KAJIAN YURIDIS KRIMINOLOGIS TERHADAP PEMBUNUHAN WAYAN MIRNA SALIHIN DIHUBUNGKAN DENGAN PASAL 340 KUHP

HANNA GIRIANTI, NPM. 121000200 (2016) KAJIAN YURIDIS KRIMINOLOGIS TERHADAP PEMBUNUHAN WAYAN MIRNA SALIHIN DIHUBUNGKAN DENGAN PASAL 340 KUHP. Skripsi(S1) thesis, Fakultas Hukum Unpas.

[img]
Preview
Text
DAFTAR ISI HANNA.pdf

Download (57kB) | Preview
[img]
Preview
Text
KATA PENGANTAR.pdf

Download (82kB) | Preview
[img]
Preview
Text
BAB 1.pdf

Download (327kB) | Preview
[img]
Preview
Text
BAB II.pdf

Download (181kB) | Preview
[img]
Preview
Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (108kB) | Preview
[img]
Preview
Text
LEMBAR PENGESAHAN DEKAN.pdf

Download (46kB) | Preview

Abstract

Permasalahan pembunuhan berencana sudah semakin marak terjadi di Indonesia dengan menghilangkan nyawa atau merampas nyawa manusia lain seperti hal nya yang terjadi dalam kasus pembunuhan yang dilakukan oleh Jesica Kumala Wongso terhadap Wayan Mirna salihin yang dilakukan dengan cara memasuki racun sianida kedalam kopi yang diminum oieh Wayan Mima Salihin. Permasalahan yang dikaji oleh peneliti ini adalah faktor penyebab terjadinya ditinjau dari pertanggungjawaban pidana, Yuridis kriminologis upaya penanggulangan hukum yang dapat dilakukan oleh keluarga Wayan Mirna Salihin dalam mencapai kepastian hukum dari penegakan hukum pidana di Indonesia, dan upaya penanggulangan dari penegak hukum jika kasus pembunuhan berencana ini adalah pelaku yang di duga psikopat. Spesifikasi dalam penelitian ini yaitu bersifat deskriptif analitis, dengan pendekatan yuridis normatif Tahap penelitian berupa studi kepustakaan dan studi lapangan. Teknik pengumpulan data dengan cara studi kepustakaan yaitu dengan mengumpulkan data dan menganalisis bahan-bahan hukum dan metode analisis data menggunakan metode yuridis kualitatif Hasil analisis faktor penyebab melakukan pembunuhan berencana yang dilakukan oleh Jesica terhadap Wayan Mirna salihin dilihat dari aspek pertanggungjawaban pidana yaitu adanya rasa kekecewaan atau in dengki dari kehidupan Wayan Mima. Penegakan hukum pidana di Indonesia terhadap tersangka. harus dipastikan ditetapkan sebagai tersangka berdasarkan minimal 2 (dua) alat bukti, didampingi penasehat hukum selama menjalani proses penyidikan , tidak menerima tekanan apapun dan hak-hak lain sesuai KUHP, sedangkan korban diberikan rasa adil yaitu kecepatan respon atas kejadian yang menimpa, penyidik menunjukan rasa empati terhadap korban dengan cara pendampingan dan percepatan proses hukum, serta mendapatkan informasi perkembangan berkala secara berkala. Dari sejumlah penegak hukum yang telah dilakukan penelitian penanggulangan dari penegak hukum jika kasus pembunuhan berencana ini adalah pelaku yang di duga psikopat dapat disimpulkan bahwa psikopat atau pelaku menyimpang merupakan perilaku menyimpang yang dibentuk bukan dari keturunan melainkan dari lingkungan sekitar, perlakuan mengkucilkan, memberikan label negatif tertentu kepada seseorang, ataupun seseorang korban perilaku menyimpang merupakan pihak-pihak yang sangat rentan sebagai pelaku kejahatan yang disebut psikopat. Untuk menanggulangi hal tersebut, bagi penegak hukum tentunya harus optimal melakukan observasi lingkungan yang potensi terjadinya kejahatan maupun perilaku menyimpang sehingga dapat dilakukan tindakan-tindakan pencegahan terukur. Kata Kunci Pembunuhan, Pembunuhan Berencana, Pasal 340 KUHP

Item Type: Thesis (Skripsi(S1))
Subjects: S1-Skripsi
Divisions: Fakultas Hukum > Ilmu Hukum 2012
Depositing User: Ramadhan S -
Date Deposited: 26 Sep 2016 12:57
Last Modified: 26 Sep 2016 12:57
URI: http://repository.unpas.ac.id/id/eprint/12564

Actions (login required)

View Item View Item