Wanda, Jane (2025) SISTEM PERTAHANAN KOREA SELATAN THAAD (TERMINAL HIGH ALTITUDE AREA DEFENSE) PASCA PENINGKATAN AKTIVITAS NUKLIR KOREA UTARA. Skripsi(S1) thesis, FISIP UNPAS.
![]() |
Text
KATA PENGANTAR.pdf Download (240kB) |
![]() |
Text
LEMBAR PENGESAHAN.pdf Download (172kB) |
![]() |
Text
COVER.pdf Download (183kB) |
![]() |
Text
DAFTAR ISI.pdf Download (207kB) |
![]() |
Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (235kB) |
![]() |
Text
ABSTRAK.pdf Download (202kB) |
![]() |
Text
BAB II.pdf Download (254kB) |
![]() |
Text
BAB I.pdf Download (323kB) |
Abstract
Peningkatan aktivitas nuklir Korea Utara dalam beberapa tahun terakhir telah menjadi ancaman serius bagi stabilitas kawasan, khususnya bagi Korea Selatan. Uji coba rudal balistik dan pengembangan senjata nuklir yang semakin canggih menimbulkan kekhawatiran akan kemungkinan serangan yang dapat mengganggu keamanan nasional serta keseimbangan geopolitik di Asia Timur. Korea Selatan merespons ancaman ini dengan mengadopsi sistem pertahanan Terminal High Altitude Area Defense (THAAD) sebagai langkah mitigasi untuk meningkatkan perlindungan terhadap serangan rudal balistik Korea Utara. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak dari peningkatan aktivitas nuklir Korea Utara terhadap kebijakan pertahanan Korea Selatan serta implikasi geopolitiknya. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan analisis terhadap data sekunder dari berbagai sumber, termasuk laporan pemerintah, studi akademis, serta pemberitaan media. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi THAAD berhasil meningkatkan kapasitas pertahanan udara Korea Selatan terhadap ancaman rudal balistik jarak pendek dan menengah. Selain itu, sistem ini memperkuat kerja sama militer antara Korea Selatan dan Amerika Serikat, yang semakin memperkokoh aliansi strategis kedua negara. Namun, penerapan THAAD juga menimbulkan konsekuensi geopolitik yang kompleks. Tiongkok dan Rusia secara tegas menentang kehadiran sistem ini karena dianggap mengganggu keseimbangan strategis di kawasan dan berpotensi meningkatkan ketegangan militer. Sebagai bentuk respons, Tiongkok menerapkan berbagai sanksi ekonomi terhadap Korea Selatan, seperti pembatasan sektor pariwisata, perdagangan, dan investasi, yang berdampak negatif pada perekonomian nasional. Selain itu, penelitian ini menemukan bahwa keberadaan THAAD juga memicu perdebatan internal di Korea Selatan, terutama terkait dengan dampak lingkungan, sosial, serta hubungan diplomatik dengan negara-negara tetangga. Meskipun sistem pertahanan ini memberikan perlindungan tambahan bagi Korea Selatan, efektivitasnya dalam jangka panjang bergantung pada kebijakan luar vi negeri yang lebih seimbang, guna menghindari eskalasi konflik yang lebih luas di kawasan Asia Timur. Meskipun kebijakan pertahanan ini memberikan perlindungan tambahan, diperlukan strategi diplomasi yang lebih seimbang agar Korea Selatan dapat menjaga keamanan nasionalnya tanpa memperburuk ketegangan geopolitik di kawasan. Kata kunci: Korea Utara, Korea Selatan, THAAD, keamanan regional, geopolitik.
Item Type: | Thesis (Skripsi(S1)) |
---|---|
Subjects: | S1-Skripsi |
Divisions: | Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik > Hubungan Internasional 2025 |
Depositing User: | Drs Iwan Ridwan |
Date Deposited: | 21 Aug 2025 04:52 |
Last Modified: | 21 Aug 2025 04:52 |
URI: | http://repository.unpas.ac.id/id/eprint/77793 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |