KEBIJAKAN POLITIK LUAR NEGERI AS TERHADAP PEMBANGUNAN INDUSTRI NUKLIR KOREA UTARA

RIZKA PRIMANDHINI ARSYA, 142030118 (2018) KEBIJAKAN POLITIK LUAR NEGERI AS TERHADAP PEMBANGUNAN INDUSTRI NUKLIR KOREA UTARA. Skripsi(S1) thesis, PERPUSTAKAAN.

[img] Text
COVER SKRIPSI 2.docx

Download (48kB)
[img] Text
BAB II skripsi dini.docx

Download (78kB)
[img]
Preview
Image
pengesahan skripsi dini.JPG

Download (2MB) | Preview
[img] Text
DAFTAR PUSTAKA skripsi dini.docx

Download (14kB)
[img] Text
BAB I skripsi dini.docx

Download (31kB)
[img] Text
abstrak skripsi dini.docx

Download (15kB)

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana proses kebijakan politik luar negeri AS terhadap pembangunan industry nuklir Korea Utara yang di nilai mengancam keamanan Kawasan Internasional. Dilihat dari sejarah pengembangan industry nuklir Korea Utara yang berulang kali mendapatkan tekanan dan sanki dari AS dan PBB untuk menghentikan pembangunan industry nuklir tersebut. Korea Utara mulai meningkatkan kekuatan militernya pada tahun 1960-an. Doktrin dan struktur kekuatan militer Korea Utara saat itu berorientasi ofensif. Secara keseluruhan, pada tahun 1960-an, Korea Utara berusaha memproduksi ataupun memperoleh roket, rudal, dan pengembangan sumber daya manusia guna mendukung program rudalnya. Ada beberapa alasan politis dan keamanan yang mendorong Korea Utara pada masa ini untuk mengembangkan kapabilitas rudal dan nuklirnya. Dari segi eksternal, alasan keamanan pertama adalah intervensi AS pada Perang Korea menghalangi tujuan Kim Il Sung dalam menyatukan Korea melalui kekuatan militer. Kim Il Sung beranggapan bahwa nuklir merupakan senjata yang dapat menangkal atau mengalahkan pasukan AS dalam situasi konflik. Kedua, aliansi Korea Utara dengan Uni Soviet dan Cina yang sering mengalami pasang surut membuat Kim Il Sung mempertanyakan kredibilitas komitmen Moscow serta Beijing untuk membantu Korea Utara menghadapi perang lainnya. Berbagai proses strategi yang serta tekanan serta sanksi terus di tempuh dan di berikan AS tak menghentikan pengembangan nuklirnya. Sampai pada saat awal 2018 dimana Olimpiade Musim dingin di korea selatan menjadi sarana pertemuan antara Korea Selatan dengan Korea Utara yang membuka peluang untuk berdialog membahas perdamaian antara ke dua negara tersebut. Dengan terjadi komunikasi antara kedua negara ini memungkin AS selaku sekutu dari Korea Selatan membuka peluang berdialog dengan Korea Utara. Namun respon awal dari Korea Utara yaitu menolak ajakan dari AS tersebut, dengan begitu AS pun terus membuat tekanan serta sanksi Korea Utara untuk memberhentikan pengembangan nuklir tersebut. Dan pada akhirnya Korea Utara bersedia menerima ajakan dialog oleh AS, tetapi AS membuat syarat untuk tetap berjalannya dialog antara mereka, Korea Utara harus menunjukan sikap keseriusannya untuk mengikuti rencana dialog ini yaitu melakukan Denuklirisasi total terhadap pembangunan industry nuklirnya sebelum pertemuan antara AS dengan Korea Utara. Korea Utara pun menyetujui dan melakukan denuklirisasi sesuai permintaan dari AS untuk menunjukan keseriusan Korea Utara agar dapat berdialog dengan AS ini pun mendapat pujian dari AS dan PBB.

Item Type: Thesis (Skripsi(S1))
Subjects: S1-Skripsi
Divisions: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik > Hubungan Internasional 2018
Depositing User: mr yogi -
Date Deposited: 10 Oct 2018 07:28
Last Modified: 10 Oct 2018 07:28
URI: http://repository.unpas.ac.id/id/eprint/38421

Actions (login required)

View Item View Item