Khumayah, Siti (2023) Collaborative Governance for Child- Friendly Cities in Indonesia: Policy Analysis and Issues in Cirebon City, West Java. Disertasi(S3) thesis, UNIVERSITAS PASUNDAN.
|
Text
LoA_Scopus_fix.pdf Download (191kB) | Preview |
|
Text
ABSTRAK.docx Download (25kB) |
||
|
Text
Disertasi Siti Khumayah DIS.pdf Download (18MB) | Preview |
Abstract
Kebijakan pengembangan Kota Layak Anak (KLA) memerlukan collaborative governance agar penyelenggaraannya dapat lebih produktif,dan efektif, serta efisien. Penelitian ini bermaksud mendeskripsikan dan menganalisis pengembangan KLA dengan model collaborative governance di Kota Cirebon, dimana sejak diberlakukannya Peraturan Daerah sejak tahun 2017 sampai dengan Tahun 2020 baru mendapatkan predikat Madya dan tahun 2022 turun Kembali ke predikat Pratama. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Melalui metode ini, akan digambarkan secara mendalam objek penelitian sesuai dengan fakta-fakta dan data-data yang terkumpul sehingga akan diketahui keefektifan collaborative governance serta model kolaborasi yang tepat untuk pengembangan KLA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa collaborative governance pengembangan KLA di Kota Cirebon belum efektif sehingga kota ini belum berpredikat kota yang layak anak. Dari seluruh klaster penilaian KLA, baru klaster kesejahteraan dan kesehatan dasar anak yang efektif, Penyebab pengembangan KLA di Kota Cirebon tidak efektif adalah faktor administrasi dan kelembagaan berupa kurangnya ketersediaan data, tidak adanya dokumentasi dan pencatatan bentuk kemitraan, belum adanya profil KLA, dan belum ada peraturan daerah yang baru tentang KLA. Penyebab selanjutnya adalah faktor lemahnya kolaborasi antar-stakeholder yang ditandai dengan rendahnya komitmen para stakeholder, kurangnya inovasi, belum terbentuknya Asosiasi Perusahaan Sahabat Anak Indonesia (APSAI), dan kurangnya pelatihan dan sertifikasi konvensi hak anak. Penyebab yang lain adalah faktor pemenuhan indikator penilaian KLA, berupa kurangnya pelibatan partisipasi anak, ketersediaan sekolah ramah anak, keterbatasan fasilitas publik bagi anak, belum optimalnya implementasi kawasan tanpa rokok, tingginya angka stunting, dan belum optimalnya media informasi yang layak anak. Untuk itu, kolaborasi pentahelix ukuwah dalam model integrative framework for collaborative governance merupakan model yang tepat karena seluruh stakeholder dapat terlibat kerja sama sebagai mitra sejajar sehingga pengembangan KLA dapat dioptimalkan mulai dari pendefinisian masalah, perencanaan program sampai dengan pelaksanaannya. Penelitian ini menghasilkan novelty tentang pentingnya keterlibatan swasta dan media massa dalam collaborative governance karena dapat menjadi sarana yang efektif untuk sosialisasi dan edukasi mengenai pengembangan KLA. Terutama media social dengan penayangan konten-konten yang menarik dan terkontrol sebagai upaya perlindungan anak. Kata kunci: Collaborative governance, pengembangan Kota Layak Anak
Item Type: | Thesis (Disertasi(S3)) |
---|---|
Subjects: | RESEARCH REPORT |
Divisions: | Pascasarjana > S3-Ilmu Sosial 2023 |
Depositing User: | asep suryana |
Date Deposited: | 28 Aug 2023 04:18 |
Last Modified: | 11 Jan 2024 02:15 |
URI: | http://repository.unpas.ac.id/id/eprint/64829 |
Actions (login required)
View Item |