Eriyus fani, 152010003 (2019) PENGAWASAN PEDAGANG KAKI LIMA DI KOTA BANDUNG (PENGAWASAN PEDAGANG BERMOBIL DI JALAN DIPONEGORO). Skripsi(S1) thesis, PERPUSTAKAAN.
|
Text
cover.pdf Download (106kB) | Preview |
|
|
Text
BAB II.pdf Download (284kB) | Preview |
|
|
Text
BAB 1.pdf Download (99kB) | Preview |
|
|
Text
Lembar Pengesahan.pdf Download (85kB) | Preview |
|
|
Text
ABSTRAK.pdf Download (286kB) | Preview |
|
|
Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (162kB) | Preview |
Abstract
ABSTRAK Pedagang Kaki Lima merupakan fenomena umum yang terjadi di kota-kota besar di Indonesia, salah satunya Kota Bandung, keberadaan Pedagang Kaki Lima di Kota Bandung dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Secara yuridis, salah satu bentuk upaya terbaru pemerintah Kota Bandung dalam mengatasi permasalahan Pedagang Kaki Lima adalah melalui aturan hukum. Namun fakta dilapangan berkata lain, bukannya semakin tertib dan jumlahnya yang semakin berkurang, justru sebaliknya, jumlah Pedagang Kaki Lima semakin tumbuh pesat dari tahun ke tahun. Seperti disepanjang Jalan Diponogoro tepatnya di depan Museum Geologi dan Pusdai, belasan mobil beserta barang dagangan tampak berjejer di bahu jalan, pemilik dagangan menunggu pembeli yang melintas di kawasan tersebut. Sebagian besar dari Pedagang Kaki Lima bermobil ini menjual sepatu, baju dan aksesorif fashion lainnya. Jenis kendaraan yang digunakan pun bervariasi mulai dari mobil bak tetbuka hingga mini bus. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif, penulis turun langsung kelapangan melakukan observasi dan wawancara langsung dengan informan. Keberadaan Pedagang Kaki Lima di Kota Bandung selama ini telah menimbulkan banyak permasalahan, diantaranya membuat kota menjadi tidak tertib, kotor dan menimbulkan kemacetan. Pengawasan Pedagang Kaki Lima yang dilakukan oleh Satuan Polisi Pamong Praja Kota Bandung dinilai belum optimal, hal ini dibuktikan dengan keberadaan Pedagang Kaki Lima di kota Bandung yang terus meningkat setiap tahunya. Dalam melaksanakan pengawasan Satuan Polisi Pamong Praja Kota Bandung menemui sejumlah Hambatan-hambatan, yaitu kurangnya jumlah sumber daya manusia Satuan Polisi Pamong Praja Kota Bandung yang turun langsung ke lapangan, kemudian dari kesadaran para pedagang itu sendiri yang kurang menaati aturan yang berlaku. Menanggapi hal tersebut Satuan Polisi Pamong Praja Kota Bandung mengupayakan untuk berkoordinasi dengan LINMAS Kecamatan dalam melaksanakan pengawasan Pedagang Kaki Lima di Kota Bandung dan mempertegas sanksi bagi Pedagang Kaki Lima yang melanggar aturan guna menibulkan efek jera. Kesimpulan penelitian, bahwa Pengawasan Pedagang Kaki Lima yang dilakukan oleh Satuan Polisi Pamong Praja Kota Bandung dinilai belum optimal jika dilihat dari Teori Tahap-tahap Pengawasan yang di kemukakan oleh Manullang, serta Satuan Polisi Pamong Praja Kota Bandung menemui beberapa hambatan-hambatan dalam pengawasan Pedagang Kaki Lima di Kota Bandung. Saran dari peneliti adalah yang pertama agar Satuan Polisi Pamong Praja Kota Bandung menambah sumber daya dalam melaksanakan Pengawasan Pedagang Kaki Lima, kedua dalam melakukan penertiban Satuan Polisi Pamong Praja diharapkan untuk lebih tegas lagi, supaya menilbukan efek jera terhadap Pedagang Kaki Lima yang melanggar aturan.
Item Type: | Thesis (Skripsi(S1)) |
---|---|
Subjects: | S1-Skripsi |
Divisions: | Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik > Ilmu Administrasi Negara 2015 |
Depositing User: | mr yogi - |
Date Deposited: | 03 Sep 2019 08:15 |
Last Modified: | 03 Sep 2019 08:15 |
URI: | http://repository.unpas.ac.id/id/eprint/42741 |
Actions (login required)
View Item |