PENGATURAN PENGANGKUTAN BATU BARA DARI PELABUHAN KELANIS KE PELABUHAN TABONEO (STUDI KASUS : PT MBSS KALIMANTAN SELATAN)

RIZKI SAFITRI, 143010088 (2018) PENGATURAN PENGANGKUTAN BATU BARA DARI PELABUHAN KELANIS KE PELABUHAN TABONEO (STUDI KASUS : PT MBSS KALIMANTAN SELATAN). Skripsi(S1) thesis, Fakultas Teknik Unpas.

[img]
Preview
Text
RIZKI SAFITRI_143010088.pdf

Download (132kB) | Preview
Official URL: http://teknik.unpas.ac.id

Abstract

PT. Adaro Indonesia merupakan salah satu perusahaan pertambangan batu bara yang terletak di pelabuhan Kelanis, Kalimantan Selatan. Batu bara yang dihasilkan harus diangkut ke pelabuhan Taboneo, sebagai tempat pendistribusian batu bara ke lokasi setiap konsumen. Karena tambang ini terletak dekat dengan sungai yang tidak bisa dilalui kapal besar, maka pengangkutan batu bara dari tambang ke tempat distribusi dilakukan dengan menggunakan sejumlah tongkang. Tongkang tongkang ini ditarik dari pelabuhan Kelanis dengan menggunakan tugboat ke sejumlah floating crane di pelabuhan Taboneo sebagai alat bongkar-muat batu bara dari tongkang ke kapal induk. Untuk melaksanakan proses pengangkutan ini PT. Adaro Indonesia mengontrak PT. Mitrabahtera Segara Sejati Tbk (MBSS), sebagai perusahaan penyedia solusi infrastruktur terkemuka, termasuk jasa logistik, armada, dan transportasi laut. Saat ini MBSS memiliki 71 tongkang, terdiri dari 4 unit berkapasitas 5.000 ton, 48 unit berkapasitas 8.000 ton, 8 unit berkapasitas 10.000 ton, dan 11 unit berkapasitas 12.500 ton. Adapun floating crane tersedia 6 unit yaitu Floating crane (FC) Princesse Abby dengan kapasitas 18000 TPD, FC Ben Glory (20000 TPD), FC Nicholas (20000 TPD), Blitz (24000 TPD), FC Vittoria (50000 TPD), dan FC Princess Chole (50000 TPD. Karena pengangkutan batu bara dari pelabuhan Kelanis ke pelabuhan Taboneo ini membutuhkan biaya yang tidak sedikit maka pada penelitian ini dilakukan perhitungan untuk mengoptimumkan jumlah dan jenis tongkang yang harus digunakan serta floating crane yang akan dioperasikan dalam proses bongkar muat batu bara, agar diperoleh total biaya pengangkutan yang minimum. Proses perhitungan dilakukan menggunakan software LINDO, dan terdiri dari dua tahapan. Pada tahap pertama dilakukan penentuan tongkang yang akan dioperasikan, sedangkan pada tahap kedua dilakukan penentuan alokasi tongkang yang akan dilayani oleh floating crane. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa MBSS mengoprasikan 51 tongkang yaitu 34 berkapasitas 8000 ton yang dilayani dengan FC Vittoria dan FC Princess Chole, 7 unit berkapasitas 10000 ton yang dilayani dengan FC Princesse Abby, dan 10 unit berkapasitas 12500 ton yang dilayani dengan FC Blitz, FC Ben Glory, dan FC Nicholas, dengan total ongkos kedua tahap tersebut sebesar Rp. 85.572.850.000. Kata Kunci :Sistem Distribusi Batu Bara, Tongkang, Floating Crane, Optimasi

Item Type: Thesis (Skripsi(S1))
Subjects: S1-Skripsi
Divisions: Fakultas Teknik > Teknik Industri 2017
Depositing User: Irwan Kustiawan Kosasih
Date Deposited: 09 Oct 2018 05:41
Last Modified: 09 Oct 2018 05:41
URI: http://repository.unpas.ac.id/id/eprint/38063

Actions (login required)

View Item View Item