USULAN PERBAIKAN KUALITAS PROSES PERAKITAN LUG FIXING UNTUK MENGURANGI JUMLAH CACAT LUG FIXING DENGAN MENGGUNAKAN FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS (FMEA) (STUDI KASUS : PT. NIKKATSU ELECTRIC WORKS)

WILDANI ALDI LAGA, 123010104 and Yogi Yogaswara, DS and Dedeh Kurniasih, DS (2019) USULAN PERBAIKAN KUALITAS PROSES PERAKITAN LUG FIXING UNTUK MENGURANGI JUMLAH CACAT LUG FIXING DENGAN MENGGUNAKAN FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS (FMEA) (STUDI KASUS : PT. NIKKATSU ELECTRIC WORKS). Skripsi(S1) thesis, Universitas Pasundan.

[img]
Preview
Text
Wildani Aldi Laga_123010104_Teknik Industri-converted.pdf

Download (229kB) | Preview
Official URL: http://teknik.unpas.ac.id

Abstract

PT. Nikkatsu Electric Work yang terletak di jalan Cimuncang 70 Bandung merupakan perusahaan produsen alat-alat listrik, seperti Transformator, Ballast, PL-Adaptor, dan Lampu Hemat energi. Adapun produk lainnya adalah stacking core Yamaha, Moric, dan Yasunaga. Perusahaan ini memproduksi produknya jika ada pesanan dari pelanggan (make to order). Salah satu departemen yang ada pada PT. Nikkatsu Electric Works adalah Departemen Transformer. Pada departemen tersebut, memproduksi Transformator atau Trafo. Terdapat beberapa proses dalam pembuatan trafo, yaitu proses winding, assembling 1, assembling 2, dan packing. Dimana pada proses assembling 1 yang memiliki tingkat kecacatan yang cukup banyak, ada 8 jenis kecacatan pada proses assembling periode januaridesember 2015 yaitu Lug fixing cacat, Baut slek, Plat washer simping, Plastik washer pecah, Spring washer tidak ada, Plat washer terbalik, Core bengkok, Mur slek. Data yang diambil adalah data kecacatan transformator bulan januaridesember 2015. Dari hasil diagram pareto terdapat 1 kecacatan yang paling tinggi yaitu terjadi pada proses perakitan lug fixing, yang selanjutnya dilakukan perhitungan batas kontrol dengan menggunakan peta P (P-Chart) dan dianalisis menggunakan diagram fishbone untuk mengetahui penyebab kecacatan tersebut. Kemudian dilakukan prioritas perbaikan terhadap kecacatan lug fixing dengan melihat hasil dari Risk Proirity Number (RPN), dimana usulan perbaikan kecacatan tersebut menggunakan metoda kippling (5W1H). Nilai RPN tertinggi yaitu pada pemasangan dengan dengan nilai severity 5 occurance dengan nilai 9 dan detection dengan nilai 6. Sehingga mendapatkan nilai RPN tertinggi dengan total nilai 270, nilai ini paling tinggi dibandingkan dengan nilai RPN pada material dengan nilai RPN 240 dan pada pengecatan dengan nilai RPN 84. Maka yang menjadi prioritas utama yang harus diperbaiki yaitu pada proses pemasangan. Kata Kunci : Pengendalian Kualitas, P (P-Chart), Failure Mode and Effect Analysis (FMEA), Metode Kipling (5W1H)

Item Type: Thesis (Skripsi(S1))
Uncontrolled Keywords: Pengendalian Kualitas, P (P-Chart), Failure Mode and Effect Analysis (FMEA), Metode Kipling (5W1H)
Subjects: S1-Skripsi
Divisions: Fakultas Teknik > Teknik Industri 2018
Depositing User: Irwan Kustiawan Kosasih
Date Deposited: 11 Oct 2019 07:17
Last Modified: 11 Oct 2019 07:17
URI: http://repository.unpas.ac.id/id/eprint/45670

Actions (login required)

View Item View Item