DISPARITAS PENUNTUTAN KPK DALAM PENERAPAN PASAL SUAP DAN GRATIFIKASI MENURUT UNDANG-UNDANG NO. 20 TAHUN 2001 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NO. 31 TAHUN 1999 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI

Fajar Pramudita, 121000349 (2017) DISPARITAS PENUNTUTAN KPK DALAM PENERAPAN PASAL SUAP DAN GRATIFIKASI MENURUT UNDANG-UNDANG NO. 20 TAHUN 2001 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NO. 31 TAHUN 1999 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI. Skripsi(S1) thesis, FAKULTAS HUKUM UNPAS.

[img]
Preview
Text
1. Cover.pdf

Download (103kB) | Preview
[img]
Preview
Text
7. Daftar Isi.pdf

Download (93kB) | Preview
[img]
Preview
Text
8. BAB I.pdf

Download (228kB) | Preview
[img]
Preview
Text
9. BAB II.pdf

Download (397kB) | Preview
[img]
Preview
Text
10. BAB III.pdf

Download (267kB) | Preview
[img] Text
11. BAB IV.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (220kB)
[img] Text
12. BAB V.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (8kB)
[img]
Preview
Text
13. DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (183kB) | Preview

Abstract

KPK diberikan kewenangan untuk melakukan penuntutan kasus korupsi seperti kasus suap dan gratifikasi. KPK sudah optimal melakukan tugasnya sehingga kasus korupsi telah banyak terungkap dari tahun ke tahun. Dalam membuat dakwaan di beberapa perkara tindak pidana korupsi, jaksa penuntut umum KPK mendakwa pelaku tindak pidana baik dalam perkara sama ataupun berbeda dengan pasal yang sama. Tetapi dalam penerapan tuntutan pidana badan, denda, dan uang pengganti berbeda satu sama lain. Sehingga menyebabkan terjadinya disparitas dalam penuntutan terhadap tindak pidana korupsi. Idenfikasi masalah yang diteliti yaitu, faktor-faktor apa yang menyebabkan teijadinya disparitas penuntutan terhadap kasus suap dan gratifikasi di KPK, dalam hal bagaimana KPK menerapkan disparitas penuntutan terhadap kasus penyuapan dan gratifikasi, dan bagaimanakah cara mengatasi disparitas penuntutan perkara tindak pidana korupsi yang dilakukan KPK. Adapun tujuan penulis untuk melakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis faktor-faktor apa yang menyebabkan terjadinya disparitas penuntutan terhadap kasus suap dan gratifikasi, objektifitas KPK dalam penerapan pasal suap dan gratifikasi terhadap putusan yang mengandung disparitas, dan cara mengatasi disparitas penuntutan perkara tindak pidana penyuapan dan gratifikasi. Spesifikasi dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif analitis, dan yuridis-normatif. Deskriptif analitis yaitu Deskriptif analitis ialah menggambarkan masalah yang kemudian menganalisa permasalahan yang ada melalui data-data yang telah dikumpulkan kemudian diolah serta disusun dengan berlandaskan kepada teori-teori dan konsep-konsep yang digunakan. Sedangkan yuridis-normatif yaitu pendekatan yang berupaya untuk mengkaji ketentuan-ketentuan/ norma-norma yuridis dengan asas dan teori-teori hukum. Kesimpulan dari skripsi ini adalah disparitas penuntutan yang dilakukan penuntut KPK hampir sama dengan disparitas hakim dalam memutuskan suatu perkara pidana. Disparitas pemidanaan dapat dibenarkan terhadap penghukuman delik-delik yang agak berat, namun disparitas pemidanaan tersebut harus disertai dengan alasan-alasan pembenaran yang jelas. Dalam mengatasi disparitas harus membuat dakwaan mengacu kepada Undang- Undang dan Peraturan terkait serta harus mempunyai pedoman penuntutan pidana. Kata kunci: Disparitas - Gratifikasi - Penuntutan – Suap

Item Type: Thesis (Skripsi(S1))
Subjects: S1-Skripsi
Divisions: Fakultas Hukum > Ilmu Hukum 2017
Depositing User: Lilis Atikah
Date Deposited: 23 Aug 2017 02:30
Last Modified: 23 Aug 2017 02:30
URI: http://repository.unpas.ac.id/id/eprint/28770

Actions (login required)

View Item View Item