PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI SISWA DAN HASIL BELAJAR TEMATIK PADA TEMA”DIRIKU”DAN SUBTEMA”AKU DAN TEMAN BARU”KELAS I SDN SINDANG MULYA

Mely Dwiputri, 105060240 (2016) PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI SISWA DAN HASIL BELAJAR TEMATIK PADA TEMA”DIRIKU”DAN SUBTEMA”AKU DAN TEMAN BARU”KELAS I SDN SINDANG MULYA. Skripsi(S1) thesis, FKIP UNPAS.

[img] Text
cover.rtf

Download (598kB)
[img] Text
Ppengesahan.docx

Download (37kB)
[img] Text
BAB I.docx

Download (28kB)
[img] Text
BAB III (Repaired).docx

Download (108kB)
[img] Text
BAB IV.rtf
Restricted to Repository staff only

Download (22MB)
[img] Text
BAB V.rtf
Restricted to Repository staff only

Download (65kB)
[img] Text
RIWAYAT HIDUP2.rtf

Download (1MB)

Abstract

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 butir 19, menjelaskan kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Kurikulum merupakan salah satu unsur yang memberikan kontribusi untuk mewujudkan proses berkembangnya kualitas potensi peserta didik tersebut. Kurikulum 2013 dikembangkan berbasis pada kompetensi sangat diperlukan sebagai instrumen untuk mengarahkan peserta didik menjadi: (1) manusia berkualitas yang mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah; (2) manusia terdidik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri; dan (3) warga negara yang demokratis, bertanggung jawab. Pengembangan Kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dan KTSP 2006 yang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu. Berdasarkan observasi awal yang dilakukan di SDN Sindang Mulya Soreang, peneliti memperoleh bahwa banyak peserta didik yang sulit menjelaskan kembali tentang materi-materi pada pembelajaran tematik. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang masih rendah. Hasil evaluasi belajar siswa pada subtema aku dan teman baru pada pembelajaran 1, dari jumlah 20 siswa, 7 siswa memperoleh nilai diatas 75, 10 siswa memperoleh nilai 70, 6 siswa memperoleh nilai 65, 3 siswa memperoleh nilai 60. Sedangkan standar KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) yang telah ditetapkan adalah 75. Hal ini menunjukkan bahwa hanya 27 % atau 7 siswa yang berhasil mencapai KKM, dan 73 % atau 19 siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM. Hal ini merupakan suatu masalah yang peniliti anggap sangat mendesak untuk segera diatasi. Berdasarkan permasalahan yang diperoleh dari hasil observasi di SDN Sindang Mulya Soreang, maka diperlukan adanya suatu tindakan yang dilakukan untuk menjawab semua permasalahan yang timbul pada pembelajaran tematik di kelas I yaitu dengan melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Salah satunya adalah dengan menerapkan pendekatan dan model pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan kondisi siswa dan materi ajar. Salah satu alternatif dalam menyelesaikan permasalahan pembelajaran tematik adalah dengan menerapkan model Discovery Learning. suryosubroto ,(2002: 192) menjelaskan bahwa: Discovery Learning sebagai proses pembelajaran yang terjadi bila siswa disajikan materi pembelajaran yang masih bersifat belum tuntas atau belum lengkap sehingga menuntut siswa menyingkapkan beberapa informasi yang diperlukan untuk melengkapi materi ajar tersebut. Masalah yang disajikan merupakan masalah yang dikreasi oleh guru. Discovery Learning atau pembelajaran berbasis mencari sendiri masalah sebagai suatu pendekatan pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pelajaran. Berdasarkan uraian di atas, peneliti menarik kesimpulan bahwa Discovery Learning sebaiknya digunakan dalam pembelajaran karena dengan Discovery Learning akan terjadi pembelajaran yang bemakna. Siswa yang belajar memecahkan masalah akan membuat mereka menerapkan pengetahuan yang dimilikinya atau berusaha mengetahui pengetahuan yang diperlukannya. Artinya belajar tesebut ada pada konteks aplikasi konsep. Belajar dapat semakin bermaka dan diperlukan ketika siswa berhadapan dengan situasi di mana konsep diterapkan. Selain itu melalui DiscoveryLearning ini siswa dapat mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilan secara berkesinambungan dan mengaplikasikannya dalam konteks yang relevan. Artinya apa yang mereka lakukan sesuai dengan aplikasi suatu konsep atau teori yang mereka temukan selama pembelajaran berlangsung. Discovery Learning juga dapat meningktakan kemampuan berpikir kritis, menumbuhkan inisiatif siswa dalam bekerja, motivasi internal untuk belajar dan dapat mengembangkan hubungan interpersonal dalam bekerja sendiri mencari tahu sendiri. Berdasarkan paparan latar belakang diatas, peneliti mengangkat judul penelitian tindakan kelas yang berjudul penerapan model Discovery Learning untuk meningkatkan sikap kerja sama dan kemampuan apresiasi siswa kelas I SDN Sindang Mulya pada subtema Aku dan teman baru. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas kemudian peneliti melakukan tanya jawab dengan peserta didik dan guru kelas 1 secara garis masalah dikemukakan peserta didik dan guru adalah kurang minatnya siswa dalam memahami materi sehingga siswa tidak dapat menemukan pemecahan masalah pada beberapa materi dan tugas yang diberikan, sarana dan prasarana penunjang pembelajaran yang belum memadai dan penggunaan model pembelajaran yang kurang tepat dan dikuasai guru membuat pembelajaran menjadi kurang efektif. Hal ini ditunjukkan dengan kenyataan bahwa waktu belajar siswa dalam kelas masih ada yang terbuang, kegiatan siswa dalam pembelajaran pun masih belum mencapai standar keberhasilan yang ditetapkan. Menghadapi kenyataan ini, peneliti mengajak guru kelas I untuk merefleksi dan mngevaluasi aspek-aspek pengalaman dirinya mengelola pembelajaran tematik di kelas I. Dari hasil kegiatan refleksi tersebut peneliti dan guru kelas I menyadari pelaksanaan model pembelajaran yang kurang efektif dan kurang ditunjang oleh wawasan, persiapan, dan alat penunjang yang memadai. Dari hasil identifikasi tersebut peneliti terdorong untuk bermitra dengan kelas I dalam kajian tindakan tentang penggunaan model Discovery Learning yang ditunjang oleh penggunaan teknik mengajar dan fasilitas pendukung yang kondusif untuk meningkatkan kemampuan peserta didik terutama dalam sikap kerja sama dan kemampuan mengenal dirinya dan orang-orang di sekitarnya yang akan dijaikan focus penelitian oleh peneliti. Kegiatan kaji tindak ini akan dilakukan dalam bentuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK). 1.3 Rumusan dan PembatasanMasalah 1.3.1 Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dikemukakan, maka secara umum peneliti merumuskan masalah penelitian sebagai berikut. 1) Apakah model Discovery Learning dapat meningkatkan sikap kerja sama dan kemampuan Efektifkah penerapan model Discovery lerning pada pembelajaran tematik subtema aku dan teman baru dalam pengenalan kelas I SDN Sindang Mulya Soreang 1.3.2 Pembatasan Masalah Berdasarkan rumusan masalah di atas, masalah yang muncul sangatlah kompleks sehingga perlu dibatasi. Pembatasan masalah ini bertujuan agar pembatasan masalah tidak terlalu luas, peneliti membatasi permasalahan yang akan menjadi bahan penelitian sebagai berikut. 1) Kemampuan Materi yang diterima siswa selama penelitian berlangsung adalah pembelajaran tematik pada tema Indahnya Kebersamaan, subtema kebersamaan dalam keberagaman. 