IMPLIKASI DEBT-TRAP CHINA TERHADAP KERJASAMA PEMBANGUNAN PELABUHAN HAMBANTOTA DI SRILANKA

SALSABILA, ARLIYA FADYA (2023) IMPLIKASI DEBT-TRAP CHINA TERHADAP KERJASAMA PEMBANGUNAN PELABUHAN HAMBANTOTA DI SRILANKA. Skripsi(S1) thesis, PERPUSTAKAAN.

[img]
Preview
Text
Daftar Isi.pdf

Download (70kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Daftar Pustaka.pdf

Download (175kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Abstrak 3 Bahasa.pdf

Download (149kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Lembar Pengesahan.pdf

Download (325kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Cover.pdf

Download (143kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Kata Pengantar.pdf

Download (112kB) | Preview
[img]
Preview
Text
BAB I.pdf

Download (186kB) | Preview
[img]
Preview
Text
BAB II.pdf

Download (222kB) | Preview

Abstract

Debt-trap, merupakan sebuah strategi China dalam tujuannya untuk mencapai negara yang besar menjadikan beberapa negara terdampak. Strategi yang digunakan dalam implementasi sebuah kebijakan baru China di era pemerintahan Xi Jinping yaitu Belt and Road Initiative menjadikan negara yang terdampak semakin kesusahan. Belt and Road Initiative yang diluncurkan presiden China Xi Jinping di tahun 2013 menjadikan Belt and Road Initiative ini merupakan suatu proyek skala besar yang pernah dilakukan suatu negara melalui pembangunan infrastruktur. Dimana, kerjasama yang dilakukan ini dilakukan dengan cara memberikan pinjaman serta suku bunga yang tinggi kepada negara peserta yang melakukan kerjasama pembangunan infrastruktur. Hal ini menjadikan sebuah peluang bagi Sri Lanka dengan kondisi ekonomi yang rendah dengan harapan dapat membangun ekonomi negaranya melalui kerjasama dengan China dalam Belt and Road Initiative dalam pembangunan pelabuhan Hambantota. Namun, siapa sangka kerjasama yang dilakukan kedua negara ini tidak menjadikan Sri Lanka mendapat keuntungan atas fasilitas yang dibangun dalam kerjasama ini melainkan menjadikan Sri Lanka justru terjebak akan debt-trap yang diberikan oleh China. Dalam debt-trap inilah yang membuat utang luar negeri Sri Lanka semakin membengkak dan menjadikan pelabuhan Hambantota turut diberikan kepada China karena Sri Lanka tidak sanggup untuk membayar pinjaman yang diberikan oleh Eximbank China hingga kurun waktu selama 99 tahun sejak 7 tahun peresmian pelabuhan tersebut pada 2010, yaitu pada tahun 2017. DImana akusisi pelabuhan Hambantota ini menjadikan perekonomian Sri Lanka mengalami ketidakstabilan sejak 2017 hingga 2021. Penulis melakukan penelitian dengan menggunakan metode penulisan kualitatif- deskriptif dengan menggunakan studi kepustakaan dengan menjelaskan serta menggambarkan bagaimana selanjutnya debt-trap China menjadi faktor yang mempengaruhi stabilitas ekonomi Sri Lanka. Kata Kunci: Perangkap Hutang, Pelabuhan Hambantota, Krisis Ekonomi, China, Sri Lanka.

Item Type: Thesis (Skripsi(S1))
Subjects: S1-Skripsi
Divisions: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik > Hubungan Internasional 2023
Depositing User: Drs Iwan Ridwan
Date Deposited: 03 Oct 2023 08:20
Last Modified: 03 Oct 2023 08:20
URI: http://repository.unpas.ac.id/id/eprint/66566

Actions (login required)

View Item View Item