PENGUKURAN BEBAN KERJA MASINIS RUTE BANDUNG-BANJAR DI PT. KAI DAOP II BANDUNG

ASEP NASRUDIN SAEROJI, 133010218 and Riza Fathoni Ishak, ds and Apep Rahmat, DS (2018) PENGUKURAN BEBAN KERJA MASINIS RUTE BANDUNG-BANJAR DI PT. KAI DAOP II BANDUNG. Skripsi(S1) thesis, Fakultas Teknik.

[img]
Preview
Text
1. COVER pdf.pdf

Download (30kB) | Preview
[img]
Preview
Text
4. ABSTRACT pdf.pdf

Download (150kB) | Preview
[img]
Preview
Text
5. ABSTRAKSI pdf.pdf

Download (12kB) | Preview
[img]
Preview
Text
BAB I PENDAHULUAN pdf.pdf

Download (174kB) | Preview
Official URL: http://teknik.unpas.ac.id

Abstract

PT. Kereta Api Imdonesia merupakan salah satu perusahaan BUMN yang melayani jasa transportasi darat di Indonesia dan mempunyai Daerah Operasi untuk melayani berbagai daerah di Indonesia sebanyak 9 Daerah Operasi, diantarannya Daop I Jakarta, Daop II Bandung, Daop III Cirebon, Daop IV Semarang, Daop V Purwokerto, Daop VI Yogyakarta, Daop VII Madiun, Daop VIII Surabaya, Daop IX Jember. Tentunya untuk memenuhi pengoperasian dari ke 9 Daop tersebut dibutuhkan banyak masinis, Masinis Kereta Api memerlukan kebutuhan Fisik dan Mental terutama Konsentrasi yang tinggi pada saat menjalankan Kereta Api, Berdasarkan tingginya Konsentrasi dan kebutuhan Fisik dan Mental pada saat menjalankan kereta api, mendorong penulis untuk melakukan Penelitian untuk mengukur Beban Kerja Mental yang dirasakan oleh masinis, khususnya Masinis Kereta Api Jurusan Bandung-Banjar, dan menggunakan metode RNASA-TLX yang merupakan pengukuran beban kerja Subjektif. Pengukuran Beban Kerja dilakukan dengan menggunakan metode RNASATLX. Dimana RNASA-TLX adalah sebuah pengembangan metode dari NASA-TLX yang digunakan untuk mengukur beban kerja mengemudi. Dan RNASA-TLX adalah Prosedur ratting multidimension yang membagi workload atas dasar rata-rata pembebanan enam subskala. Subskala tersebut meliputi, Tuntutan Mental, Tuntutan Auditori, Tuntutan Visual, Tuntutan Waktu, Kesulitan dalam Mengerti Informasi dan Kesulitan dalam Mengemudi. Untuk prosesnya, setelah diperoleh hasil dari penyebaran kuesioner yang dibagikan kepada para masinis, kemudian dilakukan pembobotan variabel, pada pembobotan ini dilakukan perbandingan antara ke enam diantaranya para masinis tersebut. Pemberian ratting untuk ke enam variabel yang terdapat pada beban kerja RNASA-TLX dan dibagi menjadi 5 tingkatan, yaitu sangat rendah (0% s.d 20%,), rendah (21%-40%), sedang (41%-60%), tinggi (61%-80%) dan sangat tinggi (81%-100%). Hal ini dimaksudkan untuk memberikan kemudahan masinis dalam menjawabnya. Hasil dari pengolahan data tersebut kemudian dijadikan input pada RNASA-TLX. Sehingga diperoleh besarnya beban kerja yang dirasakan oleh pekerja tersebut. Dari hasil pengolahan data yang dilakukan dapat diperoleh rata-rata beban kerja sebesar 70.04% dengan rincian bahwa keseluruhan masinis kereta api yang berjumlah 15 masinis yang melayani rute Bandung-Banjar berada pada kondisi overload, dengan rincian Tuntuan Mental 78.8%, Tuntutan Auditori 69.4%, Tuntutan Visual 66.6% Tuntutan Waktu 61.6% , Kesulitan dalam Mengemudi 63.3% dan Kesulitan Mengerti Informasi 65.5%. Dari perhitungan rata-rata skor pembobotan variabel RNASA-TLX, diperoleh beban kerja dalam kategori pekerjaan mental dengan presentase 62% sedangkan kategori pekerjaan fisik hanya 38%. Dari data tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa rata-rata beban kerja yang dirasakan oleh masinis dengan rute Bandung-Banjar ini di dominasi oleh kategori pekerjaan mental. Keywords: Beban Kerja Mental, masinis, RNASA-TLX

Item Type: Thesis (Skripsi(S1))
Subjects: S1-Skripsi
Divisions: Fakultas Teknik > Teknik Industri 2018
Depositing User: Irwan Kustiawan
Date Deposited: 06 Feb 2018 04:06
Last Modified: 06 Feb 2018 04:06
URI: http://repository.unpas.ac.id/id/eprint/32906

Actions (login required)

View Item View Item