2) Fokus masalah dalam penelitian ini adalah kurangnya siswa dalam sikap kerja sama dan kemampuan apresiasi drama siswa pada subtema aku dan teman baru. 3) Model pembelajaran yang digunakan adalah model Discovery Learning atau model pembelajaran berbasis mencari sendiri pada subtema aku dan teman baru 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah: 1) untuk mengetahui peningkatan sikap kerja sama dan kemampuan mengenal siswa dengan menggunakan Discovery Learning pada subtema aku dan teman baru di kelas I SDN Sindang Mulya Soreang 2) untuk mengetahui keefektifan penerapan model diacovery learning dalam meningkatkan sikap ingin tahu siswa dan prestasi belajar siswa pada subtema aku dan teman baru di kelas I SDN Sindang Mulya Soreang. 1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Manfaat Teoretis Bahwa model Discovery Learning atau pembelajaran berbasis menemukan sendiri dapat digunakan sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan sikap kerja sama dan kemampuan saling mengenal siswa khususnya bagi pembelajaran tematik di kelas I pada subtema aku dan temaan baru. 1.5.2 Manfaat Praktis Hasil dari pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini akan memberikan manfaat yang antara lain sebagai berikut. 1) Bagi guru Dengan dilaksanakan PTK ini, guru memperoleh wawasan dalam memilih dan menggunakan alternatif pembelajaran yang tepat dalam menyampaikan pembelajaran tematik sehingga dapat memperbaiki proses pembelajaran dan mengembangkan profesionalisme keguruannya. 2) Bagi siswa Hasil penelitian ini dapat meningkatkan sikap toleransi dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran tematik dan untuk memotivasi kemauan siswa belajar tematik. 3) Bagi sekolah Hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan baik bagi sekolah itu sendiri dalam rangka perbaikan pembelajaran tematik. 4) Bagi peneliti selanjutnya Hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan baik bagi sekolah itu sendiri dalam rangka perbaikan pembelajaran tematik. 1.6 Definisi Operasional Dengan memperhatikan judul penelitian, ada beberapa istilah yang perlu dijelaskan agar tidak terjadi salah penafsiran. 1) Penerapan Penerapan adalah suatu kegiatan mempergunakan sesuatu guna mencapai tujuan yang diinginkan. 2) Discovery learning Discovery Learning atau pembelajaran berbasis menemukan sendiri yaitu suatu model pembelajaran yang menghadapkan siswa pada masalah dalam kehidupan sehari-hari untuk belajar. 3) Meningkatkan Meningkatkan adalah suatu proses perubahan kearah yang lebih baik 4) Komunikasi Komunikasi adalah suatu proses dalam mana seseorang atau beberapa orang,kelompok,organisasi,dan masyarakat menciptakan,dan menggunakan informasi agar terhubung dengan lingkungan dan orang lain.baik secara lisan maupun berbagai cara komunikasi yang di lakukan. 5) Kemampuan Kemampuan (skill) adalah sesuatu yang dimiliki oleh individu untuk melakukan tugas atau pekerjaan yang dibebankan kepadanya. 6) Hasil belajar Hasil Belajar adalah hal yang dapat di pandang dari dua sisi yaitu dri sisi siswa dan sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila di bandingkan pada saat sebelum belajar. Jadi teori dan kesimpulan dari “Penerapan Model DiscoveryLearning untuk Meningkatkan Komunikasi Siswa dan hasil belajar pada tema”Diriku”dan subtema”Aku dan Teman Baru” SDN Sindang Mulya Kecamatan Soreang Kabupaten Bandung pada Subtema Aku Dan Teman Baru” berdasarkan beberapa penjelasan tersebut di atas adalah suatu kegiatan dengan menggunakan pembelajaran yang menghadapkan siswa pada masalah dalam kehidupan sehari-hari untuk belajar, agar hasil belajar siswa dapat berubah lebih baik khususnya dalam kegiatan bersama-sama untuk memahami, menghayati, menikmati, dan menghargai nilai-nilai pentingnya saling mengenal sehingga menumbuhkan saling menghargai pada satu individu ke individu lain. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini berbentuk penelitian tindakan kelas (classroom action research), yaitu penelitian yang merupakan hasil kolaborasi antara penulis dan guru sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Arikunto, dkk., (2006: 58) mengemukakan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu penelitian tindakan yang dilakukan dengan tujuan untuk memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelas. Adapun karakteristik penelitian tindakan kelas menurut Arikunto, dkk, (2006: 62) antara lain: (1) adanya tindakan yang nyata yang dilakukan dalam situasi yang dialami dan ditujukan untuk menyelesaikan masalah; (2) menambah wawasan keilmiahan dan keilmuan; (3) sumber permasalahan berasal dari masalah yang dialami guru dalam pembelajaran; (4) permasalahan yang diangkat bersifat sederhana, nyata, jelas, dan penting; (5) adanya kolaborasi antara praktikan dan penulis; dan (6) ada tujuan penting dalam pelaksanaan PTK, yaitu meningkatkan profesionalisme guru, ada keputusan kelompok, bertujuan untuk meningkatkan dan menambah pengetahuan. 3.2 Desain Penelitian 3.2.1 Model Penelitian Model penelitian yang diadopsi dalam peneliitian ini mengacu kepada model penelitian tindakan kelas (PTK). dapun desain penelitian dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Identifikasi masalah Rumusan masalah Gambar L.1 Spiral Penelitian Tindakan Kelas (Kemmis dan Mc. Taggart, 1982 dalam Kasihani Kasbollah, 1997/1998) Desain Kemmis ini menggunakan model yang dikenal dengan system spiral refleksi diri yang dimulai dengan rencana, tindakan, pengamatan, refleksi, dan perencanaan kembali merupakan dasar untuk ancang-ancang pemecahan permasalahan (Hermawan, et al., 2007: 127 dalam silvia: 2010) Model ini terdiri dari empat komponen yaitu sebagai berikut. 1) Rencana : Tindakan apa yang akan dilakukan untuk memperbaiki, meningkatkan atau perubahan dan sikap sebagai solusi. 2) Tindakan : Apa yang dilakukan oleh guru atau penulis sebagai perbaikan, peningkatan atau perubhan yang diinginkan. 3) Observasi : Mengamati atas hasil atau dampak dari tindakan yang dilaksanakan atau dikenakan terhadap siswa. 4) Refleksi : Penulis mengkaji, melihat, dan mempertimbangkan atas hasil atau dampak dari tindakan dari berbagai kriteria. Berdasarkan hasil refleksi penulis bersama guru dapat melakukan revisi perbaikan terhadap rencana awal 3.2.2 Alur Penelitian PenelitianTindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan dalam dua siklus. Kedua siklus tersebut merupakan langkah tindakan yang merupakan pelaksanaan dari rencana pembelajaran yang telah dipersiapkan oleh penulis untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam sikap kerja sama dan kemampuan apresiasi drama. 3.3 Subjek dan Objek Penelitian 3.3.1 Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN Manangga tahun ajaran 2014/2015 yang diperkirakan berjumlah 26 orang anak. Terdiri dari 11 anak laki-laki dan 15 anak perempuan. Dalam penentuan subjek penelitian, penulis terlebih dahulu melakukan survei di lapangan, untuk mengetahui kondisi di sekolah tersebut. 3.3.2 Objek Penelitian Objek Penelitian tindakan ini adalah peningkatan sikap kerja sama dan kemampuan apresiasi drama di kelas IV SDN Manangga Sumedang melalui model Problem Based Learning pada pembelajaran tematik tema indahnya kebersamaan, subtema bersyukur atas keberagaman. 3.4 Operasionalisasi Variabel Dari judul penelitian yaitu penerapan model pembelajaran Discoverylearning untuk meningkatkan sikap kerja sama dan kemampuan apresiasi drama siswa dalam pembelajaran tematik. Variabel Definisi Indikator Skala Pengukuran 1. Model Discovery learning Suatu pendekatan pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang cara berfikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pelajaran. Pengaruh model pembelajaran Discovery Learning pada pembelajaran tematik Berpengaruh atau tidak 2. Sikap Kerja sama Kerja sama adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara bersama-sama oleh lebih dari satu orang. Kerjasama bisa bermacam-macam bentuknya, namun semua kegiatan yang dilakukan diarahkan guna mewujudkan tujuan bersama. 1. Anak dapat bergabung dalam pembelajaran secara kelompok a. Anak ikut serta dalam kelompok. b. Dapat menyesuaikan diri (beradaptasi) dengan anak yang lain. 2. Anak dapat terlibat aktif dalam pembelajaran secara kelompok. a. Mau ikut serta dalam pembuatan teks dialog drama b. Mau berlatih drama sesuai teks drama yang telah dibuat 3. Dapat membina hubungan dengan teman. a. Dapat berkomunikasi baik dengan teman kelompok. b. Saling memberi masukan atau ide saat bekerja kelompok Meningkat dan tidak meningkat 3 Kemampuan Apresiasi drama Apresiasi drama adalah suatu kegiatan menggauli karya sastra dengan cara memahami, menghayati, menikmati, dan menghargai nilai-nilai luhur karya sastra sehingga menumbuhkan penghargaan atas karya sastra khususnya drama sebagai sesuatu yang layak diterima. Kesiapan tampil, terlihat adegan yang bermakna persatuan dan kesatuan, terlihat adegan bermakna menghargai dalam keberagaman, terlihat adegan yang bermakna kerja sama dalam keberagaman, kualitas bahasa dalam skenario drama. Baik atau Perlu berlatih lagi 4 Pembelajaran tematik Tema Indahnya Kebersamaan, Subtema Bersyukur Atas Keberagaman, Salah satu pembelajaran tematik di kelas IV semester 1 Mencakup pembelajaran PPKn dan bahasa Indonesia. Paham dan tidak paham. 3.5 Rancangan Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian Dalam memudahkan penulis untuk mengumpulkan data selama penelitian digunakan beberapa instrument penelitian yang berfungsi sebagai alat pengumpulan data penelitian.Dengan demikian penulis memperoleh data aktuan yang sesuai dengan permasalahan dalam penelitian. Instrumen Penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian . Karena alat atau instrument ini mencerminkan juga cara pelaksanaannya, maka sering disebut dengan tehnik penelitian. (Sanjaya, 2011: 84) Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini untuk mendapatkan perbaikan rencana tindakan dalam setiap kegiatan digunakan lembar wawancara, lembar observasi, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), lembar kerja siswa (LKS), alat evaluasi, catatan lapangan dan kamera foto. 3.5.1 Lembar Wawancara Untuk mengetahui bagaimana persepsi siwa tentang proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran. 3.5.2 Lembar Observasi Lembar observasi digunakan untuk mengungkapkan aktivitas guru dan untuk mengungkapkan aktivitas siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar selama penelitian berlangsung. Selain itu juga observasi mempunyai fungsi untuk mengetahui kesesuaian pelaksanaan tindakan dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun sebelumnya. 