Al Aziz, Fauzzan Rizqulloh (2025) DAMPAK PSIKOSOSIAL TERHADAP REMAJA KORBAN PERCERAIAN ORANG TUA DI DESA SAYATI KECAMATAN MARGAHAYU. Skripsi(S1) thesis, FISIP UNPAS.
![]() |
Text
G. KATA PENGANTAR.docx.pdf Download (83kB) |
![]() |
Text
E. ABSTRACK.docx.pdf Download (66kB) |
![]() |
Text
D. ABSTRAK.docx.pdf Download (60kB) |
![]() |
Text
F. RINGKESAN.docx.pdf Download (72kB) |
![]() |
Text
B. LEMBAR PENGESAHAN.pdf Download (149kB) |
![]() |
Text
A. COVER.pdf Download (34kB) |
![]() |
Text
L. BAB I.pdf Download (196kB) |
![]() |
Text
Q. DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (38kB) |
![]() |
Text
I. DAFTAR ISI.docx.pdf Download (118kB) |
![]() |
Text
M. BAB II.pdf Download (307kB) |
Abstract
Keluarga merupakan lingkungan pertama yang ditemui oleh seorang remaja sebelum memasuki dunia sekolah dan masyarakat. Di lingkungan keluargalah interaksi dan sosialisasi pertama dengan orang tua dan anggota keluarga terjadi. Dalam tumbuh kembang remaja, orang tua memegang peranan penting dalam membentuk karakternya. Perceraian adalah putusnya ikatan antara suami dan istri dengan keputusan pengadilan. Perceraian dapat terjadi ketika hubungan sudah tidak bisa di persatukan kembai dan akan menimbulkan madharat bagi suami, istri, anak, atau lingkungan, Faktor penyebab terjadinya perceraian adalah faktor pendidikan, faktor usia dalam perkawinan, faktor ekonomi, faktor perselingkuhan, faktor campur tangan orang tua dalam rumah tangga dan faktor perselisihan atau pertengkaran (kdrt). . Baik buruknya perilaku remaja salah satunya dipengaruhi oleh kepemimpinan keluarga dalam mengasuh dan mendidik di rumah, sehingga terbentuklah karakter yang diinginkan, baik di sekolah maupun di masyarakat di kemudian hari. Masa remaja awal merupakan masa belajar untuk menentukan kepribadian yang akan dijalaninya. Masa remaja merupakan masa yang rentan bagi remaja untuk memberontak terhadap orang tuanya karena emosi lebih kuat daripada pemikiran yang realistis. Faktor yang mendukung pemberontakan ini dapat berasal dari dalam diri sendiri, seperti kurangnya perhatian dari orang tua, maupun dari luar diri, seperti remaja yang lebih tertarik menghabiskan waktu dengan teman sebayanya. Jika faktor-faktor tersebut tidak seimbang, ada kemungkinan remaja akan lebih mendengarkan teman sebayanya daripada keluarganya sendiri. Dampak psikososial yang dialami remaja korban perceraian orang tuanya dapat sangat besar. Perceraian dapat berdampak pada kesehatan mental remaja, yang menyebabkan masalah seperti kecemasan, depresi, dan stres. Mereka mungkin khawatir tentang masa depan mereka, kehilangan rasa aman, dan kesulitan beradaptasi dengan perubahan cepat dalam keluarga. Perceraian juga dapat memengaruhi kualitas hubungan sosial remaja, yang menyebabkan masalah dalam menjalin pertemanan atau berinteraksi dengan anggota keluarga lainnya. Penting bagi orang tua, pendidik, dan profesional kesehatan mental untuk memberikan dukungan yang memadai dan memahami kebutuhan yang jelas untuk membantu remaja melewati masa sulit ini. Kata Kunci : Keluarga, Perceraian, Remaja, Dampak Psikososial.
Item Type: | Thesis (Skripsi(S1)) |
---|---|
Subjects: | S1-Skripsi |
Divisions: | Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik > Kesejahteraan Sosial 2025 |
Depositing User: | Drs Iwan Ridwan |
Date Deposited: | 21 Aug 2025 04:42 |
Last Modified: | 21 Aug 2025 04:42 |
URI: | http://repository.unpas.ac.id/id/eprint/77791 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |