PERBURUAN SATWA LIAR DIDAERAH CAGAR ALAM GUNUNG PAPANDAYAN KABUPATEN GARUT BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1990 TENTANG KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM HAYATI DAN EKOSISTEMNYA JO PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 13 TAHUN 1994 TENTANG PERBURUAN SATWA BURU

Muhammad Rechanda H. M., 171000012 (2022) PERBURUAN SATWA LIAR DIDAERAH CAGAR ALAM GUNUNG PAPANDAYAN KABUPATEN GARUT BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1990 TENTANG KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM HAYATI DAN EKOSISTEMNYA JO PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 13 TAHUN 1994 TENTANG PERBURUAN SATWA BURU. Skripsi(S1) thesis, FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS PASUNDAN.

[img]
Preview
Text
A. COVER.pdf

Download (29kB) | Preview
[img]
Preview
Text
G. BAB 1.pdf

Download (288kB) | Preview
[img]
Preview
Text
H. BAB 2.pdf

Download (129kB) | Preview
[img] Text
I. BAB 3.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (95kB)
[img] Text
J. BAB 4.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (125kB)
[img] Text
K. BAB 5.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (13kB)
[img]
Preview
Text
L. DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (144kB) | Preview

Abstract

Kesadaran terhadap pelestarian flora dan fauna di muka bumi yang memiliki peran penting dalam keseimbangan ekosistem kehidupan manusia, memunculkan pembentukan Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora (CITES). Indonesia merupakan salah satu negara yang meratifikasi konvensi tersebut dengan membentuk Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya. Namun, kehadiran Undang-Undang tersebut tidak berarti mencegah kepunahan satwa liar yang dilindungi. Kerusakan hutan dan perburuan satwa liar yang dilakukan oleh oknum-oknum tertentu untuk mendapatkan keuntungan semata merupakan faktor utama kepunahan satwa liar di Indonesia, seperti macan tutul jawa, surili, dan ajag yang berada di daerah Cagar Alam Gunung Papandayan Kabupaten Garut. Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini antara lain: (1) Pengaturan terhadap perburuan satwa liar didaerah Cagar Alam Gunung Papandayan; (2) Akibat perburuan satwa liar di daerah Cagar Alam Gunung Papandayan; dan (3) Upaya penyelesaian yang dilakukan Pemerintah terhadap perburuan satwa liar di daerah Cagar Alam Gunung Papandayan. Dalam penelitian ini bersifat deskriptif analisis, artinya menggambarkan tentang fakta dari suatu peristiwa untuk memperoleh data sebagaimana adanya, kemudian akan dipaparkan dan dilakukan analisis yang menghasilkan kesimpulan. Kemudian Metode pendekatan yang dipakai pada penelitian adalah yuridis normatif, yaitu penelitian hukum yang mendahulukan penelitian kepustakaan, mencari data dengan berpedoman kepada segi yuridis. Untuk analisis data didapatkan dari hasil studi kepustakaan dan studi lapangan diolah secara yuridis kualitatif. Yuridis adalah dikarenakan bertumpu kepada sumber hukum positif yaitu perundang- undangan dan peraturan-peraturan lain yang berlaku. Kualitatif karena data yang didapatkan dari hasil menemukan sebuah informasi, tentang perburuan satwa liar. Penyebab terjadinya perburuan liar di Cagar Alam Gunung Papandayan Kabupaten Garut dipengaruhi juga oleh tidak adanya peraturan daerah yang mengatur tentang perburuan satwa liar, dan juga masih kurangnya edukasi kepada masyarakat tentang wilayah konservasi sumber daya alam. Perburuan liar didaerah Cagar Alam Gunung Papandayan Kabupaten Garut dapat mengakibatkan kerusakan hutan dan terganggunya rantai makanan satwa dikawasan konservasi. Penyelesaian yang dilakukakan pemerintah terhadap perburuan liar didaerah Cagar Alam Gunung Papandayan Kabupaten Garut belum efektif karena masih maraknya perburuan liar yang terjadi, maka diperlukannya reformasi regulasi. Kata Kunci: Perburuan, Satwa Liar, Lingkung Hidup

Item Type: Thesis (Skripsi(S1))
Subjects: S1-Skripsi
Divisions: Fakultas Hukum > Ilmu Hukum 2022
Depositing User: Mr Hadiana -
Date Deposited: 27 Jan 2022 07:30
Last Modified: 27 Jan 2022 07:30
URI: http://repository.unpas.ac.id/id/eprint/55430

Actions (login required)

View Item View Item