KEDUDUKAN DAN WEWENANGAN GUBERNUR DALAM PEMECATAN WALIKOTA MELALUI PESAN INSTAN WHATSAPP DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA

Agil Hutama Maulana, 151000130 (2019) KEDUDUKAN DAN WEWENANGAN GUBERNUR DALAM PEMECATAN WALIKOTA MELALUI PESAN INSTAN WHATSAPP DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA. Skripsi(S1) thesis, Fakultas Hukum Unpas.

[img]
Preview
Text
10-BAB II.pdf

Download (378kB) | Preview
[img] Text
13-BAB V.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (91kB)
[img]
Preview
Text
14-DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (98kB) | Preview
[img] Text
11-BAB III.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (125kB)
[img] Text
12-BAB IV.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (243kB)
[img]
Preview
Text
01-COVER.pdf

Download (104kB) | Preview
[img]
Preview
Text
08-DAFTAR ISI.pdf

Download (102kB) | Preview
[img]
Preview
Text
09-BAB I.pdf

Download (267kB) | Preview

Abstract

Ketaatan dan kepatuhan terhadap peraturan menjadikan tegaknya kepastian hukum bagi pemegang kekuasaan dalam hal ini Gubernur dalam ketatanegaraan berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemeintah Daerah, kewenangan Gubernur dalam pemberhentian Walikota berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara, akibat hukum Gubernur dalam pemecatan Walikota melalui pesan instan whatsapp dalam pemberhentian Walikota melalui Pesan Instan Whatsapp yang tidak memiliki legitimasi hukum. Permasalahan tersebut dikaji dengan tujuan untuk mengetahui, mengkaji dan menganalisis tentang kedudukan Gubernur dalam ketatanegaraan berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemeintah Daerah, kewenangan Gubernur dalam pemberhentian Walikota berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara, dan akibat hukum Gubernur dalam pemecatan Walikota melalui pesan instan whatsapp. Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini dengan spesifikasi penelitian deskriptif analitis yakni dengan cara menganalisis hubungan hukum positif dengan teori hukum serta pelaksanaan hukum positif tersebut melalui pendekatan yuridis normatif dan dianalisis secara yuridis kualitatif yaitu menggunakan peraturan perundang-undangan yang dihubungkan dengan data primer dan sekunder yang berasal dari literatur hukum untuk membahas permasalahan hukum yang diajukan peneliti. Kedudukan Gubernur sebagai wakil pemerintah pusat merupakan implikasi logis dari penerapan asas dekonsentrasi, yaitu aparat pemerintahan pusat di daerah yang menjadi kepala wilayah administrasi dan bertanggung jawab kepada pemerintah pusat. Gubernur selaku Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah sesuai dengan kewenangannya untuk menentukan formasi pengadaan, pengangkatan dan pemberhentian Pegawai Negeri Sipil Daerah di Pemerintahan Daerah berdasarkan Pasal 53 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara mengatur mengenai kewenangan Gubernur dalam pemberhentian Walikota. Hukum bertujuan untuk mewujudkan kepastian hukum dan krediktabilitas yang tinggi, berdasarkan Pasal 289 Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Menenjemen Aparatur Sipil Negara, apabila tidak memenuhi unsur-unsur legitimasi pertauran perundang-undangan, maka keputusan pemberhentian Walikota melalui pesan instan whatsapp tersebut batal demi hukum dengan sendirinya. Kata kunci: kedudukan dan kewenangan Gubernur, pemberhentian Walikota, dan pesan instan whatsapp.

Item Type: Thesis (Skripsi(S1))
Subjects: S1-Skripsi
Divisions: Fakultas Hukum > Ilmu Hukum 2018
Depositing User: Lilis Atikah
Date Deposited: 11 Sep 2019 02:08
Last Modified: 13 Sep 2019 03:15
URI: http://repository.unpas.ac.id/id/eprint/43242

Actions (login required)

View Item View Item