Devi Trisnawari, NPM. 118512110 (2013) KAJIAN KANDUNGAN KADMIUM (Cd) PADA TANAMAN KANGKUNG AIR DI KOTA BANDUNG DENGAN PERLAKUAN BLANSING MENGGUNAKAN METODE AAS. Thesis(S2) thesis, UNPAS.
Text
ABSTRAK.docx Download (15kB) |
|
Text
I PENDAHULUAN.docx Download (29kB) |
|
Text
II TINJAUAN PUSTAKA.docx Download (937kB) |
|
Text
DAFTAR PUSTAKA.docx Download (24kB) |
Abstract
Telah dilakukan kajian mengenai kandungan kadmium (cd) pada tanaman kangkung air di kota bandung dengan perlakuan blansing menggunakan metode AAS. Penelitian tahap pertama dilakukan untuk mendapatkan pertanian kangkung air terpilih sebagai tempat pengambilan sampel dengan metode purposive sampling serta data pengkukuran kandungan kadmium kangkung air masing-masing pertanian. Penelitian tahap kedua menggunakan Graphite Furnace Absorption Spectrophotometer (GFAAS) serta desain percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan pola faktorial 3 x 3 sebanyak 3 kali ulangan, dan dilakukan uji lanjut Duncan. Faktor pertama yang digunakan adalah kangkung air dari pertanian terpilih (K), sedangkan faktor kedua yang digunakan adalah variasi suhu blansing (S). Berdasarkan hasil penelitian tahap pertama diperoleh pertanian kangkung air terpilih yaitu Cibolerang, Cidurian dan Lembang. Hasil penelitian tahap kedua adalah kandungan kadmium kangkung air untuk kangkung air pertanian Cibolerang setelah diblansing pada suhu 700C, 800C, dan 900C berturut-turut menjadi 0,9275 ppm, 0,4031 ppm dan 0,1835 ppm, sedangkan untuk kangkung air pertanian Cidurian setelah diblansing pada suhu 700C, 800C, dan 900C berturut-turut menjadi 0,6125 ppm, 0,2704 ppm dan 0,0916 ppm, selanjutnya untuk kangkung air pertanian Lembang setelah diblansing pada suhu 700C, 800C, dan 900C berturut-turut menjadi 0,1292 ppm, 0,0469 ppm dan 0,0184 ppm. Kandungan kadmium air bekas blansing untuk kangkung air pertanian Cibolerang setelah diblansing pada suhu 700C, 800C, dan 900C berturut-turut adalah 0,3134 ppm, 0,8145 ppm dan 0,8868 ppm, sedangkan untuk kangkung air pertanian Cidurian setelah diblansing pada suhu 700C, 800C, dan 900C berturut-turut menjadi 0,3274 ppm, 0,6226 ppm dan 0,6719 ppm, selanjutnya untuk kangkung air pertanian Lembang setelah diblansing pada suhu 700C, 800C, dan 900C berturut-turut menjadi 0,2134 ppm, 0,2703 ppm dan 0,2828 ppm. Penurunan kandungan kadmium kangkung air pertanian Cibolerang setelah diblansing pada suhu 700C, 800C, dan 900C berturut-turut adalah 0,3753 ppm, 0,8996 ppm dan 1,1193 ppm, sedangkan untuk kangkung air pertanian Cidurian setelah diblansing pada suhu 700C, 800C, dan 900C berturut-turut menjadi 0,3509 ppm, 0,6930 ppm dan 0,8718 ppm, selanjutnya untuk kangkung air pertanian Lembang setelah diblansing pada suhu 700C, 800C, dan 900C berturut-turut menjadi 0,3060 ppm, 0,3882 ppm dan 0,4168 ppm.
Item Type: | Thesis (Thesis(S2)) |
---|---|
Subjects: | S2-Thesis |
Divisions: | Pascasarjana > S2-Teknologi Pangan 2013 |
Depositing User: | asep suryana |
Date Deposited: | 01 Apr 2016 06:54 |
Last Modified: | 01 Apr 2016 06:54 |
URI: | http://repository.unpas.ac.id/id/eprint/1841 |
Actions (login required)
View Item |