KOMUNIKASI TRANSENDENTAL VERSUS ISLAM

Sutrisno, kangsutrisno@yahoo.com (2022) KOMUNIKASI TRANSENDENTAL VERSUS ISLAM. Empathy Jurnal Komunikasi, 7 (2). pp. 672-676. ISSN 0852-5757

[img]
Preview
Text
Jurnal Empathy Ilkom Edisi 7 Vol 3 sept 2005 ISSN 0852-5757.pdf

Download (6MB) | Preview

Abstract

Allah hu Akbar, Allah hu Akbar, Allah hu Akbar. Masa Suci Allah Maha Benar Allah Maha Kuasalah Dia tiada yang dapat menandinginya. Sehingga tunduk segala yang di langit dan di bumi, bersujud dan Taqorrub illallah. Dialah Allah yang mampu membolak-balikkan hati makhluknya dan semua yang terjadi dalam kehidupan manusia, hewan, tumbuhan, malaikat, jin dan tata surya. Yang beriman adalah Dia yang paling merasa bahwa dirinya tak berdaya upaya selain tetesan dan belas kasih Allah yang dating pada dirinya, Dia kosongkan pikirannya, Dia kosongkan keinginannya, Dia kosongkan nafsu dan kepercayaan dirinya, Dia kosongkan idealismenya, tak ada lagi keinginan, cita-cita, persepsi gagasan, karakteristik, perilaku, ayunan tangan, langkah kaki, kerdipan mata, dengung telinga. Yang ia tahu mana perintah Allah SWT mana larangan Allah SWT, mana anjuran Allah SWT, mana batasan Allah SWT. Itulah keinginannya, itulah dambaan hatinya, itulah pengorbanan dari tetesan keringat, darah dan arimatanya, tenggelam dan tak kembali sampai ajal menjemputnya. Karena Dia selalu menginginkan kesucian sebagaimana firman Allah: Dalam Q.S. 56: 77-79 yang artinya: "Sesungguhnya Al Qur'an ini adalah bacaan yang sangat mulia, pada kitab yang terpelihara (Lauh Mahfuzh), tidak menyentuhnya kecuali hamba-hamba yang disucikan." Dalam Q.S. 89:27-28 yang artinya: "Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya.". Tak ada lagi beban yang menghimpitnya, Dia selalu mengadukan segala persoalannya kepada Allah saja. Seperti Alloh jelaskan dalam dalam Q.S. 1: 5 yang artinya: "Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepacia Engkaulah kami mohon pertolongan” Ketenangan dan kebersihan hatinya dan jiwanya, perilaku dan langkah hidupnya hasil dari komunikasinya dengan Allah. Berkomunikasi dengan Allah dalam upaya mensucikan diri, dia lepaskan segala beban hidupnya yang berasal dari dalam dirinya dia beralih hanya berasal dari Allah saja. Sebagaimana Alloh jelaskan dalam Q.S. 91:9 yang artinya: "Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu". Semua itu dia lakukan sebagai bentuk komunikasi Transendental. Kata Kunci: Komunikasi, Transendental.

Item Type: Article
Subjects: S1-Skripsi
Divisions: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik > Ilmu Komunikasi 2005
Depositing User: mr yogi -
Date Deposited: 22 Feb 2022 06:55
Last Modified: 22 Feb 2022 06:55
URI: http://repository.unpas.ac.id/id/eprint/55828

Actions (login required)

View Item View Item