DODIH SAHRUL CAHYANA, 123010090 and Tjutju Tarliah.D, DS and Yogi Yogaswara, DS (2016) Pendistribusian Beras Bersubsidi dengan Multiple Depot Vehicle Routting Problem With Time Windows Studi Kasus : Perum Bulog Sub Divisi Regional Bandung. Skripsi(S1) thesis, Fakultas Teknik Unpas.
|
Text
COVER.pdf Download (14kB) | Preview |
|
|
Text
BAB I.pdf Download (102kB) | Preview |
Abstract
ABSTRAK Tugas pokok Perum Bulog Sub Divre Bandung adalah mendistribusikan beras bersubsidi bagi masyarakat berpendapatan rendah, di mulai dari gudang sampai ke titik distribusi. Adapun titik distribusi yang menjadi tanggungjawab Perum Bulog Sub Divre Bandung adalah 894 Desa/Kelurahan, yang tersebar di 106 Kecamatan, yang termasuk ke dalam Wilayah I Bandung, (Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kota Cimahi dan Kabupaten Sumedang). Pokok utama permasalahan adalah pengiriman beras besubsidi dari 4 gudang ke 894 Desa/Kelurahan yang terbagi ke dalam 106 Kecamatan. Proses pengiriman dilakukan menggunakan sejumlah kendaraan dengan kapasitas yang sama. Setiap kendaraan berangkat dan kembali ke gudang yang sama setelah tur selesai dilakukan. Setiap pengiriman harus dilakukan dalam rentang waktu pelayanan yang ditentukan oleh setiap Desa/Kelurahan sebagai titik distribusi. Permasalahan tersebut dapat dipandang sebagai Multiple-Depot Vehicle Routing Problem with Time Window (MDVRPTW) MDVRPTW adalah permasalahan pencarian rute dimana depot yang digunakan sebagai pusat distribusi lebih dari satu. Depot tersebut perlu mengirimkan barang ke sejumlah pelanggan dengan menggunakan kendaraan yang terdapat pada sejumlah depot. Setiap pengiriman barang tersebut harus dilakukan dalam rentang waktu pelayanan yang ditentukan oleh setiap pelanggan. Kendaraan yang digunakan mempunyai batasan jumlah maksimal barang yang dapat dibawa, dan waktu maksimal kendaraan tersebut boleh digunakan. Tujuan dari MDVRPTW adalah membentuk rute pendistribusian dari masing-masing depot sehingga diperoleh jarak tempuh yang minimum dengan semua batasan terpenuhi. Adapun model penyelesaian masalah yang digunakan adalah dengan pendekatan “Cluster First, Route Second”. Pembentukan cluster menggunakan model transportasi, dengan membagi sejumlah titik distribusi (Desa/Kelurahan) ke dalam wilayah administratif (Kecamatan) untuk selanjutnya ditentukan rute ke setiap titik distribusi (Desa.Kelurahan) menggunakan algoritma Saving Clark And Wright Hasil perhitungan menunjukan bahwa Gudang Gedebage harus melayani 216 Desa di 29 Kecamatan dengan total jarak terdekat adalah 265.39 Km. Gudang Cimindi harus melayani 233 Desa di 29 Kecamatan dengan total jarak terdekat adalah 339.03 Km. Gudang Citeureup harus melayani 215 Desa di 27 Kecamatan dengan total jarak terdekat adalah 266.59 Km. Gudang Paseh harus melayani 230 Desa di 21 Kecamatan dengan total jarak terdekat adalah 257.74 Km. Rute yang terbentuk menghasilkan 127 rute pengangkutan beras bersubsidi untuk 233 Desa/Kelurahan yang dilayani oleh Gudang Cimindi sebagai gudang terpilih. Jumlah kendaraan yang dialokasikan untuk gudang Cimindi adalah 15 Unit Truk Colt Diesel dengan kapasitas 8.000 Kg Setara beras. Waktu pelayanan untuk seluruh depot adalah sama dengan mengikuti waktu kerja perusahaan dan waktu kerja pegawai di Desa/Kelurahan yaitu pukul 08:00 WIB sampai dengan16:00 WIB (480 menit)
Item Type: | Thesis (Skripsi(S1)) |
---|---|
Subjects: | S1-Skripsi |
Divisions: | Fakultas Teknik > Teknik Industri 2016 |
Depositing User: | Irwan Kustiawan |
Date Deposited: | 05 Sep 2016 13:40 |
Last Modified: | 05 Sep 2016 13:40 |
URI: | http://repository.unpas.ac.id/id/eprint/11350 |
Actions (login required)
View Item |