kunci: ACWC, Kekerasan Perempuan, Feminisme Radikal, Advokasi Transnasional, ASEAN.
Item Type: | Thesis (Skripsi(S1)) |
---|---|
Subjects: | S1-Skripsi |
Divisions: | Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik > Hubungan Internasional 2025 |
Depositing User: | Drs Iwan Ridwan |
Date Deposited: | 22 Sep 2025 00:47 |
Last Modified: | 25 Sep 2025 01:52 |
URI: | http://repository.unpas.ac.id/id/eprint/78456 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |