DIPLOMASI PIHAK SEKUTU SEBAGAI SUATU UPAYA DIPLOMATIK DALAM PROSES PENYELESAIAN KONFLIK PERANG DUNIA KEDUA

Muhammad Irman Rusiana Putra, 132030123 (2017) DIPLOMASI PIHAK SEKUTU SEBAGAI SUATU UPAYA DIPLOMATIK DALAM PROSES PENYELESAIAN KONFLIK PERANG DUNIA KEDUA. Skripsi(S1) thesis, PERPUSTAKAAN.

[img] Text
COVER.docx

Download (74kB)
[img] Text
Abstrak.docx

Download (19kB)
[img] Text
BAB I.docx

Download (54kB)
[img] Text
BAB II.docx

Download (42kB)
[img] Text
Lembar Pengesahan.docx

Download (74kB)
[img] Text
DAFTAR PUSTAKA.docx

Download (22kB)
[img]
Preview
Text
LEMBAR PENGESAHAN iman.pdf

Download (232kB) | Preview

Abstract

Perang Dunia Kedua membawa banyak perubahan dan perkembangan dalam tatanan dunia, mengingat hampir seluruh negara terlibat dan terkena dampak perang. Konflik-konflik lokal antara Jerman dengan Perancis dan Inggris dalam perebutan kekuasaan serta pengaruhnya di Eropa menjadi awal pembentukan aliansi melalui diplomasi. Dua kubu aliansi yang tercipta pada masa Perang Dunia Kedua adalah Blok Poros atau Axis, aliansi yang terjalin antara Jerman, Jepang dan Italia serta The United Nations atau Sekutu, aliansi yang terjalin antara Amerika Serikat, Perancis, Inggris, Uni Soviet dan Cina. Diplomasi Amerika Serikat dan Inggris memberikan pengaruh kuat selama Perang Dunia Kedua. F. D. Roosevelt, Presiden Amerika Serikat ke-32 memberikan bantuan kepada militer Inggris dan Prancis. Selain itu, Roosevelt mampu memulihkan kondisi AS ketika Great Depression dengan program-program lapangan kerja, jaminan sosial dan sebagainya. Sedangkan Inggris dibawah pimpinan Perdana Menteri Winston Churchill yang awalnya defensif berubah menjadi ofensif. Churchil dapat menjalin hubungan baik dengan Amerika Serikat dan Uni Soviet untuk memperkuat militer Inggris. Churchil juga menjadi salah satu tokoh utama dan turut berdiplomasi dengan baik dalam Konferensi Casablanca, Pertemuan Teheran, Konferensi Yalta, hingga Konferensi Potsdam. Usaha melalui Atlantic Charter oleh Churchill dan Roosevelt mengenai kebijakan-kebijakan perang untuk mencapai self-determination dari suatu negara menjadi cikal bakal berdirinya PBB. Perang Dunia II pada dasarnya merupakan konflik perebutan wilayah dengan melibatkan hampir seluruh negara di dunia. Dengan pembentukan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Perang Dunia II resmi berakhir. PBB menggunakan diplomasi konferensi dengan asas keterbukaan, sebagai sarana untuk dapat menemukan penyelesaian permasalahan dalam waktu cepat seperti Konferensi Tehran, Yalta dan Postdam. Jerman akhirnya menyerah tanpa syarat pada sekutu tanggal 7 Mei 1945, kemudian diikuti dengan menyerahnya Jepang pada sekutu pada tanggal 14 Agustus 1945 setelah pengeboman di Hiroshima dan Nagasaki oleh Amerika Serikat, dan Italia juga turut menyerah pada sekutu pada tahun yang sama. Diplomasi kemudian mengalami perkembangan fokus, yakni penggunaan diplomasi publik dengan pemanfaatan media massa oleh pemerintah dalam membangun opini publik mengenai kondisi politk dan sosial saat itu. Amerika Serikat sebagai pelopor penggunaan diplomasi publik yang dilakukan oleh pemerintah kepada rakyat dalam usaha pencitraan negara. Kata Kunci: Diplomasi, Perang Dunia Kedua

Item Type: Thesis (Skripsi(S1))
Subjects: S1-Skripsi
Divisions: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik > Hubungan Internasional 2017
Depositing User: mr yogi -
Date Deposited: 12 Jun 2017 06:36
Last Modified: 15 Jun 2017 01:00
URI: http://repository.unpas.ac.id/id/eprint/27915

Actions (login required)

View Item View Item