3.5.3 Catatan Lapangan Catatan lapangan adalah catatan tertulis tentang apa yang terjadi, apa yang didengar, apa yang dilihat dan dirasakan. Catatan lapangan dilakukan untuk mencatat hal-hal yang terjadi diluar rencana yang telah disusun, untuk memperoleh data mengenai perilaku yang dilakukan dengan baik dan kurang baik oleh siswa atau guru pada saat proses pembelajaran berlangsung. Catatan lapangan pun digunakan untuk mencatat respon siswa sewaktu belajar dan keaktifan siswa sewaktu belajar kelompok. Sehingga penulis dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan selama proses pembelajaran dan diharapkan ada perbaikan pada tindakan selanjutnya. 3.5.4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Sebelum melaksanakan pembelajaran penulis membuat skenario pembelajaran untuk mengetahui indikator pencapaian hasil belajar siswa 3.5.5 Kamera Foto Kamera digunakan untuk merekam kegiatan pembelajaran yang dilakukan.Alat ini berguna untuk membantu penulis dalam mendeskripsikan, menganalisis, dan membuat refleksi dari setiap tindakan pembelajaran.Foto-foto yang diambil dari setiap tindakan yaitu pada saat dilakukan observasi, kegiatan guru dan kegiatan siswa. Foto-foto tersebut dilampirkan sebagai salah satu data penunjang sehingga akan memperkuat data baik observasi maupun wawancara, sehingga data akan menjadi lebih lengkap dan jelas. 3.5.6 Lembar Kerja Siswa (LKS) Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan suatu tes tertulis yang diberikan kepada siswa diakhir proses pembelajaran pada setiap siklusnya. LKS berupa soal-soal uraian yang harus dikerjakan siswa.LKS bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada siswa agar melihat gambaran mengenai materi pembelajaran yang dipelajari.Sehingga dengan LKS dapat diperoleh data mengenai peningkatan hasil belajar. 3.5.7 Tes Evaluasi Alat evaluasi yang digunakan pada setiap siklusnya berupa soal yang digunakan untuk mengumpulkan sejumlah data mengenai hasil belajar siswa secara individu, sekaligus individu, sekaligus untuk memperoleh gambaran mengenai daya serap dan tingkat keberhasilan terhadap materi pembelajaran yang telah diberikan, sehingga dapat mengukur tingkat keberhasilan guru dalam mengajar. 3.6 Pengolahan Data Tehnik pengolahan data dilakukan pada setiap aktivitas situasi atau kejadian yang berkaitan dengan tindakan penelitian yang dilakukan.Tehnik pengolahan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah menggunakan wawancara, lembar observasi, catatan lapangan, dan dokumentasi. 3.6.1 Wawancara Untuk memperoleh data tentang kesan dan perasaan siswa terhadap pembelajaran tematik dengan tema indahnya kebersamaan pada subtema kebersamaan dalam keberagaman.Wawancara ini untuk mengetahui tanggapan siswa apakah mereka senang atau tidak terhadap pembelajaran tersebut. Adapun lembar wawancara siswa yang akan digunakan adalah sebagai berikut. Tabel 3.1 Pedoman Wawancara No Aspek yang diamati Jawaban siswa Alasan 3.6.2 Lembar Observasi Lembar observasi ini digunakan sebagai panduan penulis dalam mengadakan pengamatan terhadap jalannya penelitian, salah satunya untuk memperoleh data dan memantau kegiatan tingkah laku peserta didik serta guru selama mengikuti proses pembelajaran. Hal ini dilakukan untuk mengetahui aktivitas siswa dan perkembangannya selama pembelajaran dilaksanakan. Tabel 3.2 Lembar Observasi Siswa dalam Pembelajaran No Aspek yang diamati Penilaian Ya Tidak 1 Siswa menunjukkan sikap senang dalam pembelajaran discovery 2 Siswa aktif dalam pembelajaran discovery learning 3 Siswa memperhatikan penjelasan guru terhadap model discovery 4 Siswa mengajukan pertanyaan kepada guru terhadap pembelajaran model discovery 5 Siswa menjawab pertanyaan dari guru dalam pembahasan discovery 6 Siswa mengerjakan tugas dari guru Selanjutnya mencari rata-rata nilai yang diperoleh individu dengan menggunakan rumus (Sudjana, 2005: 66) sebagai