Neng Sri Mulyati, 01.203.0048 (2018) DAMPAK NORMALISASI HUBUNGAN RI-RRC TERHADAP KERJASAMA EKONOMI DAN PERDAGANGAN. Skripsi(S1) thesis, PERPUSTAKAAN.
Text
BAB I.doc Download (231kB) |
|
Text
ABSTRAK.doc Download (39kB) |
|
Text
DAFTAR PUSTAKA.doc Download (35kB) |
|
Text
COVER.doc Download (48kB) |
|
Text
BAB II.doc Download (78kB) |
|
Text
LEMBAR PENGESAHAN.doc Download (20kB) |
Abstract
ABSTRAK Hubungan diplomatic RI-RRC dinormalisasi kembali pada tanggal 8 agustus 1990. selain satu upaya untuk memperbaiki hubungabn kedua Negara adalah dengan menerbitkan sebuah buku putih pada tahun 1994 yang isinya antara lain klarifikasi bahwa RRC tidak terlibat dalam pembunuhan dalam gerakan Septembar 1995. pemulihan hubungan diplomtik tersebut membuka jalan bagi kerjasama diberbagai bidang. Tidak hanya perdagangan saja tetapi juga mencakup hubungan ekonomi secara luas, perdagangan, investasi/penanaman modal, kerjasama teknik dan lain-lain termasuk pertukarandi bidang seni budaya pendidikan, ilmu pengetahuan, pariwisata, olah raga dan obat-obatan. Pasang surut hubungan diplomatic RI-RRC selama 50 tahun terkhir ini setidaknya memberikan dua penjelasan. Pertama,Indonesia dan Cina sama-sama menganggap diri sebagai negara besar dengan kekuatan menengah yang sama-sama berupaya menanamkan pengaruhnya di kawasan Asia tengggara kawasan berpotensi tinggi bagi pembangunan ekonomi masing-masing pihak. Kedua, walaupun pada 15tahun pertama hubungan RI-RRC tidak terlihat adanya perbedaan yang mencolok di bidang idiologi dan politik, sebenarnya kedua persoalan ini menjadi titik awal perselisihan hubungan kedua negara. Di era reformasi baik RI maupun Cina tam,pak punya keiginan serius untuk membengun kemitraan strategis melauli kerjasama saling menguntungkan disegala bidang. Kunjungan kenegaraaan Presiden Abdurahman Wahid ke Cina, 1-3 Desember 1999, serta kunjungan kerja perdana menteri Zhu Rongji ke Indonesia, 7-10 November 2001, mengisaratankan keseriusan RI-RRC membangun kemitraan strategis pertanyaannya sudah sejauh mana upaya pemerintah kedua Negara melakukan kerjasama multi bidang untuk mewujudkan keinginannya itu? Berdasarka kesepakatan bersama RI-Cina yang ditandatangani di Beijing 2 Desember 1999 oleh Presiden Gusdur bersama Presiden Jiang Zemin serta Memorandum Of Umderstanding (MoU) yang ditandatangani di Jakarta oleh Presiden Megawati bersama PM Zhui Rongji 7 November 2001 sudah cukup berarti upaya /langkah yang ditempuh RI-Cina untuk melekuken kerjasama multi bidang. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengentahui, mengekplorasi, dan mendiskripsikan factor-faktor yang melatar belakangi hubungan RI-RRC dan usaha dan upaya yang dilakukan kedua Negara dalam menciptakan peningkatan kerjasama dalam berbagai bidang dengan berbagai rintangan untuk mengetahui akan perkembangan hubungan antar RI-RRC. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif yaitu bertujuan untuk menggambarkan suatu pola tertentu yang trejdi dalam factor-faktor yang melatar belakangi hubungan RI-RRC dalam upaya peningkatn kerjasama RI-RRc dalam konteks ekonomi dan perdagangan. Hubungan RI-RRc meskipun banyak berbagai rintangan namun sekarang hubungan kedua Negara semakin meningkat terutama dalam hubungan ekonomi dan perdagangan. Kata kunci : hubungan RI-RRC, kerjasama ekonomi dan perdagangan
Item Type: | Thesis (Skripsi(S1)) |
---|---|
Subjects: | S1-Skripsi |
Divisions: | Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik > Hubungan Internasional 2018 |
Depositing User: | Mr Iwan Ridwan Iwan |
Date Deposited: | 15 Aug 2018 02:42 |
Last Modified: | 15 Aug 2018 02:42 |
URI: | http://repository.unpas.ac.id/id/eprint/35422 |
Actions (login required)
View Item |