Ivan Arief, NRP 012030181 (2018) PERANAN NORWEGIA DALAM PROSES PERDAMAIAN ANTARA SRILANKA DAN LIBERATION TIGERS OF TAMIL EELAM (LTTE). Skripsi(S1) thesis, PERPUSTAKAAN.
Text
1. Cover.doc Download (23kB) |
|
Text
DAFTAR PUSTAKA.doc Download (33kB) |
|
Text
BAB I.doc Download (149kB) |
|
Text
BAB II.doc Download (76kB) |
|
Text
5. Abstrak.doc Download (36kB) |
|
Text
2. Lembar Pengesahan.doc Download (20kB) |
Abstract
Konflik etnis Yang terjadi di Srilanka disebabkan karena akibat dari adanya ketidakpuasan etnis Tamil atas “ketidakadilan” pemerintah Srilanka. Diskriminasi dalam kebijakan bahasa, pendidikan dan kesempatan kerja dan adanya kolonisasi daerah tradisional Tamil. Perlawanan-perlawanan terhadap pemerintah Srilanka dilakukan, organisasi-organisasi pergerakan Tamil pun dibentuk. Salah satu organisasi pergerakan Tamil yang terkenal adalah Liberation Tigers of Tamil Eelam(LTTE). Organisasi ini menuntut pembentukan negara separatis Tamil di semenanjung Jaffna, Srilanka Utara dan Timur, sebagai protes terhadap ketimpangan dalam bidang politik dan pendidikan. Sikap dan kebijakan pemerintah Srilanka dalam menghadapi LTTE cenderung menggunakan kekuatan militer. Dalam mewujudkan proses perdamaian, pemerintah Srilanka menggunakan strategi politik-militer. Kebijakan Prevention of Terrorism Act, sampai dengan paket devolusi yang dikeluarkan Presiden Srilanka Chandrika Kumaratungga merupakan Strategi untuk melemahkan kekuatan LTTE. Konflik yang telah berlangsung selama dua puluh dua tahun dan menelan korban jiwa 65 ribu orang tersebut membuat dunia internasional menginginkan adanya proses perdamaian antara pemerintah Srilanka dan LTTE. Atas permintaan Presiden Chandrika Kumaratungga, maka Pemerintah Norwegia bertindak sebagai fasilitator konflik antara pemerintah Srilanka dan LTTE. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apa yang menyebabkan konflik internal di Srilanka, ingin mengetahui hambatan-hambatan proses perdamaian di Srilanka, ingin mengetahui prospek penyelesaian konflik di Srilanka-LTTE,dan selanjutnya ingin mengetahui bagaimana peran Norwegia dalam proses perdamaian di Srilanka. Sedangkan manfaat atau kegunaan dari penelitian ini secara teoritis adalah untuk menambah wawasan ilmu Hubungan Internasional, penyelesaian konflik dan resolusi konflik, khususnya tentang Perang dan perdamaian terutama konflik etnis yang terjadi di Srilanka. Metode yang digunakan dalam melakukan penelitian ini adalah Deskriptif Analitis. Deskriptif Analitis adalah suatu metode yang bertujuan untuk menggambarkan, menganalisa dan mengklasifikasikan gejala-gejala yang berdasarkan atas pengamatan dari beberapa kejadian dan masalah yang aktual kemudian menganalisa untuk menginterprestasikan data yang diperoleh dengan pemecahan masalah baik yang sedang berlangsung maupun yang akan diperkirakan di masa yang akan datang serta menginterprestasikan suatu fenomena aktual yang relevan.Dalam hal ini peranan Norwegia dalam membantu proses perdamaian antara pemerintah Srilanka dan LTTE. Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan metode penelitian deskriptif analisis dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: Peranan Norwegia sebagai fasilitator konflik di Srilanka telah membantu dalam penghentian konflik dan proses perdamaian di Srilanka. Keberhasilan pemerintah norwegia sebagai fasilitator konflik di Srilanka dapat dilihat dari: Tercapainya kesepakatan Gencatan Senjata pada bulan Februari 2002 dan adanya perundingan-perundingan damai selama enam babak antara pemerintah Srilanka dan LTTE. Oleh karena itu pemerintah Norwegia berhasil melaksanakan tugasnya sebagai fasilitator konflik di Srilanka. Kata Kunci : Peranan Norwegia, Proses perdamaian konflik Srilanka dan LTTE
Item Type: | Thesis (Skripsi(S1)) |
---|---|
Subjects: | S1-Skripsi |
Divisions: | Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik > Hubungan Internasional 2018 |
Depositing User: | Mr Iwan Ridwan Iwan |
Date Deposited: | 21 Aug 2018 06:43 |
Last Modified: | 21 Aug 2018 06:43 |
URI: | http://repository.unpas.ac.id/id/eprint/35605 |
Actions (login required)
View Item |