berikut. = Keterangan: = nilai rata-rata = total nilai yang diperoleh siswa n = banyak item yang dinilai 3.6.3 Lembar Penilaian Aktivitas Siswa Aktivitas yang diamati adalah aktivitas yang biasa dilakukan siswa selama mengikuti proses pembelajaran. Adapun lembar penilaian aktivitas siswa yang akan digunakan adalah sebagai berikut. Tabel 3.3 Lembar Penilaian Aktivitas Siswa No Nama Siswa Aktivitas Siswa Rata-rata Nilai Keterangan Rasa Ingin tahu Pengamatan /Kerja kelompok Keterangan: 3.6.4 Lembar Penilaian Aktivitas Guru Aktivitas yang diamati adalah aktivitas yang biasa dilakukan guru selama proses pembelajaran. Adapun lembar penilaian aktivitas guru yang akan digunakan adalah sebagai berikut. Tabel 3.4 Lembar Aktivitas Penulis dalam Pembelajaran Tematik No Indikator / Aspek yang Diamati Penilaian Ya Tidak A Pembukaan Pembelajaran 1. Mempersiapkan siswa untuk belajar 2. Melakukan kegiatan apersepsi B Kegiatan Inti Pembelajaran Penguasaan Materi Pembelajaran 3. Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran 4. Mengkaitkan materi dengan jelas, sesuai dengan hierarki belajar dan karakteristik siswa 5. Menyampaikan materi dengan jelas, sesuai dengan hierarki belajar dan karakteristik siswa 6. Mengkaitkan materi dengan realitas kehidupan Pendekatan / Strategi Pembelajaran 7. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai dan karakteristik siswa 8. Melaksanakan pembelajaran secara runtut 9. Menguasai kelas 10. Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual 11. Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif 12. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan Pemanfaatan Sumber Belajar/Media Pembelajaran 13. Menggunakan media secara efektif dan efisien 14. Menghasilkan pesan yang menarik 15. Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media Pembelajaran yang Memicu dan Memelihara Keterlibatan Siswa 16. Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran 17. Menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa 18. Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam belajar Penilaian Proses dan Hasil Belajar 19. Memantau kemajuan belajar selama proses 20. Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi (tujuan) Penggunaan Bahasa 21. Menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas, baik, dan benar 22. Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai C Penutup 23. Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan siswa 24. Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan atau kegiatan atau tugas sebagai bagian remidi/pengayaan 3.6.5 Catatan Lapangan Catatan lapangan digunakan untuk mencatat semua kegiatan yang dilakukan selama pembelajaran berlangsung, baik kegiatan guru sewaktu mengajar, maupun respon siswa pada saat belajar. Tabel 3.5 Catatan Lapangan Har/Tangg   3.6.6 Dokumentasi Dokumentasi yang digunakan berupa foto yang merupakan bagian dari instrument nontes yang cukup penting, yaitu sebagai bukti konkrit adanya kegiatan yang dilaksanakan selama penelitian berlangsung. Melalui dokumentasi foto ini, akan memperkuat data baik observasi maupun wawancara, sehingga data lebih akurat, tepat, jelas, dan lengkap. 3.6.7 Lembar Kerja Siswa (LKS) Untuk memperoleh gambaran mengenai daya serap dan tingkat keberhasilan terhadap materi pembelajaran yang telah diberikan pada setiap akhir kegiatan.Bentuk LKS dan Evaluasi adalah tes tertulis, dengan pertanyaan sekitar materi yang telah disampaikan tiap siklusnya. 3.6.8 Tes Evaluasi Tes awal yang digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa terhadap menentukan gagasan utama.Tes akhir diberikan untuk menilai kkemampuan dan [ppeningkatan hasil belajar siswa. 