Engkos Koswara, NPM. 138070005 (2016) ANALISIS PENURUNAN PRODUKSI ASIR TAWAR HASIL MED PLANT DI PLTU INDRAMAYU. Thesis(S2) thesis, UNPAS.
|
Text
Abstract Engkos.pdf Download (86kB) | Preview |
|
|
Text
Abstrak Engkos.pdf Download (154kB) | Preview |
|
|
Text
BAB I.pdf Download (154kB) | Preview |
|
|
Text
BAB II.pdf Download (402kB) | Preview |
|
|
Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (157kB) | Preview |
Abstract
MED plant merupakan sebuah bagian dari PLTU yang berfungsi untuk menguba air laut manjadi air tawar. Air tawar tersebut digunakan sebgai fluida kerja di air di dalam sistem PLTU. MED plat yang dimiliki oleh PT PJB UBJ O&M PLTU Indramayu mengalami penurunan produkasi air tawar sejak PLTU itu dijalankan untuk pertama kalinya. Kondisi pada saat commissioning tahun 2009 MED plant mampu pertama kalinya. Kondisi pada saat commissioning tahun 2009 MED plant mampu produksi air hingga 160 m3/h, sedangkan saat ini mED plant hanya mampu menghasilkan air tawar sebanyak 80 m3/h. Jika hal demikian dibiarkan tanpa ada solusi untuk mengatasinya, tidak menutup kemungkinan produkasi air tawar akan terus menurun. Hal tersebut akan menggganggu siklus dari PLTU sendiri. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengetahui penyebab dari penurunan produksi air itu. Penurunan produksi air tawar bisa disebabkan oleh beberapa hal, salah satunya adalah tingkat keadaan di setiap efek. Dalam peneltian ini, metode kesetimbangan energi digunakan untuk memprediksi tingkat keadaan dan produksi air tawar pada setiap efek. Dengan membandingkan data commissioning dan data saat ini maka akan mendapatkan tingkat keadaan yang sesuai pada setiap efek dan penyebab terjadinya penurunan produksi air dapat diketahui. Tingkat keadaan air baku (air laut) sangat mempengaruhi pesentase aup yang dihasilkan dari setiap efek. Uap ini yang akan terkondensasi menjadi air tawar pada efek berikutnya. Selanjutnya, akan mengubah-ubah tingat keaadaan yang mungkin terjadi pada tiap efek, untuk mendapatkan persentase uap maksimal. Pada kondisi saat ini, tekanan 24,3 kPa pada efek 1 menghasilkan 10,07% fraksi uap, tekanan 21,3 kPa pada efek 2 menghasilkan 10,98 % fraksi uap, tekanan 17 kPa pada efek 4 menghasilkan 12,88 % fraksi uap, tekanan 15,5 kPa pada efek 5 menghasilkan 13,56 % fraksi uap, tekanan 12,9 kPa pada efek 7 mengsilkan 13,81 % fraksi uap dan tekanan 10,8 kPa pada efek 8 (Condenser) menghasilkan 0 % fraksi uap. Dengan fraksi uap yang didapat pada kondisi saat ini, mendapatkan jumlah air tawar sebesar 105,6 m3/h. Pada kondisi saat commissioning, tekanan 14,31 kPa pada efek 1 menghasilkan 11,95 % fraksi uap, tekanan pada efek 2 menghasilkan 12,04 % fraksi uap, tekanan 13,6 kPa, pada efek 3 menghasilkan 12,12 % fraksi uap, tekanan 13,24 kPa pada efek 8 (Condenser) menghasilkan 14,07 % fraksi uap dan tekanan 11,64 kPa pada efek 8 (Condenser) menghasilkan 0% fraksi uap. Dengan fraksi uap yang didapat pada kondisi saat ini, mendapatkan jumlah air tawar sebesar 152,31 m3/h. Data tersebut mendekati data aktual pada kondisi commissioning. Terdapat perbedaan tekanan yang cukup signifikan pada tiap efek saat commissioning dan saat bulan maret. Hal tersebut menjadi penyebab utama menurunnya produksi air tawar pada MED plant. Semakin tinggi tekanan vakum, semakin besar air tawar yang dihasilkan. Kata unci: PLTU, MED Plant.
Item Type: | Thesis (Thesis(S2)) |
---|---|
Subjects: | S2-Thesis |
Divisions: | Fakultas Teknik > Teknik Mesin 2016 |
Depositing User: | asep suryana |
Date Deposited: | 13 May 2016 07:52 |
Last Modified: | 13 May 2016 07:52 |
URI: | http://repository.unpas.ac.id/id/eprint/3702 |
Actions (login required)
View Item |