3.7 Rancangan Analisis Data Rancangan analisis data meliputi: 1) analisis, refleksi dan tindak lanjut terhadap data hasil orientasi dari identifikasi masalah serta studi pendahuluan; 2) analisis, refleksi dan tindak lanjut terhadap data perencanaan tindakan penelitian; 3) analisis, refleksi dan tindak lanjut terhadap data hasil pelaksanaan pada setiap siklus tindakan pembelajaran; 4) pembahasan terhadap hasil dan temuan penelitian tindakan pada setiap siklus pembelajaran dan hasil evaluasi keseluruhan tindakan upaya perbaikan pembelajaran; 5) kesimpulan dan rekomendasi. Analisis data dilakukan dengan cara membandingkan transkip nilai pada setiap siklusnya atau hasil nilai siswa. Tehnik analisis data dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif.Adapun data yang dianalisis secara kualitatif meliputi lembar observasi, catatan lapangan, dan wawancara. Sedangkan analisis data secara kualitatif digunakan untuk mengetahui peningkatan aktivitas belajar siswa dan pencapaian hasil belajar siswa meliputi kemampuan penilaian proses, hasil kerja kelompok dan evaluasi hasil. Data mentah yang diperoleh dari berbagai instrument penelitian ini meliputi lembar wawancara, lembar observasi, catatan lapangan, LKS test evaluasi kemudian dirangkum dan dideskripsikan. Analisis data dilakukan sepanjang penelitian secara terus menerus dari awal sampai akhir pelaksanaan tindakan dalam bentuk presentase (%), untuk meliputi keberhasilan penerapan model problem based learning dan untuk meningkatkan sikap kerja sama dan kemampuan apresiasi drama siswa. Sebelum melakukan analisis, penulis perlu mengolah seluruh data yang diperoleh, yaitu: a. Keterlaksanaan Pembelajaran Observasi keterlaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dihitung dengan: Persentase keterlaksanaan pembelajaran= x 100% b. Aktivitas Siswa Aktivitas siswa yang diamati dalam penelitian ini diuraikan menjadi beberapa indikator, diantaranya kerja sama, tanggung jawab, berinteraksi, mengemukakan pendapat. Untuk menganalisis aktivitas siswa dapat dihitung dengan menggunakan rumus: Presentase aktivitas belajar = x100% c. Penilaian Hasil Drama Nilai yang telah dihasilkan oleh siswa pada saat siswa tampil drama dihitung dengan menggunakan rumus: NA = x SN Keterangan: NA = Nilai Akhir SS = Skor Total Siswa SI = Skor Total Ideal SN =Skor Standar d. Wawancara Setelah data wawancara diperoleh dari tiap siswa, kemudian dihitung dengan menggunakan rumus statistik di bawah ini: P = x 100% Keterangan: P = Presentase = jumlah jawaban siswa (senang/tidak senang) = jumlah siswa Data mentah diperoleh dari berbagai instrumen penelitian ini yang meliputi lembar wawancara, lembar observasi, catatan lapangan, dan foto, kemudian dirangkum dan dideskripsikan. Analisis data dilakukan sepanjang penelitian secara terus menerus dari awal sampai akhir pelaksanaan tindakan 3.8 Indikator Kinerja Pada penelitian ini Kriteria Ketuntasan Minimal pada pembelajaran tematik yaitu 75. Yang artinya, apabila nilai peserta didik  75 siswa dinyatakan tuntas, 75 siswa dinyatakan tidak tuntas. Target optimal dimaksudkan baik untuk kinerja guru maupun hasil belajar siswa.Pada tahapan tindakan kali ini dikatakan berhasil apabila terjadi perubahan peningkatan hasil belajar siswa apabila siswa mencapai ketuntasan belajar minimal 85%.

Item Type: Thesis (Skripsi(S1))
Subjects: S1-Skripsi
Divisions: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan > PGSD 2014
Depositing User: Iyas -
Date Deposited: 23 Jun 2016 04:34
Last Modified: 23 Jun 2016 04:34
URI: http://repository.unpas.ac.id/id/eprint/4931

Actions (login required)

View Item View Item